Sabtu, 07 Desember 2013

My Shunsine - Part 5


         Aleta duduk satu meja dengan Arion dan temannya melahap baso sayur, baru satu suapan Devan teman Arion menuangkan minuman fanta ke dalam mangkuk baso Aleta. Gadis itu menatap Devan tajam, apakah dia juga ikutan mem-bully-dirinya.

Arion masih memperhatikan Aleta, lelaki itu ingin tahu bagaimana reaksi Aleta, ternyata Aleta masih melanjutkan makannya, tanpa perotes hingga basonya habis yang tersisa hanya air baso fanta. Devan diam memperhatikan, dia hanya ingin menjahili gadis itu terasa mengasyikan terutama melihat tatapan kesal Aleta adalah hiburan tersendiri bagi Devan.

"Apakah rasanya enak? Tanya Devan

"Sangat enak, mau mencobanya? tanya Aleta.

Devan menggeleng.

"Cobalah, aku yakin kamu akan ketagihan"Jawab Aleta sambil menekan tengkuk Devan menariknya ke arah sendok yang dia pegang, Devan menahan kepala dan mulutnya agar tidak menyentuh mangkuk dan Aleta menatapnya sengit karena Devan berhasil.

"Hentikan Aleta " Ujar Arion.

Aleta melepaskan tangannya dari tengkuk Devan, lelaki itu meneguk minuman milik Aleta yang baru di minumnya setengah.

"Aku tidak akan seperti ini jika kalian tidak memulainya lebih dulu"Ujar Aleta

Byuurrr.....

Sesuatu membasahi wajah dan seragam Aleta, air orange jus, Devan yang duduk di samping Aleta pun ikut terbasahi, sial banget kan nasib Devan. Lelaki itu akan membentak orang yang menumpahkan jus jeruk namun sudah terdahului oleh Aleta.

"Mau ikut merudung ku juga ternyata"Balas Aleta.

"Mahasiswi baru yang berani duduk satu meja dengan Arion, mulai saat ini kamu berurusan dengan ku"Teriaknya.

Aleta masih diam, jadi gadis ini fans girl Arion rupanya.

"Siapa juga yang mau satu meja dengan Arion mu itu nona, aku duduk disini terpaksa! Ucap Aleta berlalu menyenggol bahu gadis bar-bar itu.

Namun tidak sampai disitu masalahnya, Ambar gadis yang yang di senggol bahunya tidak terima, gadis itu memiliki dua orang teman yang siap merudung Aleta menarik paksa Aleta ke toilet perempuan  dan sudah memberikan peringatan di luar toilet bahwa sedang dalam perbaikan.

Arion masih diam memperhatikan, akan semakin seru jika Ambar ikut mem-bully Aleta dan Arion tersenyum menyeringai.

"Apa kau akan diam saja melihat Aleta berurusan dengan Ambar? tanya Devan dalam hati Devan merasa kasihan pada Aleta, jika sudah berurusan dengan Ambar banyak mahasiswi yang sampe pindah.

"Aku hanya perlu menonton"Balas Arion.

Devan tak mengerti pemikiran Arion, entah kenapa Devan tidak suka Arion diam saja saat Aleta di rudung, walaupun di depan Arion Devan seperti ikutan mem-bully Aleta namun sebenarnya Devan tak mau.

***

Aleta sadar situasi saat ini dia akan berhadapan dengan tiga mahasiswi pembuat onar, mungkin sekarang namanya juga ikut masuk dalam daftar itu.

"Pegang dia, aku ingin memukul wajah kurang ajarnya itu"Teriak Ambar

"Apa tidak bisa satu lawan satu, ini tidak adil" teriak Aleta protes.

"Tidak ada keadilan untuk gadis tidak tahu diri, biar ku peringatkan ini hanya awal, kau tak perlu dekat-dekat dengan Arion. dia itu milikku"Ujar Ambar siap melayangkan tinjunya.

Aleta tau tinju itu akan terarah kepadanya, Aleta menghindar kepalanya dia miringkan, sialnya Ambar malah meninju tembok dan gadis itu mengerang kesakitan. dengan cepat Aleta menginjak kaki kedua teman Ambar yang memeganginya mem-pelintir dan  menghajar perutnya.

Aleta keluar dari toilet menyingkirkan tulisan sedang di perbaiki dan tanpa sengaja bertemu Devan, Aleta tak mau berurusan dengan siapa-siapa lagi, dia sudah lelah hari ini. Jadi Aleta hanya melewati Devan masuk ke toilet laki-laki melepas seragamnya mengucek nya di wastafel, Aleta memakai suiter kebesaran yang entah milik siapa sudah ada di dalam lokernya.

Devan yang sedang mencuci wajahnya memperhatikan Aleta, gadis itu apa tidak bisa baca tulisan toilet di depan jika ini khusus lelaki.

"Apa liat-liat aku juga tau ini toilet lelaki, aku hanya sebentar" Ucap Aleta berlalu 

Devan merasa familiar dengan suiter yang di gunakan Aleta, jelas itu bukan milik Arion, Devan sibuk dengan pemikirannya sendiri. Sampai seseorang menepuk pundak Devan tepukan nya pelan, namun karena Devan melamun lelaki itu terkejut,

"Eh pak Demian mengagetkan saja,"Ujar Devan

"Habis kamu melamun dengan keran menyala, itu pemborosan air" Ujar lelaki itu berlalu sedangkan Devan mematikan keran dan keluar dari toilet.

 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar