Kamis, 20 Maret 2014

Meet Again - Part 17

 


     Kinan buru-buru pergi dari cafe, dia tidak mau seorangpun mengetahui tempat tinggal barunya, bahu Kinan di sentuhan seseorang reflek gadis itu pelintir tangan orang yang sudah berani menyentuhnya.

"Sakit, Kinan lepaskan tangan mamah sayang" Ucap wanita yang Kinan pelintir itu, Kinan melepaskan tangannya langkahnya mundur, menatap tak berkedip pada sosok di depannya ini.

"Ayo kita duduk dulu, ada yang mau mama bicarakan sama kamu" Ucap wanita itu sambil memapah Kinan untuk duduk di bangku taman.

"Sudah lama kamu di ibu kota tapi tidak menemui mama, padahal sudah tahu tempat tinggal mama" ujar wanita itu

Kinan masih diam, dia menatap kendaraan yang berlalu lalang.

"Mamah sudah tahu dimana kamu tinggal, Fahmi sudah cerita sama mamah, tapi saat mamah ke rumah itu kamu sudah pindah" Jelas wanita itu lagi, Kinan masih diam berusaha mencerna ucapan wanita di depannya ini, dan Kinan tahu jika Fahmi yang di maksud wanita ini adalah dokter Fahmi yang bekerja di tempat yang sama dengannya, sungguh selama ini dia tidak curiga apapun pada lelaki itu, pantas saja wanita di depannya ini tahu apapun tentangnya.

Kinan memilih bungkam, Kinan hanya belum siap bertemu dengan wanita yang sudah meninggalkannya selama sepuluh tahun.

"Saya cuma ingin tahu alasan kenapa anda meninggalkan saya , menitipkan saya pada Bu Yati yang notabene adalah orang lain" Tanya Kinan sambil menatap tajam wanita yang menjadi mamahnya itu.

"Kinan, mamah terpaksa melakukannya, karena waktu itu mamah tidak memiliki cukup uang untuk membiayai sekolah kamu, mereka memberi mamah syarat untuk tidak membawa kamu tapi mamah masih bisa membiayai kamu menurut mamah itu sudah cukup ternyata mamah justru merasa bersalah karena tidak membawa kamu bersama mamah" Jelas Yulita mamah Kinan.

"Jadi alasannya karena saya, tapi apa anda tahu yang saya butuhkan saat itu bukan hanya uang melainkan kasih sayang dari anda juga" Balas Kinan sesenggukan, dia tidak bisa menahan tangis untungnya orang-orang tidak memperhatikan Kinan.

"Maafkan mamah sayang, " Ucap Yulita sambil merangkul bahu Kinan, dia rindu pada putrinya itu, begitupun dengan Kinan, namun gadis itu memerlukan waktu agar bisa menerima wanita itu.

"Aku butuh waktu untuk menerima semua ini" Ucap Kinan lirih kemudian pergi meninggalkan mamahnya.

Yulita diam, mata nya berkaca dia mengerti perasaan putrinya pasti tidak mudah melewati kehidupan seorang diri, walaupun begitu Yulita selalu mengawasi Kinan, apa yang di lakukan gadis itu dan juga siapa orang-orang yang mendekati putrinya Yulita tahu, dia juga sangat tahu bahwa Fahmi juga memiliki perasaan yang lebih kepada Kinan.

Namun Yulita tidak tahu, bagaimana perasaan putrinya, bagaimana dia akan mencintai seorang lelaki jika dulu Kinan pernah di sakiti begitu dalam oleh mantan pacarnya Kevan yang sudah meninggal.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar