Senin, 19 September 2016

Silence Love - Part 4

 


            Faza membujuk gadis itu agar mau menjadi asisten mengajarnya,juga alasan agar gadis itu bisa terus berada di dekatnya.

"Saya memang membutuhkan asisten untuk mengajar, jika kamu mau menjadi Asisten mengajar saya akan langsung memberikan kontrak kerjanya hari ini juga" Jelas Faza,

Faza berusaha bersikap profesional terhadap Safira walau dalam hatinya ingin sekali dia memeluk gadis itu.

Setelah Safira meminta ijin untuk membawa pulang kontrak kerjanya, gadis itu akan membaca baik-baik di rumah, meski dengan berat hati akhirnya Faza mengizinkan. Faza juga meminta Safira menghubunginya jika gadis itu sudah memikirkan keputusannya, Faza menatap kepergian Safira dari ruangannya, tatapan penuh kerinduan yang dia rasakan, namun berusaha dia tahan.

Galih masuk ke dalam ruangan samping ruangan Faza, Galih juga tak sengaja berpapasan sebentar dengan Safira di luar tanpa gadis itu sadari.

***

Safira membuka isi kontrak kerja yang di berikan Faza, peraturan selama menjadi asisten Faza untuk kelas sarjana, pihak kedua membuat bahan ajar, menanyakan kepada pihak pertama tentang materi apa yang akan dijadikan bahan ajar, menggantikan pihak pertama mengisi kelas jika pihak  pertama berhalangan hadir,

Safira menganggap semua syarat itu bisa dia terima, terlebih karena dia melihat bisa menyesuaikan jadwal pekerjaannya di perusahaan dan juga nominal jumlah gaji yang di berikan Faza kepadanya sebagai asisten mengajar sangat fantastis membuat gadis itu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.

Safira menghubungi Faza, sesaat telepon tersambung.

"Apa kamu sudah membaca isi kontraknya Safira" Tanya Faza, lelaki itu penasaran

"Saya sudah membaca semua isinya" balas Safira

"Lalu bagaimana keputusan kamu?" Tanya Faza lagi

"Saya akan mengunjungi universitas tempat pak Faza mengajar, untuk memberikan jawabannya" Ucap Safira sambil menutup teleponnya, sebenarnya gadis itu tidak sengaja menutup telepon melainkan karena tiba-tiba kunjungan direktur utama.

Faza hanya menatap kesal pada layar handphonenya, kenapa Safira selalu saja membuatnya penasaran.

***

Safira langsung masuk ke barisan karyawan yang sudah tampil cantik dan wangi berdiri menyambut kedatangan Dirut mereka, karena ini pertama kalinya Dirut mau memeriksa laporan keuangan perusahaan dengan datang langsung ke kantor.

"Saya Gibran P.H Dirut PT. Universe saya akan melakukan pemeriksaan laporan bulanan, laporan lain sekaligus juga kelengkapan identitas kalian sebagai pegawai" Jelas Gibran

Gibran berjalan periksa semua karyawan baik laki-laki maupun karyawan perempuan, penampilan karyawan perempuan hampir semua berlebihan menurut Gibran, kecuali satu orang yang sejak tadi menarik perhatian, Gibran menyukainya langkahnya berdiri di hadapan Safira, Gibran menatap penampilan gadis itu cantik namun menyadari satu hal bahwa Safira tidak menggunakan tanda pengenalnya.

Gibran menatap leher Safira tidak ada ID Card, Safira mengetahui kesalahannya. Gibran memanggil Safira ke ruangan.

"Saudari Safira karena anda tidak menggunakan tanda pengenal ke ruangan saya sekarang"Ujar Gibran masuk keruangan, di belakangnya diikuti Safira.

***

"Kenapa kamu tidak memakai id card Safira" Tanya Gibran sambil menatap gadis itu dari bawah sampai ke wajah Safira.

"Maafkan saya pak, tadi setelah makan siang saya lupa tidak mengeluarkan id card di tas saya" Jelas Safira, Safira awalnya kaget mengetahui bahwa Dirut mereka adalah Gibran.

"Kali ini saya terima alasannya, tolong kumpulkan laporan keuangan bulan ini bawa ke ruangan saya" Ucap lelaki itu

Safira keluar ruangan mengabaikan teman-temannya yang mengintip, gadis itu membawa berkas ke ruangan Gibran meletakkannya di meja kerja,

"Buka dokumennya Safira" ujar Gibran

Safira membuka dokumennya dan menjawab setiap pertanyaan lelaki itu dengan jelas dan lugas membuat Gibran semakin tidak fokus menyelesaikan verifikasi laporan.

"Safira pesankan saya makan siang" Perintah Gibran agar Safira menjauh dari wajahnya

"Bapak mau makan apa? Tanya Safira

"Saya mau makan seafood, tidak pedas dan kalau bisa makanan masih hangat" Jelas lelaki itu membuat Safira berjalan keluar dari ruangannya, untuk pesan makan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar