Jumat, 06 Desember 2013

My Shunsine - Part 4



     Aleta mematung, mendapatkan tatapan intens seperti itu, usaha Aleta mengingat apakah dia pernah bertemu dengan lelaki di depannya nihil. Aleta sama sekali tidak ingat namun waah itu sangat familiar.

"Apa kita pernah bertemu," tanya Aleta berbalik melangkah mendekat ke arah lelaki itu.

"Ini pertama kalinya saya melihat kamu"Ujar lelaki itu jawabannya tak membuat Aleta puas

"Benarkah? tanya Aleta menanyakan keraguan hatinya kembali.

Aleta membatalkan niatnya untuk membaca buku mata kuliah selanjutnya gadis itu duduk di pojokan sambil mengeluarkan bekal yang tadi pagi di buatnya, belum sempat di makan karena Aleta buru-buru takut ketinggalan bus.

Suapan demi suapan masuk ke dalam mulut Aleta, tengah asik dengan makan sambil membaca tanpa di sadari lelaki itu menghampiri Aleta membuat gadis itu tersedak untungnya lelaki itu menyerahkan minum kepada Aleta yang dengan cepat Aleta meneguknya.

"Pelan-pelan Aleta, tidak ada yang merebut makan kamu"Ujarnya Aleta diam, menelan paksa makanannya.

"Memang tidak ada, tapi kedatangan anda mengejutkan saya"Balas gadis itu.

Arti tatapan lelaki itu Aleta tahu bahwa di perpustakaan di larang makan, bahkan gadis itu juga tau peraturan, hanya sedikit mengabaikan karena rasa laparnya.

"Saya harap anda tidak memberitahu petugas perpustakaan karena saya makan disini saya minta tolong sekali ini" Pinta Aleta memelas

"Baik, hanya kali ini, dan jangan harap untuk selanjutnya" Balasnya berlalu

Aleta melongo, apa maksud perkataan lelaki itu, Aleta hanya minta tolong sekali ini bahkan Aleta berharap dalam hati dia tidak bertemu kembali dengan lelaki bermata tajam seperti itu.

***

Kelas Akutansi Keuangan Dasar di mulai, Aleta mengecek orderan yang masuk ke handphone nya dia tersenyum ada beberapa pesanan di hari Sabtu dan minggu besok, tapi jaraknya lumayan jauh, dia tetap bersemangat.

"Dilarang memainkan handphone saat kelas saya berlangsung" Ujar seorang dosen pengganti, Aleta tau jika Bu Ayunda dosen Akutansi Keuangan Dasar sedang cuti melahirkan dan di gantikan oleh Demian lelaki yang tadi pagi Aleta temui di perpustakaan.

"Handphone kamu untuk sementara saya sita dan silahkan kamu ambil nanti di ruangan saya" Jelasnya tegas, membuat Aleta mau tak mau menyerahkan handphonenya.

Pelajaran kembali di lanjutkan sampai bel istirahat kedua, Mahasiswa dan Mahasiswi istirahat ada yang di kantin dan ada yang masih tetap di kelas.

"Aleta, cepat temui pak Demian dan ambil handphonenya, kamu mahasiswi yang berani menentang pak Demian, dosen yang di gilai para mahasiswi disini, pesonanya luar biasa" Ujar Kaila bercerita banyak pada Aleta yang tak di hiraukan gadis itu.

"Mau aku antar Aleta? Tanya Kaila lagi, saat Aleta belum juga merespon.

"Tidak perlu kamu ke kantin saja nanti aku ke sana setelah mengambil handphone"Balas Aleta.

Kaila menyetujui usulan Aleta, saat pertama kali Aleta masuk di kelasnya Kaila tidak menyukai gadis itu tidak hanya pada wajah Aleta yang cantik, namun juga saat Aleta membuat masalah dan lebih dekat dengan Demian.

Aleta menemui Demian di ruang dosen, selama Bu Ayunda cuti melahirkan maka Demian yang menggantikan mengajar Akutansi Keuangan Dasar, itu yang Aleta dengar di ruang dosen ketika para ibu-ibu dosen mulai genit kepada Demian, mengabaikan Aleta yang sejak tadi berdiri di depan meja Demian yang lelaki itu abaikan.

"Hallo... permisi pak..."  Ujar Aleta untuk yang ketiga kalinya, namun kali ini suaranya agak meninggi membuat ibu-ibu dosen yang sejak tadi mengerubungi Demian kembali ke mejanya masing-masing merasa terganggu dengan suara Aleta yang nyaris melengking. Demian yang menyaksikan itu hanya tersenyum sedikit sangat sedikit sampai tak ada seorang pun yang menyadari bahwa dirinya tersenyum.

"Ada perlu apa menemui saya"Ujar Demian, sikapnya sama seperti saat mereka pertama kali bertemu di perpustakaan.

"Saya mau mengambil handphone saya" Jawab Aleta 

"Ini handphone kamu saya kembalikan, untuk usia seperti kamu lebih baik gunakan handphone dengan baik dan jangan pernah ulangi kesalahan menggunakan handphone saat kelas berlangsung "Ucap Demian menyerahkan handphonenya kepada Aleta. gadis itu menggerutu siapa juga yang menggunakan handphone tidak jelas Aleta justru menggunakan handphone untuk jualan.

Aleta menuju kantin, langkahnya di hadang oleh Arion, Aleta mengeluh dalam hati, ada apa lagi ini belum cukup handponenya di sita sekarang harus berhadapan dengan Arion orang yang sudah membuat bahunya membiru.

"Menyingkir, kamu menghalangi jalanku"Ujar Aleta.

Arion tak bergeming, lelaki itu kesal hasil karyanya semalam berakhir di tempat sampah, Arion berhasil merebut kertas milik Aleta yang berisikan perjanjiannya dengan bu Ami, Arion mengancam gadis itu agar mau menuruti kemauannya. Sejujurnya Aleta memiliki salinan asli dan foto di handphonenya tapi karena gadis itu tak mau mencari ribut Aleta menurut.

Aleta mengikuti permainan Arion membawa makanan yang di pesan kedua lelaki itu, meletakan di meja hadapan Arion dan temannya Devan, gadis itu berniat pergi namun tangannya di cekal Arion meminta Aleta makan bersamanya, Aleta menatap Kaila, yang ternyata gadis itu juga sedang menatapnya, tatapan Aleta menggunakan bahasa isyarat kepada Kaila, bahwa dirinya tidak bisa makan satu meja dengan gadis itu sedangkan Kaila mengangguk mengerti.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar