Kinan pulang bersama Fahmi ke rumah orang tua mereka, Kinan menatap rumah mewah itu, Fahmi membawa Kinan masuk, memberitahukan kepada pembantu dan penjaga rumahnya bahwa mereka harus menerima dan melayani Kinan jika gadis itu datang kapan pun ke rumah ini.
Fahmi meminta Kinan masuk ke kamar yang bertuliskan namanya, Kinan menatap pakaian
dan juga aksesoris lainnya yang di siapkan oleh mamahnya, Kinan berpikir untuk
apa mamahnya menyiapkan ini semua, Kinan sendiri saja tidak mau tinggal di
rumah ini, karena bukan miliknya.
"Mama
menyiapkan kamar itu beserta isinya, untuk kamu setelah mengetahui kamu tinggal
di rumah sewa itu, namun dia bersikeras untuk membujuk kamu sendiri untuk
tinggal di rumah ini, padahal saya yakin kamu tidak akan mau" Ujar Fahmi
"Kak,
aku mau pulang" ujar Kinan
"Kamu
tidak menginap disini" tanya Fahmi
"Aku
mau tinggal di tempat yang aku sewa saja" Balas Kinan sambil menunduk
"Biar
aku antar Ki, ini sudah malam" Ucap Fahmi
"Tidak
perlu kak, aku pulang bareng Gio" Balas Kinan yang tanpa Kinan tahu justru
kata-katanya barusan malah menyakiti hati Fahmi
"Kenapa
sih kamu lebih dekat dengan orang lain di bandingkan dengan saya sebagai kakak
kamu sendiri" Tanya Fahmi dalam hatinya sorot matanya tajam, menghujam ke jantung Kinan
"Aku
sudah janji sama Gio untuk pulang bersama kak" Ucap Kinan sekenanya,
padahal dia sendiri saja mengatakan itu untuk meyakinkan Fahmi, bahwa dia tidak
sedang berbohong.
"Baiklah, hati-hati di jalan" Ucap Fahmi, dia tidak mau berdebat dengan Kinan.
Kina
melangkah keluar dari rumah mewah itu, Gio masih menunggu Kinan di depan
mobilnya, sebenarnya Gio memang menelpon Kinan untuk pulang bersama, namun
Kinan tidak menjawab, tapi lelaki itu selalu setia menunggu di depan rumah, karena Kinan tahu yang berhenti di depan rumah Fahmi adalah mobil Gio karena
itulah Kinan beralasan untuk pulang bersama Gio.
"Apa
ada masalah, kamu lama sekali di dalam" Tanya Gio khawatir
"Tidak
ada masalah," Jawab Gadis itu lalu masuk ke dalam mobil Gio.
***
Kinan masih
melamun, dia tidak sadar jika mobil Gio berhenti di pedagang kaki lima,
"Aku
belum makan malam, kamu mau ikut, tidak masalah kan kita makan di sini"
tanya Gio lagi, dia takut jika Kinan tidak mau makan di pinggir jalan.
"Aku
sering makan di pinggir jalan kak, rasanya tidak kalah enak" balas gadis
itu sambil tersenyum
Gio senang
melihat senyum Kinan, setelah orang tuanya meninggal Gio pikir gadis itu akan
diam dan melamun, nyatanya tidak, Kinan gadis yang kuat benar apa yang di
katakan almarhum mamahnya Kinan, bahwa gadis itu gadis yang kuat.
Flashback on
"Gio.. kamu temannya Kinan ya, kenalkan saya Yulita mamah Kinan" Tanya Yulita saat tak sengaja bertemu Gio di rumah sakit saat kontrol, waktu itu Yulita kontrol sendiri tanpa di temani Rian suaminya ataupun Aidan.
"saya Gio Nagaswara, benar tante Kinan junior saya di Universitas juga di rumah sakit ini" Balas Gio
"Wah, Tante terharu sekali Kinan mengenal seseorang yang dari universitasnya, bagaimana Kinan menurut nak Gio" Tanya Yulita
"Maksud Tante" Gio masih tidak paham pada pertanyaan Yulita
"Menurut Gio Kinan gadis yang seperti apa? Apa Kinan tipe gadis yang Gio inginkan" Tanya Yulita lagi
"Kinan gadis yang cuek,tidak peka, dia juga baik, kalau masalah tipe..." Gio lama mejeda ucapannya
"Kinan memang tipe wanita yang saya mau, bahkan saya menyukainya sejak dari Universitas namun saya sudah di tolak duluan sebelum mengatakannya" Cerita Gio, dia sendiri saja tidak tahu kenapa bisa senyaman ini cerita pada wanita yang mengaku mamahnya Kinan.
"Jangan pantang menyerah dong, kalau kamu mau berusaha memperjuangkannya Tante yakin kamu akan berhasil, tapi sepertinya akan sulit karena Kinan pernah di khianati sama mantan pacarnya, Kinan mahir menyembunyikan lukanya, dia gadis yang kuat, tapi dia akan terlihat rapuh jika di hadapan orang yang dia sayang" ucap Yulita memberi tahu Gio
"Saya akan berjuang Tante" Tekad Gio
"Nah gitu ! saya senang dengarnya, Gio kalau kamu berhasil memperjuangkan Kinan. tolong berikan kalung ini ya sama Kinan" Ucap Yulita memberikan kotak yang berisi kalung berlian, Gio menerimanya, Yulita kemudian pergi.
Flashback off
Tidak ada komentar:
Posting Komentar