Minggu, 23 Maret 2014

Meet Again - Part 20

 


    Kinan ikut keluar dari mobil Gio duduk di kursi di dalam tenda pedagang kaki lima, ada beberapa kursi dan meja yang kosong, mereka duduk disana.

"Kamu mau makan apa Ki? Tanya Gio

"Aku mau pecel ayam sama es teh manis"Balas gadis itu

"Mang saya mau pesan pecel ayam dua es teh manis dua ya di bawa ke meja itu" Ujar Gio,

"Siap den, saya senang Aden sering mampir di sini, karena bantuan dari Aden usaha saya maju seperti sekarang" ujar pedagang itu

"Itu bukan apa-apa mang, di bandingkan jasa Mang Ujang kepada almarhum mamah saya" Balas Gio

Kinan hanya memperhatikan interaksi Gio da pedagang itu, dia menatap Gio penuh selidik sebenarnya Kinan ingin tahu ada apa antara Gio dengan pedagang itu, tapi Kinan tidak mau jika di katai kepo.

"Pedagang itu namanya nya mang Ujang, dulu dia bekerja di rumah saya sebagai tukang kebun, karena mamah sudah meninggal  papah saya menikah lagi, saya punya mamah tiri, dia mengganti semua orang-orang pekerja di rumah " Ucap Gio lirih.

Kinan tidak berniat menyela ucapan Gio, dia akan mendengarkan ucapan lelaki itu sampai selesai.

"Awalnya saya kira jika kematian mamah saya karena Gastritis Akut  namun setelah di selidiki ternyata karena seseorang sudah memberikan racun pada makanan mamah, saya belum bisa menjebloskan orang yang sudah merencanakan pembunuhan pada mamah saya, buktinya belum cukup kuat" Jelas Gio

"Apa kakak sudah tahu siapa orang nya? Tanya Kinan

"Saya sudah tahu, tapi saya bisa apa jika buktinya tidak kuat apalagi papah saya mencintai wanita itu" Ucap Gio menunduk, pembicaraan mereka berhenti sejenak karena mang Ujang sudah membawa pesanan mereka.

Kinan maupun Gio menikmati makan malamnya, Kinan tidak mau menanyakan lebih jauh masalah Gio, tidak mau terlibat masalah orang lain yang nantinya akan menyulitkan dirinya sendiri.


****


Gio menekan tombol yang ada di rak buku, rak buku itu terbuka menampakan pintu yang menghubung ke satu ruangan rahasia.

Lelaki itu menyalakan layar dan berbicara di sana

"Apa kamu sudah berhasil mendekati dia" Tanya Gio pada seorang gadis yang ada di layar

"Dia bukan orang yang mudah Gio, sepertinya aku harus mengubah rencana, dan menghapuskan perasaan cinta ini," Balas gadis itu

"Apa maksudmu? tanya Gio tidak mengerti

"Dia tidak bisa menyentuh dan tidak bisa di sentuh, bayangkan saja aku hanya menggenggam tangannya namun sudah memerah semua tangannya, aku tidak tega jika harus melakukan tindakan yang lebih jauh, walaupun aku menginginkan menyentuhnya" Ujar gadis di layar dengan seringai lebarnya seperti membayangkan sesuatu, membuat Gio kesal, kenapa dia harus bekerja sama dengan gadis maniak lelaki itu

"Lalu apa rencana mu? Tanya Gio

"Sepertinya aku punya rencana, tapi pasti kamu tidak akan setuju karena ini akan melibatkan gadis itu, gadis yang kamu cintai diam-diam" ujar gadis itu sambil menggoda Gio

"Jangan macam-macam kau ! Jangan pernah melibatkan dia dalam rencana ini! " Ancam Gio sarkas dan tak suka rencana gadis itu.

"Aku tahu kau tidak akan setuju, tapi aku punya alasan kenapa hanya gadis itu yang bisa melakukannya" Ujar gadis itu lagi

"Saat aku bertemu dengan dia dan gadis itu, aku melihat tatapan penuh cinta dia pada gadis itu, betapa bahagianya aku jika menjadi gadis itu di tatap penuh cinta oleh lelaki yang aku cintai, pikirkan Gio apa rencana mu untuk mendapatkan bukti itu, hanya gadis itu yang bisa melakukannya dan bukti itu tersimpan disana, sayangnya kau yang membuat gadis itu keluar dari sana, perasaan cemburu mu itu kadang tidak tahu tempat" Ujar gadis itu mencibir membuat Gio termenung lama. haruskah dia melibatkan gadis itu, akan ada resiko besar yang harus di terima jika dia membiarkan gadis itu berdekatan dengan dia.

Gio tidak bisa berpikir jernih!

"Sepertinya kamu tidak bisa berbicara dengan gadis itu,, maka aku yang akan berbicara dengannya" Ujar gadis itu mematikan panggilan dan Gio menjadi sangat kesal atas perbuatan seenaknya itu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar