Kinan buru-buru pergi dari cafe, dia tidak mau seorangpun mengetahui tempat tinggal barunya, bahu Kinan di sentuhan seseorang reflek gadis itu pelintir tangan orang yang sudah berani menyentuhnya.
"Sakit,
Kinan lepaskan tangan mamah sayang" Ucap wanita yang Kinan pelintir itu,
Kinan melepaskan tangannya langkahnya mundur, menatap tak berkedip pada sosok
di depannya ini.
"Ayo
kita duduk dulu, ada yang mau mama bicarakan sama kamu" Ucap wanita itu
sambil memapah Kinan untuk duduk di bangku taman.
"Sudah
lama kamu di ibu kota tapi tidak menemui mama, padahal sudah tahu tempat
tinggal mama" ujar wanita itu
Kinan
masih diam, dia menatap kendaraan yang berlalu lalang.
"Mamah
sudah tahu dimana kamu tinggal, Fahmi sudah cerita sama mamah, tapi saat mamah
ke rumah itu kamu sudah pindah" Jelas wanita itu lagi, Kinan masih diam
berusaha mencerna ucapan wanita di depannya ini, dan Kinan tahu jika Fahmi yang di maksud wanita ini adalah dokter Fahmi yang bekerja di tempat yang sama dengannya, sungguh selama ini dia tidak curiga apapun pada lelaki itu, pantas saja wanita di depannya ini tahu apapun tentangnya.
Kinan memilih bungkam, Kinan hanya
belum siap bertemu dengan wanita yang sudah meninggalkannya selama
sepuluh tahun.
"Saya cuma ingin tahu alasan kenapa anda meninggalkan saya , menitipkan saya pada Bu Yati yang notabene adalah orang lain" Tanya Kinan sambil menatap
tajam wanita yang menjadi mamahnya itu.
"Kinan,
mamah terpaksa melakukannya, karena waktu itu mamah tidak memiliki cukup uang
untuk membiayai sekolah kamu, mereka memberi mamah syarat untuk tidak membawa
kamu tapi mamah masih bisa membiayai kamu menurut mamah itu sudah cukup ternyata mamah justru merasa bersalah karena tidak membawa kamu bersama mamah" Jelas Yulita mamah Kinan.
"Jadi
alasannya karena saya, tapi apa anda tahu yang saya butuhkan saat itu bukan
hanya uang melainkan kasih sayang dari anda juga" Balas Kinan sesenggukan, dia tidak
bisa menahan tangis untungnya orang-orang tidak memperhatikan Kinan.
"Maafkan
mamah sayang, " Ucap Yulita sambil merangkul bahu Kinan, dia rindu pada
putrinya itu, begitupun dengan Kinan, namun gadis itu memerlukan waktu agar
bisa menerima wanita itu.
"Aku
butuh waktu untuk menerima semua ini" Ucap Kinan lirih kemudian pergi
meninggalkan mamahnya.
Yulita
diam, mata nya berkaca dia mengerti perasaan putrinya pasti tidak mudah
melewati kehidupan seorang diri, walaupun begitu Yulita selalu mengawasi Kinan,
apa yang di lakukan gadis itu dan juga siapa orang-orang yang mendekati
putrinya Yulita tahu, dia juga sangat tahu bahwa Fahmi juga memiliki perasaan yang lebih kepada Kinan.
Namun
Yulita tidak tahu, bagaimana perasaan putrinya, bagaimana dia akan mencintai
seorang lelaki jika dulu Kinan pernah di sakiti begitu dalam oleh mantan
pacarnya Kevan yang sudah meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar