Selasa, 19 November 2013

Destiny - Part 15


        Aidan mengetuk-ketukan jemari di atas meja kerja melihat handphone tidak ada kabar dari istrinya, rasa khawatir terjadi sesuatu namun harga dirinya tinggi, jika harus menghubungi terlebih dulu.

"Kita lihat siapa yang menghubungi duluan" Ujar Aidan kembali menatap handphone nya menantikan sebuah pesan masuk.

"pak Aidan ruang rapat sudah siap " Ujar Antony karyawan Aidan, karena sampai saat ini Aidan tidak memiliki sekretaris

"Tunggu saya sepuluh menit lagi" Balas Aidan kembali menatap handphonenya.

Haruskah Aidan menanyakan kabar Agatha, tapi harga dirinya menghalangi akan hal itu, rasa khawatir dan penasaran dengan apa yang di lakukan oleh istrinya saat ini, Aidan membuka cctv di Apartemennya, sejak pukul 08:00 wib gadis itu meninggalkan Apartemen, ditekannya tombol telepon mulai tersambung.

"Hallo.... dimana kamu?

"Saya lagi di kampus, mengambil undangan wisuda" jelas Agatha di sebrang telepon

"Tunggu disana, saya akan jemput kamu" Telepon langsung di tutup

Aidan tersenyum bahagia, dia memimpin rapat lebih cepat dari biasanya, Aidan tidak mau membuat Agatha sang istri menunggunya lama, dengan wajah bahagia Aidan keluar dari perusahaan membuat semua karyawannya heran, ini pertama kalinya mereka melihat Aidan tersenyum bahagia, selama satu tahun mereka bekerja dengan Aidan ini merupakan kemajuan besar, tidak ada yang tau jika Aidan sudah menikah hanya keluarga terdekat dan relasi bisnisnya saja.

***

Agatha mengirim Aidan pesan, jika Aidan tidak perlu menjemputnya karena Agatha bawa motor sendiri, melajukan motornya dengan kecepatan sedang, dia berniat mampir ke mini market membeli keperluan mandinya, lalu mampir untuk ngopi sebentar ke kafe, sedang asyik menyeruput kopi dan makan cookies Agatha menatap seseorang memakai topi  menutupi wajahnya dan satu orang membelakanginya, mereka duduk yang jaraknya terhalang tiga kursi dari tempat duduk Agatha saat ini,

Agatha menyeruput kopinya sambil mengarahkan panca inderanya ke pemandangan di jendela, mengambil handphonenya untuk memotret dan samar dia mendengar percakapan kedua orang itu.

"Saya bersedia bertanggung jawab terhadap Bella walaupun saya belum bisa mencintai gadis itu, kau tahu Arga saya masih mencintai Agatha walaupun dia sudah menikah dengan Aidan, aku tidak pernah lupa jika aku yang memohon kepada Aidan untuk menikahi Agatha, jika saja aku tidak melakukan kesalahan pasti sekarang aku yang menikah dengan Agatha"  Ujar orang itu,

Agatha yang mendengarnya, ada rasa nyeri yang dia rasakan jadi Aidan menikahinya juga karena terpaksa menggantikan posisi Arya, kenapa nasibnya tidak pernah beruntung, Agatha merenungi perkataan Aidan malam itu, jadi mereka tidak saling mencintai satu sama lain, tapi kenapa Aidan selalu memperlakukan dirinya dengan lembut dan baik, apa benar lelaki itu tidak mencintainya, atau hal itu dia lakukan hanya untuk kewajiban sebagai seorang suami.

Agatha tidak mau ambil pusing, bukankah sejak awal pernikahan yang sah ini memang tidak ada cinta, yang penting Aidan tidak jahat padanya.

"Saya rasa kamu mendengar pembicaraan kami Agatha"Ucap Arga menghampiri ke meja Agatha membuat gadis itu kelabakan.

"Sudahlah, tidak apa mungkin aku mengatakannya sangat keras tadi, kamu tidak salah Agatha" balas Arya

"Apa kamu tidak keberatan Agatha jika kami bergabung di meja kamu, tadi aku memberikan meja kami pada keluarga Cemara" Jelas Arga, Agatha melihat ke arah meja yang tadi di tempati mereka dan benar saja meja itu di isi oleh sepasang suami istri dan dua orang anak kecil.

"Tidak apa silahkan saja" Balas Agatha

"Saya harap, pernikahan kamu bahagia bersama Aidan, begitupun dengan saya nanti." ucap Arya lirih sambil melahap makanannya.

"Ayo pulang sayang sudah sore" Ujar suara seseorang yang langsung duduk melingkarkan tangannya di pinggang Agatha, gadis itu agak terkejut kemudian berbisik kepada suaminya untuk menunggunya di luar dan langsung pamit kepada Arga dan Arya.

"Jangan temui istri saya lagi, ini peringatan terakhir buat kalian" Ucap Aidan tajam kepada keduanya

Arga hanya geleng kepala kelakuan orang cemburu emang begitu ya, bagi Aidan ternyata tidak sulit mencintai Agatha pikir Arga, sedangkan Arya yang melihat Agatha dan Aidan hanya tersenyum kaku, Arya bersyukur karena ternyata Aidan mencintai Agatha dan memperlakukan Agatha dengan baik, sedangkan dirinya belum mencintai  bisa mencintai Bella.

Aidan meminta Agatha masuk ke dalam mobilnya, ada banyak hal yang harus dia konfirmasi pada Agatha, Aidan sudah sangat bahagia akan menjemput istrinya justru mendapatkan pesan jika istrinya tidak mau dia jemput, saat mengaktifkan lokasi di dimana istrinya berada, Aidan memutuskan pergi ke lokasi itu untuk menemui istrinya, tapi justru apa yang di lihatnya membuatnya sangat emosi, namun Aidan sekuat tenaga menahan emosinya saat masuk ke kafe dia tidak mau berbuat kasar pada Agatha di depan banyak orang, Aidan sangat menjaga perasaan istrinya namun yang lebih buat emosi  Aidan ketika Agatha  pergi tidak pernah mau memberitahu dirinya.

"Kamu menolak saya menjemput, karena mau berselingkuh Agatha saya sudah katakan jika saya tidak mentolerir sedikitpun perselingkuhan, apalagi itu dengan mereka yang notabenenya masih ada ikatan persaudaraan dengan saya" Ujar Aidan sarkas nada bicaranya sedikit meninggi.

"Siapa yang berselingkuh. Aidan lihat baik-baik aku duduk di meja itu bersama Arga dan Arya kami makan bersama, kalau memang aku mau berselingkuh tentu saja aku melakukannya di tempat tersembunyi" Jelas Agatha kesal

"Jadi kamu mengakui kalau kamu berselingkuh" tanya Aidan

"Astaga! Aidan lebih baik kita introspeksi diri masing-masing" Ujar Agatha menarik pintu mobil namun Aidan cegah, pembicaraan mereka belum selesai.

"Kamu yang harusnya introspeksi diri Agatha, ingat kamu itu sudah menikah harus jaga jarak dengan lawan jenis" ujar Aidan lagi

"Tidak perlu mengajariku Aidan, kita introspeksi diri masing-masing saja, lagi pula kamu menikahi ku karena terpaksa menggantikan Arya" Ucap Agatha

"Apa kamu bilang terpaksa"

Aidan menatap Agatha dari mana istrinya itu tahu kalau dia menikahi Agatha karena menggantikan posisi Arya, pasti Arya sudah memberitahunya, jauh di dalam hati Aidan mencintai Agatha karena itulah alasan dia menerima pernikahan itu.

"Bukannya kamu terpaksa menerima pernikahan itu, karena pernikahan keterpaksaan ini bagaimana jika kita mengakhirinya saja, bukankah dengan begitu tidak ada yang dirugikan" ujar Agatha

"Aku tidak mau mengakhiri pernikahan ini. ingat Agatha kamu tidak akan pernah bisa mengakhiri pernikahan ini, jaga sikap kamu sebagai istri saya" Ujar Aidan membalikan wajahnya ke samping, emosinya belum mereda sedikitpun.

Agatha keluar dari mobil Aidan menuju motornya kemudian mengendarainya, Aidan tahu jika arah yang di tuju Agatha Apartemen yang menjadi tempat tinggal mereka semarah apapun Agatha nyatanya masih pulang kerumah, sebaiknya dia berbicara dengan pelan-pelan kepada Agatha.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar