Minggu, 02 Maret 2014

Meet Again - Part 2

 


     Kinan di panggil ke ruang Direktur dia di sodorkan berkas mutasinya ke Ibu Kota, gadis itu merenung lama sekali banyak pertimbangan yang harus dia ambil terutama menyangkut kepindahannya ke ibu kota.

"Boleh saya tahu alasan Pak Dimas mutasi saya ke ibu kota? Tanya Kinan penasaran

"Alasan ini mungkin mengejutkan kamu tapi kamu harus tahu, bahwa seseorang yang lebih baik dari kamu akan menggantikan posisi ini, lagi pula menurut saya kamu akan mendapatkan banyak pengalaman dan di ibu kota gaji kamu jauh lebih besar di bandingkan di kabupaten seperti ini" Terang Dimas

"Jelas alasan yang bapak berikan tidak masuk akal menurut saya, justru kenapa tidak seseorang yang lebih baik itu yang di mutasi ke ibu kota, kenapa malah saya pak yang amatir ini" Ucap Kinan merendah

Jauh di dalam lubuk hatinya Kinan tahu, ini terjadi karena pengaruh koneksi dan uang dan dia kalah dalam hal ini.

Kinan jelas tidak bisa menolak karena dia pegawai negeri sipil, padahal Kinan tidak mau di pindahkan karena di Ibu kota besar kemungkinan dia akan bertemu dengan orang itu, orang yang menjadi mamahnya yang sudah meninggalkan dirinya saat Kinan masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

"Kamu bisa memikirkannya, saya memberi kamu waktu sehari untuk berpikir, Jika kamu menerima tawaran ini  saya akan langsung mengirim kamu ke Rumah sakit di ibu kota" jelas Dimas

Kinan keluar dari ruang Direktur, saat keluar dia melihat Mawar, kenapa dunia terasa sempit sekali, kenapa harus bertemu wanita ular itu di tempat ini namun, jiwa kepo nya meronta, Kinan tidak langsung pergi dari tempat itu, dia mengendap-endap untuk mengikuti kemana Mawar pergi, begitu tahu bahwa gadis itu masuk ke ruang Direktur, Kinan tersenyum kecut.

Pintu ruangan itu tidak rapat sehingga Kinan bisa mengintip dari celah pintu, mata nya membulat dengan apa yang di lihat ya, dia menyesal sudah kepo mata sucinya kembali ternodai.


***

Kinan sudah menyiapkan barang-barang yang akan di bawa, Bu Yati beberapakali memeluk Kinan menangis tidak ingin berpisah dengan Kinan yang sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri, 

Kinan melepaskan pelukannya, mengelus punggung Bu Yati, memberikan nomor telepon Kinan pada Bu Yati agar bisa tetap komunikasi, 

"Hati-hati neng Kinan Ibu pasti bakalan sering telepon neng Kinan" Ujar Bu Yati sambil menangis

"Kinan tunggu ya Bu, doakan kinan semoga betah di ibu kota" Ucap Kinan

seorang turun dari mobil pria berbadan tinggi, tegap berpakaian serba hitam  mendatangi Kinan tidak begitu curiga gadis itu hanya tahu jika orang itu adalah seseorang yang akan mengantarnya ke ibu kota, Kinan sudah memesan kendaraan scara online.

Kinan menatap kembali rumah selama dia tinggal di kampung ini, gadis itu sudah memutuskan tidak menjual rumah kenangan bersama Ayahnya, dan juga Mamahnya yang sudah lebih dulu pergi entah kemana tanpa pernah mengabari Kinan lagi, terakhir saat kelulusan Kinan gadis itu pernah menerima sebuah paket dari kantor pos yang berisikan surat yang ternyata dari mamahnya, kinan membaca kembali isi surat itu.


Dari Yulita

Untuk Kinan,

Anak ku sayang, maafkan mama nak bukan mama tidak sayang sama Kinan, tapi mama terpaksa harus meninggalkan Kinan, Mama tetap mengirimi kamu uang lewat tetangga kamu, apakah Bu Yati memberikan uangnya kepada kamu, Maafkan maah jika setelah Ayah kamu meninggal mama menikah lagi dan tanpa meminta persetujuan kamu terlebih dulu, mamah terpaksa melakukannya karena keluarga baru mama tidak bisa menerima Kinan,

Jika Kinan menerima gulungan kertas ini, artinya Mama bisa membawa kamu ke dalam keluarga baru mama, Kinan kita bisa menjadi keluarga yang utuh, mama ada di ibu kota, temui mama ya di alamat ini xxxxxxxx  Mama kangen sama Kinan.

Love you Kinan sayangnya mama.

 

Saat pertama kali Kinan membaca gulungan surat itu Kinan menangis, namun sekarang setelah beberapakali membacanya Kinan tidak pernah menangis lagi, bukan rindu yang Kinan rasakan, dadanya justru sesak, kangen? Sayang? pertanyaan itu yang dia tanyakan. pada dirinya sendiri benarkah mamanya kangen padanya, dan sayang.

Rasanya orang idiot juga tahu bahwa mamanya sudah membuang dirinya, buktinya selama sembilan tahun tidak ada kabar membiarkan Kinan tinggal sendirian hanya terkadang bu Yati yang Kinan sudah anggap sebagai ibunya karena wanita itu tidak memilik anak, malahan bu yati memperlakukan Kinan seperti anaknya sendiri.

Kinan sudah masuk ke dalam mobil setelah lebih dulu menyimpan barang-barangnya di bagasi, Kinan hanya menimpali sesekali celotehan supir, dia lebih banyak diam, sampai di tempat tujuannya, Kinan membayar dengan uang cas, karena dia tidak memiliki aplikasi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar