Senin, 24 Maret 2014

Meet Again - Part 22

 


          Saat makan di resto kemarin, Fahmi memang menawarkan kepada Kinan untuk berangkat bersama menuju lokasi pelatihan, gadis itu tidak menolak karena Satu arah, namun hal itu membuat seorang lelaki yang sudah sampai lebih dulu di loby hotel menatap Kinan dan Fahmi kesal

Fami mengabaikan saja, sedangkan Kinan hanya meminta maaf karena mereka datang telat membuat Gio menunggu.

"Jadi cewek kok murahan banget check in di pagi buta begini" ucap seseorang kepada Kinan, kebetulan sekali Kinan yang melakukan check in.

"Jaga ucapan kamu Lita" Ucap Kinan

"Kali ini dengan perawat, tidak menyangka dengan satu tempat kerja pula" Ucap Lita sambil menatap Gio yang berjalan mendekat ke arah mereka

Gio  yang mengamati Lita dan Kinan yang terlibat adu mulut menghampiri, pendengarannya yang tajam membuat dia ingin sekali menyumpal mulut gadis itu.

"Kami check in di hotel ini karena ada pelatihan disini, kalau kamu lupa coba baca sendiri saja group rumah sakit" Balas Gio berusaha mempertahankan ketenangannya

"Berkedok pelatihan padahal kamu ingin menggoda lelaki tunangan orang lain" Ucap gadis itu.

"Siapa tunangan kamu" Balas Gio yang mendekati kedua gadis sedang cekcok itu

"Jelas kamu Gio! tunangan saya" balas Lita.

"Itu dilakukan saat masa kecil, dan  saya tidak pernah menyetujuinya" balas Gio 

"Orang tua kita sudah menyetujuinya Gio! dan sebentar lagi akan di lakukan pesta" Jelas Lita

"Kamu pikir saya tidak tahu apa yang sudah kamu lakukan,  check out sepagi ini dari hotel" Ucap Gio membuat dua orang itu menatap inten Lita dan yang di tatap  malah ketar ketir.

"Kamu bisa pergi dari sini Lita, saya rasa kamu tidak perlu menjelaskan kepada kami apa yang sudah kamu lakukan sepagi ini di hotel " Balas Kinan

Lita pergi dengan perasaan dongkol dan kecewa, karena Gio tunangannya tidak menganggapnya dan juga perbuatannya ternyata di ketahui lelaki itu.

"Kenapa Lita bisa berkata seperti itu sih sama aku bikin kesal. rasanya mau aku Jambak itu mulutnya " Ucap Kinan kesal

"Menjambak itu rambut, mulut itu untuk di cium" Balas Gio sambil menggoda Kinan yang di saksikan oleh Fahmi sambil melotot.

"pagi-pagi jangan meracuni Kinan dengan ucapan kamu yang tanpa filter" Ucap Fahmi akhirnya

Mereka mengambil kartu akses kamar, sedangkan Kinan tinggal di kamar 204 dan ke dua lelaki itu di kamar 205


****

Kinan sudah mengutak-atik laptopnya namun masih saja tidak mau menyala, haruskah dia pergi ke tukang servis di tengah malam begini,

Gadis itu mengambil jaket  menekan lift ke lantai bawah, Gio yang melihat Kinan turun lelaki itu ikut turun, mereka masuk di lift yang sama.

"Mau kelantai berapa? Tanya Gio

"Aku mau benerin laptop yang mati mendadak, kakak mau kemana? ucap Kinan

"Aku mau beli kopi," balas Gio

Mereka duduk di cafe yang masih buka di jam 22:30 Wib

setelah memesan minuman, Kinan kembali duduk di hadapan Gio menatap lelaki itu lekat.

Gio sedang memperbaiki laptop Kinan.

Kinan baru menyadari jika Gio memakai kaca mata dan juga memotong rambutnya, terlihat rapi dan juga tampan, lebih tampan dari dokter Fahmi dan kak Gibran, apa yang baru saja dia pikirkan.

"Liat apa sih Ki? Tanya Gio memperhatikan Kinan yang sedari tadi menatapnya.

"Sejak kapan kakak pakai kaca mata? tanya Kinan yang penasaran.

"Seharusnya saya pakai kaca mata, cuma pas kerja saya pakai softlens," Balas lelaki itu

"Padahal lebih tampan pake kaca mata" Ucap Kinan lirih sambil menyeruput jusnya, dia sadar apa yang baru saja dia ucapkan

"Kalau menurut kamu saya tampan kalau lagi pakai kaca mata, maka saya akan memakainya terus, biar kamu menatap saya terus, tidak ada waktu buat menatap orang lain" Balas Gio tidak perduli  dengan ucapannya barusan.

"Kinan kamu ini jangan terlalu percaya diri, mungkin saja Gio mengatakan itu pada semua wanita" Ucap Kinan dalam hatinya.

"Saya sudah selesai, coba kamu cek apa datanya ada yang hilang" Tanya Gio menyerahkan laptop kepada Kinan, gadis itu tersenyum bahagia senyuman yang begitu lebar, Gio saja terpesona dengan senyuman Kinan,

Baru kali ini Gio melihat Kinan tersenyum full seperti itu, apa sebahagia itu mendapatkan laptop menyala kembali, apa sebegitu penting data di dalamnya.

"Syukurlah udah bisa nyala lagi, kalau gak aku bingung harus mulai dari awal lagi membuat proposal " lirih Kinan

"Memangnya kamu membuat proposal apa? tanya Gio

"Itu kak, aku mau ikutan beasiswa S2 siapa tahu lolos walaupun kuotanya cuma dikit sih" Ucap Kinan

"Ngambil S2 apa?

"Sebentar kak, aku mau upload berkas dulu" Ucap Kinan gadis itu semangat sekali di depan laptopnya, Gio menatap sambil tersenyum melihat sikap antusias gadis itu, dia juga tak lupa mengambil foto jelas Kinan tidak akan menyadarinya.

"Yah....." Keluh gadis itu

"Ada apa, laptopnya mati lagi? Tanya Gio wajah cerita Kinan sudah menghilang berganti dengan wajah murungnya

"Aku telat dua menit upload berkas proposal dan aku gak bisa dapat beasiswa tahun ini " Lirih Kinan menatap Gio sendu.

"Ya udah nyoba lagi, di kampus lain siapa tahu ada" hibur Gio.

Tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 23:00 wib, pelayan cafe tempat mereka duduk memberitahukan jika mereka akan tutup, Kinan dan Gio keluar dari cafe itu kemudian naik kembali menuju lift menekan tombol lantai dimana kamar mereka berada.

***

Pelatihan di lakukan selama tiga hari,

Hari pertama mereka melakukan pre-test test terlebih dulu sebelum memulai materi, di hari pertama hanya penyampaian materi oleh beberapa dokter

Hari kedua di lakukan praktikum,

Kinan merasa canggung karena harus melakukan demontrasi, dia awalnya ingin bertanya namun ternyata  dokter Fahmi yang kebetulan melakukan demonstrasi tentang praktikum meminta Kinan untuk melakukan demonstrasi ulang, sebelum teman-teman yang lain melakukan  sendiri-sendiri.

Kinan tidak bisa mundur, saat ini dia menjadi perwakilan rumah sakit, gadis itu menatap Gio dan lelaki itu tersenyum memberikan semangat kepada Kinan, keberaniannya semakin besar saat menatap wajah dengan kaca mata itu, Kinan melakukan demonstrasi ulang meski awalnya dia gugup tapi berjalannya state gugup Kinan menghilang.

Demontrasi dilakukan dengan cukup baik oleh gadis itu, ada beberapa pertanyaan dari peserta lain, gadis itu sebelum menjawab karena meminta ijin terlebih dulu kepada dokter Fahmi untuk menjawabnya dan dokter Fahmi membiarkan Kinan menjelaskan sendiri, Fahmi sendiri saja mengakui dalam hatinya bahasa lugas dan simple dari Kinan membuat peserta cepat memahaminya, berbeda dengan penyampaian  dirinya yang terlalu banyak menggunakan bahasa medis akan sulit di ingat

Hari ketiga, sebelum pelatihan di tutup semua peserta pelatihan melakukan pra-test terlebih dulu, hasil nilai terpampang di layar monitor di depan.

Sebelum pulang Kinan dan juga Gio berfoto bersama para dokter mentor mereka sambil menunjukan sertifikat pelatihan dan Kinan mendapatkan hadiah karena hasil demonstrasinya bagus.

Fahmi berbicara kepada Kinan untuk mengajak gadis itu agar pulang bersamanya, namun Kinan menolak, dia berniat untuk pulang sendiri, karena harus mampir ke beberapa tempat.

Dengan wajah lesu Fahmi menerimanya, lelaki itu menatap Gio sendu mungkinkah Kinan pulang dengan salah satu dari kedua lelaki itu.


                                                                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar