Minggu, 22 Desember 2013

My Shunsine - Part 19


          Arion diam meneteskan air matanya, dadanya sesak melihat kedekatan Aleta bersama kakaknya, barusan Arion menyaksikan semua kedekatan mereka dan yang Ambar katakan waktu itu benar. Demian lelaki itu menyukai Aleta, kenapa harus Aleta, kenapa tidak gadis lain saja. Berbagai pertanyaan memenuhi kepala Arion.

Keadaan Apartemen sudah sangat berantakan, pecahan gelas berserakan belum lagi pakaian kotor yang berantakan begitupun dengan rambut Arion yang sudah panjang tidak terawat.

"Apa seperti ini keadaan kamu yang mencintai Aleta secara diam-diam? Tanya sebuah suara melangkah sambil merapikan barang-barang yang berantakan.

"Ngapain kamu kesini? Teriak Arion

"Kamu pikir saya pacaran sama Aleta, itu hanya dugaan kamu, berpikirlah dengan jernih Arion, kita bisa bersaing secara adil jika kamu mau" Tawar Demian

"Baik mari kita lakukan, jangan curang kamu Demian, ingat usia kalian berbeda jauh kamu tidak pantas untuk Aleta"Balas Arion emosi meninggi

"Arion, hanya Aleta yang dapat memilih siapa yang di anggap pantas bersamanya, lagi pula saya tidak mempermasalahkan usia ketika saya bersama seseorang, oh ia kenapa focuss mu hanya pada Aleta buka mata mu  lebar-lebar Arion bahwa ada seseorang yang mencintaimu dia selalu ingin kamu bahagia, terkadang cinta tidak serta-merta harus memiliki" Ucap Demian tandas berlalu dari hadapan Arion

Arion terdiam cukup lama, mencerna perlahan ucapan. Demian barusan, peluang untuk bersama Aleta sangat tipis, kesibukan gadis itu, tempat kerja yang berbeda dan juga tempat tinggal yang tak satu lokasi membuat Arion terpaksa diam menyembunyikan tentang perasaannya. 

Arion hanya perlu mengetahui seberapa jauh Aleta memiliki perasaan untuknya, sedikit atau tidak sama sekali, jika setelah Arion mengetahui Aleta tidak memiliki perasaan untuknya biarlah dia terluka sendirian dibandingkan harus mengungkapkan perasaan yang sudah jelas tidak berpihak padanya.

***

Aleta memilih bergabung dengan Alaric untuk mengelola bisnisnya, membuat Demian tidak setuju, karena Demian tidak akan bisa menahan cemburu kedekatan Aleta dengan Alaric.

Sepulang kerja Aleta mampir ke rumah tante Monika, membantu wanita itu untuk menyiapkan makan malam, sambil bercerita-cerita  Demian datang bersama seorang gadis cantik merangkul lengan Demian mesra, Aleta memperhatikan, kemudian setelah bersalaman Aleta pamit pulang, dia tidak kuat menahan gejolak hatinya saat melihat gadis itu merangkul tangan Demian.

"Buru-buru banget kamu pulangnya, padahal tadi kita sedang asyik cerita"Ujar tante Monika. sedangkan Demian hanya menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh.

"Kenapa tidak bilang Alika, kalau mau datang ke rumah? Tanya Monika

"Tante, aku sengaja ngasih kejutan, aku kangen tante,  kenapa Alika tidak lihat Arion? Tanya gadis itu, focuss nya pasti pada Arion orang yang pertama kali dia cari.

"Arion tinggal di Apartemennya, biar lebih dekat dengan tempat kerja" Jawab Monika asal padahal Monika sendiri tahu apa yang terjadi pada kedua putranya.

"Kalau gitu Alika boleh minta alamatnya tante, Alika kangen Arion" Rengek gadis itu, Alika seumuran dengan Aleta hanya yang membedakan mereka sikap dan tindakan, Aleta tipe dewasa dan banyak bicara ketika bersama orang yang sudah dikenal baik olehnya sedangkan Alika tipe anak manja sikapnya yang kanak-kanak membuat Arion maupun Demian tidak menyukai sepupunya itu. Alika sudah pergi setelah Monika memberinya alamat Apartemen Arion.

"Bagaimana keadaan Arion" Tanya Monika setelah melihat sikap Demian masih diam memperhatikan televisi yang pikirannya berkelana.

"Ma, Arion kacau dia juga menyanggupi Demian untuk bersaing, tapi Demian rasa tidak perlu melakukannya" Balas Demian

"Maksud kamu? Tanya Monika belum paham

"Demian memberikan kesempatan kepada Arion untuk mendekati, Aleta "Jelas Demian

"Bagaimana dengan perasaan kamu sendiri Demian" Monika cemas akan terjadi pertumpahan darah antara kedua anaknya,

"Mama kenal Arion bukan, dia akan melangkah mundur jika perasaanya tak berbalas, dan Demian hanya perlu menunggu waktu yang tepat" Jawab Demian.

Monika tidak habis pikir, kenapa kedua putranya mencintai gadis yang sama, seperti tidak ada gadis lain saja, benar cinta tak bisa memilih, karena sering bersama dalam waktu yang lama keakraban itu membuat cinta bertumbuh diantara mereka. Monika hanya perlu mendukung keinginan kedua putranya, dia juga tidak menekankan kepada siapa Aleta harus memilih karena keputusan itu sepenuhnya milik Aleta.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar