Selasa, 18 Maret 2014

Meet Again - Part 16

 


     Kinan sudah lima belas menit duduk di cafe menunggu Sinta, tapi temannya itu membatalkan janji, malahan sekarang Kinan melihat Fahmi datang bersama seorang wanita yang sudah merangkul tangan Fahmi, walaupun Fahmi terlihat ogah-ogahan nyatanya lelaki itu tidak melepaskan.

"Kinan kamu disini, lagi nunggu siapa, boleh ya kami ikut gabung kebetulan mejanya penuh? Tanya Fahmi tersenyum ramah

"Silahkan saja kak, lagian aku bentar lagi pulang" Balas Kinan 

"Ini siapanya kamu Fahmi" Tanya seorang wanita yang tadi datang bersama Fahmi

"Aku hampir lupa, memperkenalkan kalian, Kinan ini Winda, Winda ini Kinan" Ujar Fahmi memperkenalkan diri 

"Kamu kerja dimana Kinan" Tanya Winda saat Fahmi sudah ke toilet

"Aku kerja di sekitar sini kak" Balas Kinan, gadis itu tidak berniat memberitahu Winda dimana dia kerja, karena memang mereka baru kenal.

"Saya kerja di bagian Hukum, kalau kamu punya masalah menyangkut hukum kamu bisa hubungi saya" Ujar Winda, Kinan mengambil kartu nama itu,

Fahmi tahu kemana Kinan pindah tempat tinggal, walau Kinan tidak pernah memberitahunya, Fahmi sangat kesal ketika di toilet tadi dia memeriksa lengannya, mengepalkan tangannya memerah pasti ulah sentuhan gadis itu. Fahmi menatap Kinan datar, dia tidak suka Kinan mengambil keputusan yang tiba-tiba seperti ini di saat dirinya sudah merasakan hal lain dalam hatinya. kenapa harus sekarang dia pergi dari rumah itu.

Fahmi kembali menemui Winda yang duduk sendirian, Fahmi tahu jika Kinan sudah pergi lebih dulu.

Fahmi mengirim chat kepada relasi bisnisnya,  kenapa harus mengirimkan Winda bukan yang lain saja, bahkan dia berharap yang datang seorang lelaki, bukan wanita genit seperti ini, namun untuk memenangkan proyek ini dia harus bersiap sedikit baik pada gadis itu, 

"Apa tangan mu karena Aku? Tanya Winda khawatir

"Alergi ku lagi kambuh " Balas Fahmi

"Alergi, aku tahu bahkan pagi sampai saat ini kamu belum makan, dan sekarang satu-satunya alasan kenapa tangan kamu merah karena sentuhan aku kan Fahmi" terang Winda

"Inilah Win, alasan kenapa aku tidak mau siapapun menyentuhku, aku punya trauma dan takut akan sentuhan harusnya kamu paham" Tolak Fahmi berdiri menghindari Winda, dan gadis itu juga jaga jarak, dia tidak mau semakin memperparah tangan Fahmi jika dia terus ingin memaksa menyentuhnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar