Gio berpikir ribuan kali untuk mengatakan idenya kepada Kinan agar gadis itu membuka restauran saja karena masakanannya sangat enak, namun dia urungkan takutnya menyinggung Kinan.
"Apakah
tidak enak? Tanya Kinan melihat ekspresi wajah Gio yang makan sambil diam
"Masakan
kamu sangat enak, saya suka" Balas lelaki itu.
"Saya
sudah selesai makan, makasih Ki kalau begitu saya pulang dulu" Ucap Gio
"Saya
juga mau ngucapin makasih sama ka Gio karena udah nolongin saya, tapi bagaimana
dengan kaki kakak apa baik-baik saja?' Tanya Kinan
"Saya
baik-baik saja" Balas Gio berdiri dari duduknya dan dia tersandung
kakinya sendiri, Kinan yang lihat itu berniat menolong namun yang terjadi malah
dia jatuh di atas tubuh Gio,
Brakkkk
Pintu
Apartemen di buka, Nagaswara dan Fahmi melihat posisi Gio dan Kinan, mereka
yang baru sadar langsung menjauhkan diri.
"Jadi
ini alasan kamu memutuskan pertunangan dengan Lita, kalau memang gadis ini
adalah pacar kamu saya akan menikahkan kalian, perbuatan kalian ini sudah
kelewatan" ucap lelaki paruh baya itu
"Papa
salah paham" Ujar Gio
"Om apa
yang sudah om lihat itu tidak seperti yang om pikirkan" jelas Kinan
"Pokoknya
kalian harus menikah" Ucap Nagaswara tidak bisa di bantah
Fahmi masih
diam di ambang pintu, sedangkan Nagaswara papah Gio sudah pergi.
"Gio seharusnya
kamu pulang, tidak baik berada di Apartemen seorang gadis seperti ini " Ucap Fahmi sinis
lalu pegi
Kinan duduk
di sofa, dia bingung harus memulai percakapan seperti apa dengan Gio atas
apa yang baru saja terjadi.
Gio menatap Kinan, kenapa wanita ini diam saja, Gio sempat melihat raut kecewa di wajah Fahmi pada Kinan apakah Fahmi menyukai Kinan, tapikan mereka kakak-adik, atau ada hal yang lain, aku harus mencari tahu, pikir Gio.
"Apa
harus menikah, hanya karena kejadian barusan" Tanya Kinan pada Gio
tentu tidak
perlu, namun justru dengan jatuhnya tubuh kamu di atas tubuh saya membuat
sesuatu saya trun on, ucap Gio dalam hatinya.
"Tergantung,
keduanya, jika sama-sama menginginkan pernikahan tentu saja bisa menikah"
Balas Gio bijak.
"Tapi
saya tidak mau menikah" balas Kinan
"Kamu
tenang saja, saya akan membujuk Papah saya untuk membatalkan rencana pernikahan
ini," ucap Gio berusaha menenangkan Kinan, dari pancaran mata gadis itu
Gio menangkap bahwa Kinan sangat tidak mau menikah.
"Bagaimana
jika tidak berhasil" Tanya Kinan
"Kalau
saya tidak berhasil kita mencari cara lain, apa yang membuat kamu tidak ingin
menikah, apa karena dengan saya, bukan dengan Fahmi? Tanya Gio berusaha memancing Kinan.
Kinan
menatap Gio, alasan kenapa Kinan
tidak mau menikah karena membuatnya mengingat pernikahan mamah dan papahnya.
"Alasan
saya tidak mau menikah bukan karena apa yang baru saja kakak sebutkan,
melainkan ada hal yang lain" Balas Kinan
"Apa
karena kamu pernah di selingkuhi" Tanya Gio, lelaki itu sepertinya
banyak tahu tentang Kinan, mungkin kah Gio sudah menyelidiki latar belakang
dirinya.
Kinan tidak
menjawab apa yang di tanyakan Gio.
"Kamu
harus tahu Ki, bahwa tidak semua lelaki bersikap seperti itu" jelas Gio
"Saya
masih belum ingin menikah, menikah adalah nomor sekian dari daftar keinginan
saya" Balas Kinan pada akhirnya.
"Lalu
apa yang menjadi nomor pertama dari daftar keinginan kamu" Tanya Gio lagi
"Saya tidak perlu memberitahunya, itu rahasia.. " Balas Kinan tersenyum simpul
"Apa yang kamu pikirkan, kamu sejak tadi menatap saya penuh selidik begitu" Ujar Gio sambil tertawa, wajah lelaki itu tampan
"Saya
merasa ka Gio sudah mengetahui tentang saya lebih jauh, sedangkan saya sendiri tidak
tahu apa-apa tentang kakak" Ujar Kinan setengah protes, lelaki itu tertawa
sumbang, mengusap air matanya, dia bisa tertawa selepas ini jika bersama Kinan.
"Kamu
akan tahu banyak hal tentang saya jika kita menikah" Balas Gio sambil kembali menggoda Kinan, sedangkan Kinan hanya tersenyum saja.
Gio pamit
pada Kinan, dia sebaiknya pergi dari Apartemen gadis itu, semakin lama dia
bersama Kinan maka hatinya semakin tidak mau pergi.
Gio keluar dari Apartemen Kinan, menuju Apartemennya Gio mengeluarkan sesuatu di dalam kantong celananya, benda persegi panjang yang tergeletak di bawah meja tivi, sebenarnya kakinya tersandung tadi karena akan mengambil benda itu, setelah di lihat-lihat Gio tahu bahwa itu sebuah flashdisk.
Gio ingat
penyebab kecelakaan tiga tahun lalu, karena dia memiliki isi dari flashdisk
ini, ternyata dia menyimpannya di Apartemen yang sekarang di tempati Kinan.
Gio menatap kakinya, Kinan tidak mencintainya, apalagi mau menerima kekurangan
fisiknya, Gio sadar itu, lelaki itu memijat keningnya, kenapa dia bisa
menyukai gadis itu, Gio juga tahu bahwa Fahmi memiliki perasaan lebih
dari sekedar adik kepada Kinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar