Kamis, 12 Desember 2013

My Shunsine - Part 9

      


      Aleta menyentuh dasar kolam, Aleta merasakan dadanya sesak banyak air masuk ke dalam hidung dan mulutnya. Seseorang menceburkan diri, menarik pelan tubuh tak berdaya gadis itu dalam pelukannya membawanya ke sisi kolam.

memberikan pertolongan pertamanya, memompa dada gadis itu dan memberikan nafas buatan, panik jelas kentara di wajah lelaki itu,

"Aleta bangunlah, ku mohon" Pinta lelaki itu memelas dan pelan, setengah frustasi tapi dia melakukan pompa dada kembali pada Aleta sampai gadis itu terbatuk.

"Uhuk... uhuk... "Aleta berhasil mengeluarkan air dari mulutnya dia melihat samar orang yang sudah menolongnya berpengawakan tinggi, berbadan atletis, tapi Aleta tidak bisa melihat bagaimana wajahnya dari orang yang sudah menolongnya karena orang itu berjalan membelakanginya semakin menjauh.

Aleta merebahkan tubuhnya di atas kasur, Aleta sudah berganti pakaian, pikirannya kembali menerawang tak mengerti kenapa Kaila berbuat seperti itu pada dirinya, apakah Kaila iri dalam hal apa?! Aleta hanya mahasiswi baru yang tidak terkenal, dia hanya di bully Arion dan Devan juga sering di panggil pak Demian, apa Kaila menyukai salah satu dari mereka.

Kejadian hari ini membuat Aleta seperti di tampar keras, insiden kecelakaan mobil yang dikendarai orangtuanya menabrak pembatas jalan hingga jatuh ke sungai membuat Aleta trauma dengan air, saat itu Aleta masih kecil hanya dia seorang yang selamat dari kecelakaan, Aleta bertekad dia harus melawan rasa traumanya.

Insiden kemarin membuat Aleta tak pernah lagi bertemu Kaila , gadis itu pindah Kampus entah apa sebabnya Aleta sendiri juga tidak tahu, Ambar dan temannya menghampiri Aleta.

"Apa kau tidak penasaran kenapa Kaila pindah? Tanya Ambar entah mau apalagi sebenarnya Ambar menganggu Aleta.

"Aku tidak ingin tau" Balas Aleta.

"Kau perlu tau Aleta bahwa Kaila mengkhianatimu karena dia menyukai pak Demian," Balas Ambar

"itu bukan urusan ku juga Ambar" Balas Aleta

"Apa kau tidak penasaran siapa yang sudah membuat Kaila di DO dari Kampus" Ucap Ambar berlalu dengan teman-temnnya, Aleta merasa heran kepada Ambar yang tidak lagi mengganggunya. Tapi ada bagusnya dia tidak berurusan lagi dengan mereka.

Baik Arion dan Devan tidak lagi mengganggu Aleta mereka sibuk dengan magang dan ujin kelulusnnya. Begitupun dengan Ambar tidak lagi mengganggu Aleta,

Aleta melangkah ke ruangan pak Demian meletakan paper miliknya di atas meja lalu kembali ke kelas, dia tidak melihat pak Demian tapi masa bodoh kemana dosennya itu, yang penting Aleta sudah mengerjakan.

***

Demian baru saja sampai lelaki itu melihat paper di atas meja, memeriksa sebentar dan tersenyum kecut, paper milik Aleta sangat lengkap dengan bahasa yang mudah di mengerti, Demian membuka amplop coklat beisikan hasil tes DNA, Demian mengerutkan alis, hasilnya tak ada ke cocokan, kemudian Demian melihat notifigasi email di MacBook nya akhirnya lelaki itu mengetahui latar belakang hidup Aleta, orang tua Aleta sudah meninggal sejak gadis itu masih sekolah dasar, tinggal dengan neneknya dan saat neneknya meninggal Farah mengangkat Aleta sebagai anaknya. 

Demian memijit pelipisnya, Demian kembali membaca emailnya dia tahu Farah berada di RSJ, Demian pikir hidup Farah bahagia karena bersama lelaki yang dicintainya, tak pernah sedikitpun bagi Demian memikirkan Farah yang ternyata akan berakhir seperti itu. 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar