Kinan ikut keluar dari mobil Gio duduk di kursi di dalam tenda pedagang kaki lima, ada beberapa kursi dan meja yang kosong, mereka duduk disana.
"Kamu
mau makan apa Ki? Tanya Gio
"Aku
mau pecel ayam sama es teh manis"Balas gadis itu
"Mang
saya mau pesan pecel ayam dua es teh manis dua ya di bawa ke meja itu"
Ujar Gio,
"Siap
den, saya senang Aden sering mampir di sini, karena bantuan dari Aden usaha
saya maju seperti sekarang" ujar pedagang itu
"Itu
bukan apa-apa mang, di bandingkan jasa Mang Ujang kepada almarhum mamah
saya" Balas Gio
Kinan hanya
memperhatikan interaksi Gio da pedagang itu, dia menatap Gio penuh selidik
sebenarnya Kinan ingin tahu ada apa antara Gio dengan pedagang itu, tapi Kinan
tidak mau jika di katai kepo.
"Pedagang
itu namanya nya mang Ujang, dulu dia bekerja di rumah saya sebagai tukang
kebun, karena mamah sudah meninggal
papah saya menikah lagi, saya punya mamah tiri, dia mengganti semua
orang-orang pekerja di rumah " Ucap Gio lirih.
Kinan tidak
berniat menyela ucapan Gio, dia akan mendengarkan ucapan lelaki itu sampai
selesai.
"Awalnya
saya kira jika kematian mamah saya karena Gastritis Akut namun setelah
di selidiki ternyata karena seseorang sudah memberikan racun pada makanan
mamah, saya belum bisa menjebloskan orang yang sudah merencanakan pembunuhan
pada mamah saya, buktinya belum cukup kuat" Jelas Gio
"Apa
kakak sudah tahu siapa orang nya? Tanya Kinan
"Saya
sudah tahu, tapi saya bisa apa jika buktinya tidak kuat apalagi papah saya
mencintai wanita itu" Ucap Gio menunduk, pembicaraan mereka berhenti
sejenak karena mang Ujang sudah membawa pesanan mereka.
Kinan maupun
Gio menikmati makan malamnya, Kinan tidak mau menanyakan lebih jauh masalah
Gio, tidak mau terlibat masalah orang lain yang nantinya akan menyulitkan
dirinya sendiri.
****
Gio menekan
tombol yang ada di rak buku, rak buku itu terbuka menampakan pintu yang
menghubung ke satu ruangan rahasia.
Lelaki itu
menyalakan layar dan berbicara di sana
"Apa
kamu sudah berhasil mendekati dia" Tanya Gio pada seorang gadis yang ada di
layar
"Dia
bukan orang yang mudah Gio, sepertinya aku harus mengubah rencana, dan
menghapuskan perasaan cinta ini," Balas gadis itu
"Apa
maksudmu? tanya Gio tidak mengerti
"Dia
tidak bisa menyentuh dan tidak bisa di sentuh, bayangkan saja aku hanya
menggenggam tangannya namun sudah memerah semua tangannya, aku tidak tega jika
harus melakukan tindakan yang lebih jauh, walaupun aku menginginkan menyentuhnya" Ujar gadis di layar dengan seringai lebarnya
seperti membayangkan sesuatu, membuat Gio kesal, kenapa dia harus bekerja sama
dengan gadis maniak lelaki itu
"Lalu
apa rencana mu? Tanya Gio
"Sepertinya
aku punya rencana, tapi pasti kamu tidak akan setuju karena ini akan melibatkan
gadis itu, gadis yang kamu cintai diam-diam" ujar gadis itu sambil
menggoda Gio
"Jangan
macam-macam kau ! Jangan pernah melibatkan dia dalam rencana ini! " Ancam
Gio sarkas dan tak suka rencana gadis itu.
"Aku
tahu kau tidak akan setuju, tapi aku punya alasan kenapa hanya gadis itu yang bisa melakukannya" Ujar gadis itu lagi
"Saat
aku bertemu dengan dia dan gadis itu, aku melihat tatapan penuh cinta
dia pada gadis itu, betapa bahagianya aku jika menjadi gadis itu di tatap penuh
cinta oleh lelaki yang aku cintai, pikirkan Gio apa rencana mu untuk
mendapatkan bukti itu, hanya gadis itu yang bisa melakukannya dan bukti itu
tersimpan disana, sayangnya kau yang membuat gadis itu keluar dari sana,
perasaan cemburu mu itu kadang tidak tahu tempat" Ujar gadis itu mencibir
membuat Gio termenung lama. haruskah dia melibatkan gadis itu, akan ada resiko
besar yang harus di terima jika dia membiarkan gadis itu berdekatan dengan
dia.
Gio tidak
bisa berpikir jernih!
"Sepertinya
kamu tidak bisa berbicara dengan gadis itu,, maka aku yang akan berbicara
dengannya" Ujar gadis itu mematikan panggilan dan Gio menjadi sangat kesal
atas perbuatan seenaknya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar