Teman-teman Kinan sudah sampai di rumah dokter Fahmi, mereka antusias ingin melihat keadaan Fahmi berbeda dengan Kinan gadis itu terlihat tidak begitu senang.
Kinan
sengaja untuk pulang belakangan, setelah di rasa teman-temannya sudah pulang
semua Kinan membereskan ruang makan, semua gelas dia cuci kemudian di rapikan
kembali ke tempatnya.
Gio yang memang sudah tahu jika Kinan tinggal di rumah Fahmi, lelaki itu sengaja meninggalkan handphonenya di rumah Fahmi untuk mencari alasan agar Kinan cepat keluar dari rumah itu. Gio tersenyum kecut melihat Kinan merapikan ruang tamu dan juga ruang makan.
"Ki... bukankah di rumah ini sudah tidak ada yang menyawa lagi, kecuali kamu, apa kamu tidak memikirkan dampaknya, maksud saya kamu sebagai pengawau negeri sipil apa kamu tidak memikirkan citra diri kamu jika tinggal satu rumah dengan orang lain yang bukan keluarga tanpa ikatan pernikahan" Pertanyaan itu lah yang Gio
keluarkan, dia menahan diri untuk tidak mencerca Kinan lebih jauh.
"Aku memang berniat untuk pindah dari rumahnya dokter Fahmi tapi aku belum punya tempat tujuan, apa kakak punya tempat yang dekat rumah sakit yang bisa aku tinggali" Ucap Kinan ramah, berharap Gio membantunya cepat keluar dari rumah ini.
"Malam
ini kemasi barang-barang kamu, saya punya tempat yang bisa kamu tempati, besok saya yang akan mengantar kamu" Balas Gio sambil tersenyum, dia merasa lega karena Kinan akan segera keluar dari rumah Fahmi.
Kinan tersenyum, Gio tidak pernah mempersulit dirinya sedikitpun bahkan sekarang Gio akan membantunya mencari tempat tinggal.
****
Semalam
Kinan sudah mengemasi semua barangnya, gadis itu tidak memiliki banyak barang,
dua koper sudah cukup untuk mengemasi semua barang-barangnya.
Kinan
menatap layar handphonenya terdapat sebuah pesan masuk, selama satu tahun kerja
di ibu kota Kinan tidak pernah menyimpan kontak laki-laki kecuali Fahmi,
sebagai pemilik rumah yang dia sewa, untuk teman-teman di tempat kerjanya Kinan
jika membutuhkan sesuatu selalu mengambil nomor dari dalam group.
+8230....
Saya sudah di depan, cepat turun!
Kinan
tahu itu nomor siapa, walaupun dia tidak save pemilik nomor itu, yang tahu dia
akan pindah dari rumah ini hanya satu orang dan itu adalah Gio.
Fahmi sangat tidak setuju ketika Kinan memberitahu akan pindah, Fahmi merasa kehilangan gadis itu, tapi dia tidak bisa menahan Kinan untuk tetap tinggal.
Kinan
menarik dua koper berwarna silver dan memasukan ke bagasi mobil yang sudah
terbuka kemudian membuka pintu belakang, terkunci, ya Kinan tahu jika dia harus
duduk di depan. karena ketika membuka pintu depan terbuka.
"Kamu
sudah sarapan Ki? Tanya lelaki itu
"Belum...."Balas
Kinan wajahnya masih setia menatap jalanan.
"Apakah
jalanan lebih menarik dari pada wajah saya?! Tanya Gio kenapa sepagi ini saja
dia sudah di buat kesal oleh Kinan.
"Tentu saja, wajah kakak jauh lebih menarik " Balas Kinan dalam hatinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar