Safira sudah sampai di tempat bertemu dengan seorang lelaki yang menjadi teman kencan buta Zivanna.
From Zivanna :
To Safira :
"Namanya Gibran, dia memakai kemeja biru elektrik, sudah di pesan meja 19 kamu menunggu di sana, oh ya Safira jika dia menawarkan menonton kau ikut saja ya maaf aku sudah menyanggupi keinginannya, kali ini berlaku baik padanya jangan buat kesan jelek tentang aku oke, aku sudah transfer uang bonus untuk ajakan nonton.
Safira mengetik......
Safira memiliki feeling jika Gibran yang di maksud Zivanna apakah Gibran teman
Sekolahnya dulu, dia harus menanyakan ini pada Zivanna namun nomor gadis itu
tidak aktif membuat Safira kesal.
Sebuah suara
menghentikan gerakan tangan Safira pada handphone, gadis itu menatap seorang
lelaki yang duduk di hadapannya saat ini.
Memakai
kemeja lengan panjang yang di gulung rapi sebatas sikut, berwarna biru
elektrik, Safira menatap kemeja yang di pakainya yang juga berwarna senada,
Seseorang tadi juga menatap Safira gadis itu cantik dengan kemeja warna biru
rambutnya yang lurus digerai, Safira yang sekarang dengan sorot mata tajam,
wajah yang ceria dan juga fresh
"Kamu
sudah datang? "Tanya sebuah suara yang mengalihkan pandangan terkesan
dirinya atas penampilan Safira yang sekarang, lelaki itu langsung duduk di
hadapan Safira tersenyum lembut kepada Safira
"Satu
menit yang lalu" balas Safira acuh
"Saya
rasa tidak perlu memperkenalkan diri lagi, karena kita sudah saling kenal"
ujar Gibran sambil tersenyum melihat wajah ketus Safira
"Tentu
saja, saya tidak perlu repot menjadi orang lain lagi"lirih Safira yang
masih bisa di dengar Gibran
"Sebenarnya
apa alasan Zivanna tidak mau menemui saya, apa karena saya jelek tidak sesuai
dengan kriteria dia" Tanya Gibran lelaki itu ingin sekali mengali
informasi dari Safira alasan Zivanna meminta gadis itu menggantikan.
"Zivanna
sedang sibuk, karena itu menyuruh saya"Jawab Safira
"Apa
kamu sering menggantikan kencan seperti ini Safira" Tanya Gibran
"Saya
melakukanya karena sesuatu yang menggiurkan"Balas Safira sarkas, memang
gadis itu sengaja membuat Gibran kesal agar lelaki itu cepat pergi dan
membatalkan acara nonton.
"Zivanna,
sudah menyetujui ajakan saya nonton film baru gendernya action" Cerita
Gibran lagi, ucapan lelaki itu menyadarkan Safira bahwa dia harus menyetujui
ajakan Gibran dengan sangat terpaksa.
"Baiklah,
apa salahnya aku menerima ajakan nonton gratis ini" Balas Safira sambil
tersenyum, lalu berjalan di depan Gibran, ada rasa bahagia yang mengalir ke
dalam hati Gibran untuk pertama kalinya Safira merespon dengan sangat baik
***
Safira
menunggu Gibran membeli tiket, gadis itu duduk di sofa ruang tunggu bioskop,
seseorang menyentuh bahunya, lalu duduk di hadapan Safira.
"Safira
ya"Tanya seorang wanita sepuh karena sudah berambut uban, Safira mengenali
siapa wanita sepuh itu, dia Bu Ratna dosen mata kuliahnya dulu.
"Bu
Ratna, sama siapa ibu kesini nya ? Tanya Safira
"Sama
putra saya, ternyata kamu yang sekarang tambah cantik" puji Ratna melihat
mantan mahasiswanya itu.
"Safira
kamu sudah kerja,?" Tanya Ratna
"Saya...."
Karena jawaban Safira yang lama membuat Ratna berinisiatif menawarkan pekerjaan
kepada gadis itu
"Kalau
kamu belum memiliki pekerjaan kamu bisa datang ke Universitas kebetulan ada
salah satu mahasiswa saya yang sudah jadi dosen lagi butuh asisten
mengajar" Jelas wanita sepuh itu.
"Baik
Bu" Balas Safira
"Tidak
perlu formal begitu bersikap santai saja kalau sama saya, beda cerita jika
dengan mahasiswa saya nanti, saya permisi dulu ya Safira" Ucap wanita
sepuh itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar