Winda datang membuat onar di kantin staf rumah sakit, gadis itu menampar Kinan, dan juga menyudutkannya ke tembok, mencekik gadis itu
Kinan yang
tidak tahu apa-apa tidak bisa melawan
"Apa
salah saya" Tanya Kinan sambil dengan suara yang terputus cekikan Winda
sangat kencang membuat nafasnya tercekat
"Kamu
berani-beraninya mengirimkan bukti kejahatan itu" Ucap Winda, Kinan yang
tidak tahu apa-apa hanya melongo.
Kinan
berusaha menarik tangan Winda memelintirnya, dan membanting gadis itu kuat ke
lantai, membuat Winda mau tidak mau melepaskan tangannya dari leher Kinan.
Tidak ada
yang melerai, mereka yang ada di kantin hanya menonton.
"Bukti
apa yang kamu maksud?" Tanya Kinan yang tidak mengerti maksud dari ucapan
Winda, wanita yang pernah dia temui ketika di cafe bersama Fahmi,
wanita itu sangat lengket merangkul pinggang Fahmi dengan posesif Kinan ingat,
jika wanita itu mencintai Fahmi terlihat jelas dari pancaran matanya.
Lalu laporan
kejahatan siapa yang di maksud Winda, Kinan sangat yakin jika wanita ini tidak akan
se marah itu jika tidak menyangkut dengan orang yang dicintainya.
"Siang
ini aku dapat laporan dari atasan, bahwa seseorang tengah melaporkan kasus
kejahatan yang di lakukan orangtua ku tiga tahun lalu, ucap Winda dalam hatinya kau tahu Kinan bahwa
pengirimnya adalah kau" Ucap Winda keras dengan emosi yang kacau
"Kau
yakin, jika aku yang melakukannya, bisa saja itu orang lain" Ucap Kinan
tersenyum remeh
Sedangkan
Winda sudah mengangkat tangannya untuk menampar Kinan seseorang melerai pertengkaran mereka.
Gio menghampiri
Kinan, raut cemas dan khawatir terpatri jelas di wajah lelaki itu,
"Kamu
baik-baik saja" Tanya Gio sambil memeriksa apakah Kinan terluka.
Kinan
menatap Gio, wajah khawatir terpatri jelas Kinan menatap wajah lelaki itu,
kemudian tersenyum,
"Aku
baik-baik saja kak, cuma lecet dikit" Balas gadis itu tersenyum
"Syukurlah.."
Balas Gio lalu memberikan air minum pada Kinan
"Udah
makan siang belum?" Itulah yang di tanyakan Gio
"Belum
sempat, soalnya tadi ada macan ngamuk" Ucap Kinan asal membuat keduanya tersenyum
mereka makan siang bersama, kondisi kantin kembali seperti semula.
"Apa
sudah kenyang?" Tanya Gio
"Sudah,
ayo kita kembali ke IGD"Ajak Kinan
Gio
mengobati Kinan, walau awalnya lelaki itu mendapatkan penolakan dari Kinan,
namun akhirnya Kinan memilih membiarkan saja Gio mengobati lengan dan lehernya.
"Ki,
apa yang membuat Winda begitu marah sama kamu, apa pemicunya menyangkut dengan keluarga" tanya Gio, pertanyaan lelaki itu berusaha mengalihkan
pikirannya dari leher putih nan jenjang milik Kinan.
Kinan
menatap Gio penuh selidik, dari mana Gio tahu bahwa Winda datang marah-marah, apa lelaki itu sudah mendengar pembicaraan Winda sebelumnya.
"Ya..
" Balas Kinan dengan nada lemahnya
"Selama
saya mencari tahu siapa dalangnya ternyata ini perbuatan Lita"
Keluh Gio
"Lita mantan tunangan kakak" Tebak gadis itu, Gio menatap Kinan tajam, sempat-sempatnya Kinan berkata begitu pada Gio
"Lita
tidak terima saya membatalkan pertunangan, bahkan saya sudah membuat
keluarga Lita jatuh" Ujar Gio lelaki itu berbicara banyak pada Kinan, merasa
nyaman bercerita banyak hal dengan gadis itu.
"Saya
harap semua masalahnya cepat selesai, tidak enak juga ya terseret pada masalah
orang lain seperti ini" ucap Kinan sambil menunduk, dia tidak suka
terseret pada masalah orang lain.
***
Siang itu
setelah pulang kerja, Kinan berganti baju dan pergi menemui Nagaswara ayah
Gio lelaki paruh baya itu sudah datang sejak lima menit yang lalu, tidak
sopan sebenarnya Kinan sudah membuat lelaki itu menunggu
"Siang
om, maaf membuat om menunggu" Ucap Kinan lalu duduk di hadapan lelaki
paruh baya itu,
"Tidak
apa-apa Kinan, ayo duduk saya yang datang kecepatan ya ternyata, kamu pesan
dulu mau makan apa" Balas lelaki itu sambil tersenyum
"Saya
pesan minum saja, kebetulan sudah makan" balas Kinan
"Baiklah,
Kinan saya tidak suka berbelit jadi langsung saja pada maksud saya mengajak
kamu bertemu disini, apa kamu mencintai putra saya Gio? tanya Nagaswara
Kinan
menatap Nagaswara dengan lembut " Maaf om, saya tidak mencintainya"
Balas Gadis itu
"Kalau
begitu jika rencana pernikahan ini di lanjutkan, tanpa cinta saya juga tidak
mau memaksa jika kalian tidak saling mencintai lantas kenapa pas saya datang ke
Apartemen posisi kalian seperti yang saya lihat" Tanya Nagaswara lagi
"Saat
itu, ka Gio jatuh, saya berusaha untuk membantunya, malah saya juga ikutan
jatuh di atas tubuhnya, saat itulah om dan ka Fahmi datang" Jelas Kinan
tanpa ada kebohongan sedikitpun di matanya saat mengatakan itu.
Nagaswara
menarik nafasnya, dia sudah tahu jika gadis cantik di depannya ini belum memiliki perasaan apapun pada putranya , sebagai orang tua Nagaswara tidak bisa memaksakan kehendak.
"Apa
alasan kamu tidak mau saya nikahkan dengan Gio, apa kamu mencintai orang lain?" Tanya
Nagaswara lagi
"Alasan
saya tidak mau menikah, karena saya berasal dari keluarga broken home, dan saya
takut menikah, saya tidak tahu saat ini siapa yang saya cintai pak" Balas Kinan,
"Gio sudah mengajukan penolakan pernikahan pada saya, begitupun dengan kakak kamu Fahmi, dan saya sudah tahu bagaimana jawaban kamu " desah Nagaswara, lelaki paruh
baya itu menatap nanar jalanan kendaraan lalu lalang, dia tahu ini tidak akan
mudah bagi Gio, kecacatan yang di miliki Gio bahkan bukan apa-apa di
bandingkan dengan penolakan ini, putranya itu, sudah lebih dulu
menderita sebelum penolakan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar