Rabu, 04 Desember 2013

My Shunsine - Part 3

 


         Di ruang ganti Aleta membuka pakaiannya pelan, bahunya terasa perih dilihatnya luka memar membiru, Aleta mengoleskan obat di bahunya, gadis itu selalu membawa obat untuk menyembuhkan luka setelah latihan, Aleta bergegas untuk pulang.

Rasa nyeri di bahunya sedikit berkurang, gadis itu tersenyum senang, Aleta masih terbayang bagaimana kebencian Arion kepadanya, membuatnya bersemangat untuk semakin berlatih sendiri meninju samsak nya. Aleta berteriak keras lalu tiduran di matras,

Aleta merapikan ruangan yang menjadi tempat latihannya, di ruangan ini sudah terdapat alat-alat olahraga, seperti samsak dan lainnya, semua itu milik anak pertama tante Monika, gadis itu hanya menggunakan yang sudah ada dan sering menghabiskan waktunya di ruangan ini sekedar menghilangkan penat juga melatih kekuatan tangan dan kakinya.

Aleta menyiapkan makan malamnya setelah membersihkan diri dan berganti pakaian santai Aleta melahap mie yang dia buat beberapa menit lalu, menikmati makanannya. Rasa kantuk menghampiri, gadis itu berjalan kearah kamar dan mulai terpejam.

***

Arion penuh emosi saat latihan bersama Aleta membuat Arion menggunakan tenaga penuh dan menyebabkan bahu Aleta terluka, kalau dipikir gadis itu tak banyak berulah padanya.

Arion melangkah pelan keluar dari kamarnya lewat jendela, dia hanya ingin melihat bagaimana keadaan Aleta, lelaki itu yakin pukulannya tadi siang membuat luka di bahu gadis itu.

Berjalan jinjit membuka pintu kaca rumah Aleta menggesernya pelan lalu masuk ke dalam, Arion memperhatikan dapur bersih milik Aleta, mengecek makanan di dalam kulkas,  yang tersusun rapi Arion berasumsi bahwa Aleta sudah terbiasa hidup mandiri.

Arion membuka pelan pintu kamar Aleta, gadis itu sudah tertidur dengan suara merintih kesakitan, mungkinkah karena pukulannya, Arion membatin, dia memejamkan mata, tak ingin melanutkan tindakannya Arion berbalik arah keluar dari kamar Aleta Arion memasang sesuatu di ruang tamu hal itulah yang dilakukan Arion untuk mengawasi Aleta.

***

Aleta melakukan negosiasi dengan bu Ami, setelah cukup alot akhirnya selesai juga, Bu Ami membuat perjanjian dengan Aleta di dalam kertas yang sudah di bubuhi tanda tangan keduanya, cukup puas dengan hasil paper Aleta dan menyetujui kemauan gadis itu, mahasiswi baru yang berani memberikan komentar pedas padanya, dan membuat wanita itu melakukan perubahan cara mengajarnya sedikit demi sedikit.

Jauh di lubuk hati Bu Ami bersyukur bahwa gadis itu memberikan perubahan besar pada cara mengajarnya.

Aleta terbebas dari kelas matematika bisnis memasukan surat perjanjiannya ke dalam tas, gadis itu berhasil negosiasi dan di perbolehkan tidak mengikuti kelasnya karena ulangan semester Aleta cukup bagus dan hasil paper buatannya sangat memuaskan juga memudahkan Bu Ami memberikan materi kepada mahasiswa lain dengan menggunakan paper buatan Aleta.

Aleta berjalan masuk ke dalam perpustakaan gadis itu yakin jika takan ada orang di perpustakaan mengingat ini jam mata kuliah di mulai, hanya ada beberapa mahasiswa yang masih berada di perpustakaan. Aleta berdiri jinjit tangannya di gerakan agar menggapai buku yang berada di rak atas tingginya tidak cukup untuk menjangkau. Sampai seseorang yang berdiri di belakang Aleta meraihnya dan Aleta membalikan badan menatap intens pada lelaki tinggi, berbadan atletis dan juga tampan di depannya.

"Saya tidak mengijinkan buku ini di baca oleh mahasiswi" Ucap lelaki itu cuek lalu melangkah menuju meja  dan  membaca.

"Saya bersedia menunggu  untuk bisa membacanya" Balas Aleta sedikit memohon.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar