Selasa, 17 Desember 2013

My Shunsine - Part 14


        Demian memperhatikan cctv yang merasa ada yang aneh dengan penampilan keduanya setelah keluar dari toilet, jelas sekali saat Aleta datang gaunnya tidak sobek, setelah melihat dari berbagai tempat menyamakan jam kejadian akhirnya Demian tahu jika terjadi perkelahian diantara mereka.

Demian tidak menduga jika Sila akan se-brutal itu kepada Aleta, Demian tahu apa yang melatar belakangi Sila melakukan hal itu kepada Aleta.

Demian langsung memberhentikan Sila, karena sudah melanggar aturan kerja di perusahaannya, Sila baru bekerja dua minggu bersama Demian, lelaki itu juga sering mengingatkan Sila untuk berpakaian sopan, namun tidak Sila pedulikan, Sila sering menggunakan pakaian seksi terbuka di belahan dadanya, namun Demian justru merasa risih dan jijik dengan kelakuan Sila. 

Demian memanggil Sila ke ruangannya, mengamati sebentar luka cakar di lengan gadis itu, kemudian  menunjukan rekaman cctv  yang membuat Sila terlihat kaget, karena menuruti rasa cemburunya Sila melakukan pelanggaran selama bekerja.

"Saya tahu keadaan kamu, saya tidak akan meminta kamu mengganti uang perusahaan, mulai besok kamu tidak perlu bekerja di sini lagi, semoga kamu tidak melakukan tindakan yang seperti ini di tempat  baru, Sila ketahuilah Aleta adalah klien saya, dia sudah membuat janji dengan kamu untuk bertemu dengan saya hari ini, seharusnya kamu lebih tahu siapa saja yang saya temui karena kamu yang mengatur jadwal saya" Jelas Demian membuat Sila bungkam, 

Sila di buta kan rasa cemburunya saat mengetahui tatapan Demian yang berbeda terhadap Aleta juga perlakuan lembut lelaki itu terhadap Aleta yang tak lepas sedikitpun dari pandangan Sila.

***

Aleta menyetujui ajakan Devan untuk nonton bioskop mereka memilih gendre film yang mereka sukai, yaitu action, Devan membawa satu wadah besar popcron caramel dan dua gelas capucino full cream.

Mereka mendapatkan kursi kedua dari belakang, kursi penonton teater nomor lima , diisi oleh muda-mudi seperti mereka siapa sangka Aleta dan Devan malah bertemu Arion dengan Ambar, membuat mereka sedikit terbelalak. Sejak kapan Ambar menempel seperti itu pada Arion apakah mereka pacaran? Hal itulah yang menjadi pertanyaan di benak Aleta dan tentu Devan gembira jika Arion bersama Ambar dia bisa leluasa mendekati Aleta tanpa adanya rasa tidak enak kepada Arion.

Arion menatap tajam Aleta, sebuah panggilan masuk ke handphone Aleta membuyarkan ketegangan suasana di depannya.

"Aleta sedang di luar tante, Aleta tidak bisa  pulang sekarang" Jawab Aleta telepon terputus.

"Siapa yang telepon? Tanya Arion dan Devan bersamaan,

"Tante Monika memintaku pulang, tapi kita menonton dulu baru pulang"Ujar Aleta.

"Kita pulang sekarang" Balas Arion menarik lengan Aleta meninggalkan Ambar dan Devan membuat mereka melongo

Arion dan Aleta sudah pergi, gadis itu tidak sempat berpamitan kepada Devan karena Arion menariknya kuat dan cepat sekali.

"Kita lanjutkan menontonnya, sayang tiket" Ucap Ambar meraih tiket dari tangan Devan, dia memang belum membeli tiket nonton hanya berpapasan dengan Arion saja tadi, kemudian karena tujuannya sama Ambar merangkul tangan Arion namun lelaki itu menepisnya kasar, saat Ambar melihat ke arah depan nyatanya disana ada Aleta.

Devan duduk menonton dengan diamnya dan tidak menikmati film, celotehan Ambar di sampingnya tidak Devan pedulikan, sedangkan Ambar tahu kenapa kedua lelaki itu bersikap seperti itu, Ambar kembali mengunyah popcron caramel berusaha menikmati film walau dalam hatinya berharap kehadiran Arion.

***

Aleta setelah berganti baju dia menuju rumah Tante Monika berhadapan dengan Arion yang menatapnya meminta penjelasan

"Devan ngajak kamu nonton kok gak ngajak aku? Tanya Arion

"Aku yang ngajak dia nonton" Balas Aleta

"Kamu bisa ajak aku kan ngapain ajak si Devan"protes Arion

"Kita itu teman Arion, jadi aku bebas mengajak siapa saja, kok kamu kesel begitu, lagian kita tadi bisa tetap lanjut menonton jika kamu tidak menarik aku pulang, bukannya tadi kamu bareng Ambar dia bisa salah paham karena tindakan kamu tadi"Cerca Aleta

"Aku bareng Ambar cuma kebetulan Aleta gak kayak kamu yang memang di rencanakan untuk jalan bersama"Balas Arion berlalu ke kamarnya lalu membanting pintu keras.

Setelah melihat sediaan makanan di kulkas Aleta mulai mengeluarkan bahan-bahan yang mau dibuatnya. Gadis itu memilih memasak cah kangkung, sambal, ayam teriyaki masa bodoh mau dimakan atau tidak tugasnya adalah memasak.

"marah-marah sendiri gara-gara aku jalan bareng Devan, padahal kita teman, kecuali aku pacar dia, baru boleh marah"Grutu Aleta sambil menyiapkan masakannya ke dalam piring dan betapa terkejutnya Aleta saat tahu Demian berdiri di depannya meneguk air putih hingga tandas, tidak ada langkah kaki Aleta jadi merinding.

"Ini beneran pak Demian? Tanya Aleta setelah selesai meletakan makanan di atas meja mendekat kearah Demian memastikan.

"Ini saya memang siapa? Kamu tidak mendengar saya pulang kerena masaknya sambil menggerutu, untung masakan kamu enak ya"Balas Demian sambil menyendok makanan ke dalam piringnya dan mulai makan.

"Tugas saya sudah selesai saya pulang dulu"Ucap Aleta.

"Aleta kita makan bersama, biasanya Arion yang temani saya makan berhubung dia lagi ngambek jadi kamu yang temani saya" Ucap Demian masih tidak menatap ke arah Aleta dia sibuk melahap makanan ke dalam mulutnya.

"Ya udah saya makan disini" Ucap Aleta nyengir kemudian menyendok nasi ke piringnya. Aleta makan bersama Demian, sedangkan Demian hanya tersenyum  mengunyah kembali makanannya.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar