Jumat, 16 September 2016

Silence Love - Part 2

 

            

               Safira sudah sampai di tempat bertemu dengan seorang lelaki yang menjadi teman kencan buta Zivanna.

From Zivanna :

To Safira :

"Namanya Gibran, dia memakai kemeja biru elektrik, sudah di pesan meja 19 kamu menunggu di sana, oh ya Safira jika dia menawarkan menonton kau ikut saja ya maaf aku sudah menyanggupi keinginannya, kali ini berlaku baik padanya jangan buat kesan jelek tentang aku oke, aku sudah transfer uang bonus untuk ajakan nonton.

Safira mengetik......

 

Safira memiliki feeling jika Gibran yang di maksud Zivanna apakah Gibran teman Sekolahnya dulu, dia harus menanyakan ini pada Zivanna namun nomor gadis itu tidak aktif membuat Safira kesal.

Sebuah suara menghentikan gerakan tangan Safira pada handphone, gadis itu menatap seorang lelaki yang duduk di hadapannya saat ini.

Memakai kemeja lengan panjang yang di gulung rapi sebatas sikut, berwarna biru elektrik, Safira menatap kemeja yang di pakainya yang juga berwarna senada, Seseorang tadi juga menatap Safira gadis itu cantik dengan kemeja warna biru rambutnya yang lurus digerai, Safira yang sekarang dengan sorot mata tajam, wajah yang ceria dan juga fresh

"Kamu sudah datang? "Tanya sebuah suara yang mengalihkan pandangan terkesan dirinya atas penampilan Safira yang sekarang, lelaki itu langsung duduk di hadapan Safira tersenyum lembut kepada Safira

"Satu menit yang lalu" balas Safira acuh

"Saya rasa tidak perlu memperkenalkan diri lagi, karena kita sudah saling kenal" ujar Gibran sambil tersenyum melihat wajah ketus Safira

"Tentu saja, saya tidak perlu repot menjadi orang lain lagi"lirih Safira yang masih bisa di dengar Gibran

"Sebenarnya apa alasan Zivanna tidak mau menemui saya, apa karena saya jelek tidak sesuai dengan kriteria dia" Tanya Gibran lelaki itu ingin sekali mengali informasi dari Safira alasan Zivanna meminta gadis itu menggantikan.

"Zivanna sedang sibuk, karena itu menyuruh saya"Jawab Safira

"Apa kamu sering menggantikan kencan seperti ini Safira" Tanya Gibran

"Saya melakukanya karena sesuatu yang menggiurkan"Balas Safira sarkas, memang gadis itu sengaja membuat Gibran kesal agar lelaki itu cepat pergi dan membatalkan acara nonton.

"Zivanna, sudah menyetujui ajakan saya nonton film baru gendernya action" Cerita Gibran lagi, ucapan lelaki itu menyadarkan Safira bahwa dia harus menyetujui ajakan Gibran dengan sangat terpaksa.

"Baiklah, apa salahnya aku menerima ajakan nonton gratis ini" Balas Safira sambil tersenyum, lalu berjalan di depan Gibran, ada rasa bahagia yang mengalir ke dalam hati Gibran untuk pertama kalinya Safira merespon  dengan sangat baik

***

Safira menunggu Gibran membeli tiket, gadis itu duduk di sofa ruang tunggu bioskop, seseorang menyentuh bahunya, lalu duduk di hadapan Safira.

"Safira ya"Tanya seorang wanita sepuh karena sudah berambut uban, Safira mengenali siapa wanita sepuh itu, dia Bu Ratna dosen mata kuliahnya dulu.

"Bu Ratna, sama siapa ibu kesini nya ? Tanya Safira

"Sama putra saya, ternyata kamu yang sekarang tambah cantik" puji Ratna melihat mantan mahasiswanya itu.

"Safira kamu sudah kerja,?" Tanya Ratna

"Saya...." Karena jawaban Safira yang lama membuat Ratna berinisiatif menawarkan pekerjaan kepada gadis itu

"Kalau kamu belum memiliki pekerjaan kamu bisa datang ke Universitas kebetulan ada salah satu mahasiswa saya yang sudah jadi dosen lagi butuh asisten mengajar" Jelas wanita sepuh itu.

"Baik Bu" Balas Safira

"Tidak perlu formal begitu bersikap santai saja kalau sama saya, beda cerita jika dengan mahasiswa saya nanti, saya permisi dulu ya Safira" Ucap wanita sepuh itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar