Kinan menghampiri Fahmi kemudian masuk ke dalam mobil lelaki itu, tidak ada percakapan dari ke duanya.
"Kenapa kamu tidak menghampiri saya ketika lelaki itu cekcok dengan saya" Tanya Fahmi pada Kinan
"Aku tidak mau menganggu...."Kata-kata Kinan terputus karena Fahmi sudah
menyelanya.
"Sepertinya kamu mengira hal yang lain Kinan, dia Ayah saya tapi hubungan kami tidak sebaik orang lain"
Ucap Fahmi.
Mereka sudah
sampai di rumah, Fahmi langsung masuk ke kamarnya lelaki itu membuka baju dan
melihat di kaca bahu kirinya tidak
menemukan kemerahan seperti saat dia di sentuh orang lain. lelaki itu sejenak termenung,
mungkinkah Kinan..
Kenapa dia harus bertemu kembali dengan Ayahnya setelah sekian lama, bahkan Fahmi sudah tidak mau tahu lagi tentang keluarga baru Ayahnya.
Sekelebat kenangan
pahit saat di tinggalkan kembali menghampiri Fahmi, mimpi buruk itu
menghantuinya.
***
Kinan yang merasa
heran pada Fahmi yang tidak pernah keluar kamar setelah mereka datang, gadis
itu mengetuk pintu kamar Fahmi dan memanggilnya namun tidak ada sahutan dari
dalam,
Ceklek!
Pintu kamar Fahmi terbuka, Kinan menghampiri Fahmi yang
tertidur dengan gelisah juga keringat dingin membanjiri tubuhnya.
"Kak, bangun
..!!
Kinan mengguncang
lengan Fahmi namun tidak ada sahutan, badannya sangat panas, Fahmi juga
mengigau.
"Kak, dimana
obatnya? Tanya Kinan
Berusaha membuka matanya Fahmi menjawab,
"Di laci kedua buka saja, sekalian saya juga minta
pasangkan infus badan saya lemas sekali" Ujar Fahmi
Kinan membuka
laci kedua nakas di samping tempat tidur milik lelaki itu, Fahmi memaksakan
untuk bangun karena baju nya basah oleh keringat, lelaki itu di bantu Kinan
untuk duduk kembali ke tempat tidur setelah mengambil kaos pendek.
Kinan tak sengaja
melihat dada bidang nan putih milik Fahmi sebelum akhirnya dia memalingkan
wajah.
Kinan memasangkan
infus di lengan kiri Fahmi, gadis itu menggantungkan infusan pada besi
penggantung pakaian milik Fahmi, karena tidak ada tiang infus.
Fahmi sudah minum
obatnya dan beristirahat kembali, lelaki itu menatap Kinan sendu, Kinan
mendekat ke samping tempat tidur Fahmi.
"Apa kakak
butuh sesuatu? Tanya Kinan.
"Lelaki paruh baya itu meninggalkan saya saat saya
kecil, setelah dia memergoki Mama sedang berselingkuh, kekesalannya sering di lampiaskan memukul saya dan
mengurung saya di gudang bahkan tak pernah memberi saya makan, sejak kejadian
itu membuat saya trauma akan sentuhan, saat itu kakek saya masih hidup, kakek
membawa saya untuk tinggal bersama, setelah kakek saya meninggal saya tinggal sendiri saya tidak pernah mau kembali ke dalam keluarga Ayah saya, bahkan setelah sekarang mereka sudah rujuk kembali, dan saya juga memiliki adik prempuan yang saya tidak tahu siapa" Ucap Fahmi lirih
Kinan tidak berniat menyela ucapan Fahmi
"Kakak,
istirahat ya cepat sembuh" Ucap Kinan tulus pada Fahmi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar