Kamis, 29 September 2016

Silence Love - Part 11

 


        Setelah banyak pertanyaan yang selesai Safira jawab gadis itu di minta menunggu di luar ruangan oleh seseorang yang memakai jas yang tak lain adalah Galih.

Safira dan peserta interview lain duduk di kursi tunggu, Safira kembali di panggil untuk masuk ruangan kali ini hanya ada Galih.

"Saudara Safira kamu tidak memenuhi kualifikasi untuk bekerja di cafe ini, silahkan mencari pekerjaan di tempat lain" Ujar Galih menatap Safira

"Apa alasan saya tidak masuk kualifikasi" Tanya Safira

"Pekerjaan ini membutuhkan keahlian khusus, seperti menguasai membuat menu desert atau menu utama yang akan kami hidangkan di cafe, dari CV milik kamu tidak ada penjelasan bahwa kamu menguasainya, membuat kami tidak bisa mempertimbangkan untuk kamu bisa bekerja disini" Jelas Galih meremehkan Safira

"Bagaimana jika saya  punya satu keahlian di bidang kuliner" Tanya Safira

"Kamu harus membuat sendiri di dapur kami untuk membuktikan keahlian itu" tantang Galih,  lelaki itu menyeringai karena tidak akan pernah membuat gadis itu mudah.

"Berapa waktu yang pak Galih berikan kepada saya" tanya Safira, gadis itu tidak suka belum apa-apa dia sudah di remehkan seperti ini, disini dia sudah harus memanggil Galih dengan sebutan pak karena untuk menghargai lelaki itu sebagai atasannya.

"Dalam waktu satu jam, kamu harus sudah selesai membuat masakan kamu, menunjukannya kepada Saya dan kepada staf dapur saya mereka juga akan mencicipi hasil hidangan yang kamu buat" Jelas Galih

"Baik, tapi saya pinjam dapurnya" Ucap Safira lagi

"Aidan, apa kamu sudah selesai interview peserta lain jika sudah tunjukan dapur pada peserta yang bernama Safira" panggil Galih pada seorang lelaki, gadis itu jadi tahu siapa nama lelaki yang memakai kemeja yang tadi melakukan interview kepada dirinya

"Ini dapurnya Safira, kamu peserta pertama yang diijinkan masuk dapur oleh bos dan pesan saya jangan sampai kamu mengacau di dapur" Aidan mengancam Safira namun gadis itu tidak peduli, setelah Aidan pergi, gadis itu memakai celemek dapur dan menyiapkan bahan-bahan yang akan dia buat.

Semua orang yang ada di dapur berbisik, siapa gadis cantik yang ada di dapur mereka, semua pegawai di cafe ini laki-laki, dalam rekruitmen kali ini sangat berbeda jauh dari sebelumnya, Galih bos mereka benar-benar ikut turun tangan dan memberikan banyak tes dan tekanan pada peserta.

Safira sudah menghidangkan satu menu desert di hadapan Galih dan staf dapur, gadis itu juga menjelaskan apa nama dari hidangan yang dia buat

Galih lelaki itu sedikit kaget melihat Safira yang gigih dan sejak awal memang Galih tidak berniat akan menerima Safira membuat  Safira kesulitan adalah rencananya, namun keputusannya ini berubah ketika melihat cara gadis itu menjelaskan hidangannya, bergerak dengan cepat dan sat set saat membuat hidangan membuat Galih memikirkan keputusannya, dia akan memutuskan setelah mencicipi rasa hidangan yang di buat Safira.

"Saya akui jika penampilan dari hidangan kamu bagus, tapi belum tentu rasanya, karena rasa adalah point penting" Ucap Galih meminta semua staf dapur untuk mencicipi

Mereka tergiur untuk segera mencicipi dan ekspresinya sangat kaget karena ternyata buatan Safira sangat enak membuat Galih pun ikut mencicipi, lelaki itu terlalu gengsi untuk  mengakui jika rasanya sangat enak.

"Bagaimana Aidan, pendapat kamu tentang hidangan Safira, kamu ketua dapurnya silahkan Aidan memberikan penilaian, dan penilaian kamu menentukan apakah Safira di terima atau tidak bekerja di cafe ini" Ucap Galih akhirnya

"Bentuknya cantik, rasanya juga enak, saya rasa menu ini bisa kita keluarkan sebagai menu baru di cafe ini, tadi apa nama dari hidangan ini Safira" tanya Aidan

"Sweet and salty wafel"Balas Safira

"Nama yang cantik sesuai dengan tampilan dan rasanya" Balas Aidan,

Galih memperhatikan Aidan tingkah laku lelaki itu membuat Galih tahu jika Safira bisa langsung diterima oleh staf dapurnya dan itu artinya gadis itu bisa bekerja di cafenya

Galih tidak bisa egois, gadis itu memang punya keahlian yang di butuhkan di cafe nya, akhirnya Galih memutuskan untuk memberikan kesempatan kepada Safira dan memberikan kontrak kerja selama satu tahun, kebahagiaan terpancar jelas di wajah Safira, senyuman itu baru kari ini Galih lihat, dan memberikan kesan lebih cantik berkali lipat di wajah Safira .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar