Selasa, 20 September 2016

Silence Love - Part 5

 



            Safira sudah datang di Universitas tempat Faza bekerja, gadis itu membaca isi pesan yang lelaki itu kirimkan

"Kamu langsung masuk ke Gedung C ya, di lantai empat saya ada di kelas pasca sarjana ilmu hukum langsung masuk saja" Ucap Faza dalam pesannya.

Safira langsung berjalan kaki ke lift menekan tombol menuju lantai empat berdiri di depan lift seseorang juga berdiri di belakang gadis itu, tidak mengatakan apapun, dia membiarkan Safira memainkan handphone keluar dari Lift di ikuti oleh seseorang yang berjalan ke kelas samping kelas yang Safira masuki.

Safira menunggu Faza selesai mengajar, kelas pasca sarjana telah usai mahasiswa meninggalkan kelas, namun Faza memberikan isyarat pada Safira untuk membaca pesannya, kemudian lelaki itu pergi lebih dulu.

Safira membuka handphonenya dan membaca isi pesan Faza.

"Kamu bisa menemui saya di ruangan saya, tadi saya lupa meminta kamu menunggu saya di ruangan"

Safira  keluar dari kelas dan ingin segera pulang, namun seseorang menahannya.

Ini untuk ke tiga kalinya Galih melihat kembali Safira, awalnya Galih tidak mengenal siapa Safira kalau bukan karena kakaknya Gibran sering cerita tentang Safira. Galih jadi tahu jika Safira adalah wanita yang dicintai kakaknya dari lama, bahkan juga alasan kakaknya belum tertarik dengan wanita lain, Galih akui jika wanita itu sangat cantik. Galih memang sengaja menunggu Safira untuk mengkonfirmasi satu hal

"Apa ada yang mau kamu bicarakan sama saya? Tanya Safira 

"Apakah kantor penerbit memberikan kelonggaran kepada karyawannya untuk memiliki dua pekerjaan" Ucap Galih kepada Safira

"Maksud kamu apa Galih? Safira masih tidak mengerti,

"Saya yakin kamu sudah membaca kontrak kerjanya ketika memilih bekerja di perusahaan penerbit" Ucap Galih

Safira mendengus kesal, kenapa mulut lelaki itu tanpa filter namun benar

"Saya datang ke kelas pak Faza hari ini karena ada kepentingan dengan beliau, bukan urusan kamu" balas Safira

"Bagus jika begitu, saya hanya memastikan jika ucapan kamu benar Safira" Bisik Galih di telinga Safira interaksi keduanya sangat dekat membuat wajah Safira bersemu merah, dia belum pernah berdiri dengan jarak yang sedekat ini dengan lelaki manapun, lalu Galih pergi meninggalkan Safira yang mematung karena tidak habis pikir dengan perkataan Galih barusan yang bisa tepat sasaran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar