Fahmi menuju lantai atas, menikmati udara segar dari balkon, lelaki itu membuka pintu kamarnya berjalan menuju balkon.
Fahmi sebagai seorang lelaki jelas
tahu, gadis itu memiliki ketertarikan pada siapa, namun
dia tetap tidak pantang menyerah dia hanya ingin mendekat dan mengenal lebih
jauh bagaimana gadis itu.
***
Kinan
menyiapkan perlengkapan barbeque nya di taman belakang, menaburkan arang pada
wadah dan siap menyalakan api, menyusun daging di atas pemanggang, gadis itu
sejenak melupakan amarahnya, dia hanya ingin menikmati waktu liburnya, hari
ini.
Ki Calling
Fahmi menatap layar handphonenya tertera siapa yang menelpon.
Hallo... Ki...
Baik nanti saya turun..
Fahmi
tersenyum melihat betapa sibuknya Kinan, lelaki itu tak lupa mengambil foto
gadis itu dari belakang kemudian membantu Kinan mengambil alih tugas barbeque.
Kinan
menyiapkan piring dan sambal juga lalapan di meja kecil yang dia bawa dari
dalam, mereka duduk lesehan di karpet yang sudah di gelar di atas rumput,
"Wah
dokter jago juga ya manggang dagingnya, sampai matang ke dalam" Puji Kinan
antusias
"Ia
donk, saya juga masih jago dalam hal yang lain" Balas Fahmi sambil
tersenyum
Mereka makan
sampai habis, Fahmi megang gelas yang berisi lemon sambil di goyang.
"Ki ini
kan bukan di tempat kerja, bagaimana jika kamu tidak perlu memanggil saya
dengan panggilan 'dokter' " Pinta lelaki itu sambil menatap mata Kinan
intens
"Tapi
kan itu tidak sopan" Balas gadis itu
"Hanya
berlaku di tempat kerja, jika di luar tempat kerja cukup panggil saya kakak " Balas lelaki itu
Kinan
menatap Fahmi dalam kemudian gadis itu menyetujuinya, dia tidak
mempermasalahkan hal itu.
****
Kinan sudah mengantarkan pasien ke ruang perawatan khusus, dia mendengar banyak perawat wanita bergosip tentang dokter Fahmi, semalam mendadak aktif di Instagram dan membuat story sedang barbeque dengan seorang wanita yang mereka diduga sebagai pacarnya.
Kinan tahu
jika kemarin Fahmi bersamanya hanya saja dia tidak mau terlalu percaya diri
bahwa wanita itu adalah dirinya mungkin saja Fahmi mengunggah itu waktu dulu
bersama pacarnya.
Kinan
melakukan RJP pada pasien sesuai dengan intruksi dokter Fahmi, lelaki itu
meminta Kinan turun dari atas bad di gantikan oleh dirinya, kemudian Kinan
menyuntikan beberapa obat sesuai intruksi dokter Fahmi,
dokter Fahmi
turun dari atas bad, lelaki itu mengumumkan waktu kematian pasien dan berbicara
pada keluarganya, sedangkan Kinan melengkapi dokumen pada seratus pasien yang
meninggal.
Waktu
menunjukan pukul 21:15 Wib, Kinan selesai dengan shift siang, gadis itu menuju
parkiran menyalakan motor Scoopy biru, memakai helm kemudian keluar dari rumah
sakit tempatnya bekerja.
Melihat
penjual kaki lima, Kinan memutuskan berhenti sebentar untuk membeli makan
malam, hari ini pasien full bad, dia sudah kehabisan tenaga untuk masak.
Setelah di
bungkus, Kinan masuk ke rumah yang masih sepi dan lampunya masih gelap,
menyalakan lampu ruang tamu dan ruang makan gadis itu mengambil piring di
dapur, namun tempat piring sangat tinggi, Kinan mencari tangga yang biasa di
letakan di pinggir kitchen set, tidak ketemu, tangannya berusaha meraih piring,
sampai pada seseorang berdiri di belakang Kinan membantu mengambilnya.
Kinan diam,
kemudian berbalik badan, wajah mereka sangat dekat dan lelaki itu menjauh lebih
dulu.
"Saya
ambil piringnya, kamu siapin minum" Ujar Fahmi berusaha menutupi sikap
canggungnya
"Kok
kita sama kak, pesan pecel ayam" Ucap Kinan
"Ia
donk, kita kan sehati" Balas Fahmi tersenyum sambil menggoda Kinan
"Hari
ini IGD full bad ya kak, jangan-jangan tadi siang kakak gak mandi langsung
berangkat kerja" Ucap Kinan balas menggoda Fahmi
"Saya
memang tidak mandi sih, langsung ke rumah
sakit" Balas Lelaki itu
"Ya
ampun kok Kakak jorok sih" Balas Kinan tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar