Minggu, 15 Desember 2013

My Shunsine - Part 12


      Aleta melangkah riang masuk ke dalam kelas dengan senyuman lebar  yang membuat Aleta bahagia karena pagi tadi dia baru saja mendapatkan transferan uang sejumlah yang sudah di sepakati bersama Alaric.

Betapa bahagianya Aleta, gadis itu bersiul membayangkan menu baru yang harus di berikan pada Alaric dan menambah jumlah uang yang akan diterimanya.

Dreett...

Sebuah pesan masuk,

My Money dengan kontak itu tertera di handphone Aleta dan berisi sebuah pesan masuk

Hari ini kami tutup lebih awal, semua bahan makanan habis terjual, apa kamu ada waktu hari Sabtu nanti, aku mau mengajakmu makan bersama team untuk merayakan dibukanya cabang bisnis kami.

Aleta diam, gadis itu mulai mengetik namun tidak memperhatikan jalannya. hingga menabrak sesuatu yang keras dan terhuyung.

"Lutut ku berdarah" lirih Aleta berdiri sambil mengambil handphonenya yang sudah lebih dulu di ambil seseorang.

"Kembalikan handphone ku Arion" Teriak Aleta 

"Apa yang membuatmu begitu bersemangat isi  WhatsApp dengan nama kontak My Honey siapa dia, Aleta? "Tanya Arion

"kau salah membaca dan jangan ikut campur urusanku" Balas Aleta sambil merebut kembali handphonenya dan tak peduli akan lututnya yang berdarah.

"Katakan padaku siapa dia Aleta, " Ucap Arion sengit

Aleta tidak mendengarkan teriakan Arion sampai sebuah tangan menariknya dan memberikan plester pada Aleta, awalnya Aleta menolak pada akhirnya Aleta menerimanya.

"Terimakasih pak" Ucap Aleta

"Bersihkan dulu lutut kamu baru di pakai plester nya" Balas Demian berlalu membawa barang-barangnya.

***

Kelas Studi kelayakan bisnis sudah selesai, namun Aleta sedari tadi masih diam di dalam kelas, gadis itu enggan keluar, seperti ada sesuatu yang membuatnya bertahan di dalam kelas.

"Seseorang mencari mu, apa tidak sebaiknya kamu menemuinya Aleta"Ujar Ambar, sejak kejadian waktu itu Ambar sudah tidak mengganggunya lagi

"Baiklah, aku akan menemuinya" Balas Aleta menggerutu tentu masih dapat di dengar oleh Ambar

Aleta menatap seseorang yang bersandar di samping mobil memakai kemeja lengan panjang yang di gulung sebatas sikut, dari mana lelaki itu tahu Aleta Kuliah disini, Aleta tak memperdulikan tatapan orang-orang yang menatap kagum pada Alaric

"Handphone kamu tidak aktif, " ucap Alaric setelah Aleta masuk ke dalam mobilnya.

"Saya ada kelas tadi,"Ucap Aleta

"Ada yang mau saya bicarakan sama kamu Aleta "

"Bagaimana jika kita makan siang dulu baru membicarakan bisnis" Balas Aleta panjang lebar

Arion menyaksikan itu. mengepalkan tangannya, jadi dia yang Aleta simpan kontaknya sebagai My Honey apa Aleta tidak bisa mencari pacar yang usianya tidak jauh dari dirinya. benar-benar selera gadis itu sangat payah.

Aleta menolak ajakan Alaric untuk datang ke acara pesta pembukaan cabang resort baru milik lelaki itu, Aleta tidak bisa karena bentrok dengan ujian semesternya, awalnya Alaric bersikeras agar Aleta ikut, pada akhirnya setelah melihat waah mengiba gadis itu Alaric tidak memaksa Aleta.

***

Aleta pulang di antar Alaric, seseorang yang tidak dikenal sudah  berdiri di depan pintu rumah Aleta, gadis itu memiliki perasaan yang tidak enak. Aleta mempersilahkan orang itu untuk masuk, Aleta menyuguhkan dua cangkir minum dan setoples  makanan.

"Perkenalkan saya Riand, saya teman bu Farah ada yang mau saya beri tahukan kepada nona Aleta"Ujarnya Aleta memang tidak tahu tujuan lelaki di depannya ini berkunjung ke rumahnya.

lelaki itu membuka tas yang berisikan dokumen dan memberikan kepada Aleta untuk membacanya.

"Nona Aleta di dalam surat ini beliau melimpahkan tanggung jawab hutang-hutangnya pada Anda " Ujar Riand.

Aleta membaca dengan seksama surat perjanjian utang piutang utang itu, tertera dengan jelas ada namanya di sana beserta tanda tangan Aleta ingat Farah memintanya karena Farah mengatakan untuk keperluan rumah sakit dengan bodohnya Aleta percaya saja.

"Apa Ibu Farah tidak memberitahu Anda tentang hutang-hutangnya" Tanya Riand

"Ibu saya tidak mengatakan apa-apa, bolehkan saya meminta salinan surat perjanjian ini dan meminta waktu, nanti saya akan menemui pak Riand untuk urusan pembayaran atau meminta seseorang untuk membereskan" Ucap Aleta terlihat setenang mungkin

"Baiklah, nona Aleta bisa meminta bantuan seorang ahli jika belum paham, dan saya memberikan waktu dua hari kepada nona Aleta untuk membereskan masalah hutang ibu Farah, karena jika tidak selesai dengan waktu yang saya berikan bunganya akan bertambah banyak" Jelas Riand

"Baiklah pak" Balas Aleta.

Aleta tahu jika hutang Farah  banyak, walau dia punya kartu kredit peninggalan orangtuanya tapi jika di pakai untuk membayar hutang-hutang itu, Aleta terancam tidak bisa melanutkan kuliah magisternya, uang yang dimilikinya saat ini bisa mencukupi sampai dia selesai wisuda saja, gadis itu harus mencari pekerjaan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar