Jumat, 13 Desember 2013

My Shunsine - Part 10


           Arion membiarkan Aleta bersandar di bahunya, kedua orang itu tak memperdulikan orang-orang yang berlalu larang di depan ruang 
emergency, sejak lima menit lalu Aleta masih menangis sesenggukan di bahu Arion.

Pemandangan sangat jelas di hadapan Demian lelaki itu masih diam berdiri sambil memasukan kedua tangan di saku celananya bersandar di tembok berhadapan dengan dua sejoli, Demian menatap Aleta lama, sampai tatapannya bersinggungan dengan Arion.

Arion mengangkat sebelah alisnya mengisyaratkan bahwa dia sekarang lebih dekat dengan Aleta, Demian yang mengerti maksud Arion hanya diam saja.

Dokter keluar dari ruangan emergency, menjelaskan bahwa Farah sedang mengalami kritis, percobaan bunuh diri yang di lakukan wanita itu sudah sejak lama kali ini, benar-benar tidak ada yang bisa menghalangi niatnya lagi.

"Apakah disini ada yang namanya Aleta " Tanya dokter Singgih.

Mereka semua masuk Farah meminta Aleta mendekat kearah tempatnya dimana Farah berbaring lalu berucap

"Maafkan Ibu Aleta, Ibu terpaksa melakukannya " Ucap Farah semakin lemah, tatapan matanya semakin menutup perlahan Aleta tidak mengerti kenapa Farah meminta maaf kepada dirinya.

Aleta berkaca-kaca matanya sendu, dengan cepat dia tengadah dan bersinggungan dengan manik mata tajam dan dingin itu, dokter dan perawat sedang melakukan bantuan pacu jantung menggunakan difibrator, sampai dokter mengumumkan kematian Farah.

Aleta menangis, begitupun dengan yang lain ikut menangis sedangkan Demian masih diam, lelaki itu bergantian menatap Farah juga Aleta, Demian sama sekali tidak mengeluarkan air matanya.

"Sabar sayang " Ucap Monika menguatkan Aleta.

Aleta hanya mengangguk, membiarkan Monika memeluknya erat, dekapan seorang ibu membuat Aleta sangat merindukannya.

Arion dan Devan masih diam, pikiran kedua lelaki itu tak karuan mereka ikut sedih atas kepergian ibu angkat Aleta, ada rasa sesal di hati keduanya pernah mem-bully Aleta, nyatanya hidup gadis itu menyedihkan.

***

Prosesi pemakaman berjalan tertib walau gerimis turun dengan ritme pelan, namun cukup membuat basah tanah dan pakaian orang-orang yang datang ke pemakaman.

Aleta masih duduk di dekat pusara Ibunya, sedangkan Arion setia memayungi gadis itu.

"Sudah sore, sebaiknya kita pulang" Ucap Arion

Orang-orang sudah sejak tadi meninggalkan pemakaman hanya Aleta dan  Arion yang tersisa.

Aleta menurut, gadis itu membiarkan Arion memayunginya dan membawanya pulang, pikirannya masih kemana-mana, bisakah Aleta baik-baik saja seperti saat kehilangan orang tuanya.

Arion melirik Aleta sebentar Aleta menatap pemandangan keluar jendela mobil yang di kendarai Arion, dia tau jika gadis itu masih dalam suasana berkabung, bahkan Arion ikut merasakan bagaimana kesedihan Aleta.

   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar