Senin, 25 November 2013

Destiny - Part 17

 


          Satu tahun sudah berlalu, Arga mampu menyelesaikan kekacauan yang terjadi perusahaan di akibatkan Perebutan kekuasaan team Aidan dan team Arya.

Karyawan yang terbukti telah menggelapkan dana dan terlibat dalam kecelakaan Aidan  sudah dj penjara.

Di tengah kesibukannya Arga di perusahaan lelaki itu meminta seseorang untuk mengawasi Agatha, Arga juga tahu jika sampai detik ini tidak ada satu laki-laki yang dekat dengan Agatha setelah Aidan meninggal.

setelah lulus kuliah Agatha melamar pekerjaan di kantor pusat milik Arga, Agatha melamar di bagian pemasaran, dia di terima di perusahaan namun saat masuk kerja. gadis itu mendapati dirinya bekerja sebagai sekretaris, Agahta sudah menolaknya namun keputusan Arga selalu tidak bisa di bantah

"Saya melamar di kantor ini di bagian pemasaran, lalu kenapa saya di pekerjakan sebagai sekertaris anda bukan di bagian pemasaran sesuai dengan yang saya lamar" tanya Agatha lagi

"Agatha Maharani, kamu jangan salah paham di bagian pemasaran sudah lebih dari cukup orang, saya sedang membutuhkan sekretaris dari pada saya merekrut karyawan baru dan mengeluarkan budget lagi lebih baik saya gunakan kamu, saya justru belum menerima kamu menjadi sekretaris saya, kamu harus melewati orientasinya selama satu bulan, jika kamu bagus kinerjanya saya akan menerima kamu sebagai sekretaris saya, namun jika kinerja kamu jelek silahkan keluar dari perusahaan ini" Jelas Arga

"Baiklah, lalu apa yang harus saya lakukan sebagai sekretaris anda pak" Tanya Agatha lagi

"Pertama baca peraturan tata tertib menjadi sekretaris saya, kedua ini jadwal saya, ketiga kamu harus siap ketika saya menelpon kamu untuk bertemu saya jam berapapun itu" jelas Arga lagi yang sudah di rekam oleh Agatha di handphonenya.

Agatha melihat dua orang membawa meja ke dalam ruangan Arga, meja itu letaknya tak jauh dari meja kerja Arga, Agatha pikir Arga dia akan duduk di meja sekretaris sebelumnya yaitu di luar ruangan, namun sekarang kenapa dia harus satu ruangan di dalam bersama Arga.

***

Agatha sudah selesai menyiapkan power poin untuk presentasi rapat Arga setelah makan siang.

"Agatha, pesankan saya makan siang dari cafe Lumia ya, saya mau menu terbaru dari cafe itu "Perintah Arga

"Baik pak akan saya telepon," Balas Agatha

"Saya meminta kamu langsung datang ke tempat itu, ini kunci mobilnya kamu pakai mobil kantor saya" Jelas Arga lagi.

Agatha sudah memesan makan siang milik Arga dan dirinya, dia duduk di kursi sambil menunggu pesanannya jadi, Agatha duduk sambil memainkan handphonenya, sesuatu membasahi wajah dan pakaiannya.

"Ya!! Teriak Agatha reflek, teriakan Agatha membuat pengunjung cafe menatapnya risih, namun gadis itu diam terpaku di tempatnya saat ini ketika melihat wajah itu, wajah yang sangat mirip sekali dengan Aidan.

"Aidan... "lirih Agatha

"Maafkan Irine, dia sudah membuat basah baju kamu" ucap lelaki yang sangat mirip dengan Aidan

"Tidak apa, balas Agatha, dengan bibir bergetar dia meraba-raba  kursi dan duduk kembali, Agatha menyadarkan dirinya bahwa dia bukan Aidan.

Agatha sibuk melap bajunya dengan tisu, kemeja putihnya menjadi transparan karena basah memperlihatkan dadanya yang hanya di lapisi Tank Top, Agatha sadar dengan penampilannya gadis itu menutup dadanya dengan tangan, Aldo yang menyadari ketidak nyamanan Agatha lelaki itu melepaskan jasnya dan meminjamkan kepada Agatha,

Agatha awalnya hanya menatap Aldo, aneh rasanya mereka tidak saling kenal tapi lelaki itu mau meminjamkan jasnya

"Pakai saja untuk menutupi kemeja kamu yang basah, lagi pula itu karena salah ku" Jelas Aldo ketika menatap Agatha yang ragu menerima jas nya.

"Saya akan segera mengembalikannya" Balas Agatha sambil memakai jas milik Aldo.

"Nama saya Aldo, ini kartu nama saya" Ucap lelaki itu sambil pergi, seorang pelayan menyerahkan pesanan Agatha gadis itu kembali ke kantor.

Agatha sudah sampai di kantor tempatnya bekerja, membawa makan siang yang dia beli

"Apa jalanan sangat macet hingga membuat kamu menghabiskan waktu satu jam disana" tanya Arga setengah menyindir dan sadar ketika Agatha memakai jas seseorang.

Arga memang sengaja meminta Agatha membeli makan siang di cafe itu, karena Aldo temannya pemilik cafe itu, walau tidak bisa di pungkiri bahwa hatinya sakit.

"Jalanan tidak macet pak, hanya saja saya bertemu masalah sebentar " Jelas Agatha.

"Setelah makan siang, saya mau kamu temani saya keliling hotel Fuma, rapatnya saya serahkan pada pak Antony saja. jelas Arga yang di setujui Agatha.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar