Aidan mengetuk-ketukan jemari di atas meja kerja melihat handphone tidak ada kabar dari istrinya, rasa khawatir terjadi sesuatu namun harga dirinya tinggi, jika harus menghubungi terlebih dulu.
"Kita
lihat siapa yang menghubungi duluan" Ujar Aidan kembali menatap handphone
nya menantikan sebuah pesan masuk.
"pak
Aidan ruang rapat sudah siap " Ujar Antony karyawan Aidan, karena sampai
saat ini Aidan tidak memiliki sekretaris
"Tunggu
saya sepuluh menit lagi" Balas Aidan kembali menatap handphonenya.
Haruskah Aidan
menanyakan kabar Agatha, tapi harga dirinya menghalangi akan hal itu, rasa
khawatir dan penasaran dengan apa yang di lakukan oleh istrinya saat ini, Aidan
membuka cctv di Apartemennya, sejak pukul 08:00 wib gadis itu meninggalkan
Apartemen, ditekannya tombol telepon mulai tersambung.
"Hallo....
dimana kamu?
"Saya
lagi di kampus, mengambil undangan wisuda" jelas Agatha di sebrang telepon
"Tunggu
disana, saya akan jemput kamu" Telepon langsung di tutup
Aidan
tersenyum bahagia, dia memimpin rapat lebih cepat dari biasanya, Aidan tidak
mau membuat Agatha sang istri menunggunya lama, dengan wajah bahagia Aidan
keluar dari perusahaan membuat semua karyawannya heran, ini pertama kalinya
mereka melihat Aidan tersenyum bahagia, selama satu tahun mereka bekerja dengan
Aidan ini merupakan kemajuan besar, tidak ada yang tau jika Aidan sudah menikah
hanya keluarga terdekat dan relasi bisnisnya saja.
***
Agatha
mengirim Aidan pesan, jika Aidan tidak perlu menjemputnya karena Agatha bawa
motor sendiri, melajukan motornya dengan kecepatan sedang, dia berniat mampir
ke mini market membeli keperluan mandinya, lalu mampir untuk ngopi sebentar ke
kafe, sedang asyik menyeruput kopi dan makan cookies Agatha menatap seseorang
memakai topi menutupi wajahnya dan satu
orang membelakanginya, mereka duduk yang jaraknya terhalang tiga kursi dari
tempat duduk Agatha saat ini,
Agatha
menyeruput kopinya sambil mengarahkan panca inderanya ke pemandangan di
jendela, mengambil handphonenya untuk memotret dan samar dia mendengar
percakapan kedua orang itu.
"Saya
bersedia bertanggung jawab terhadap Bella walaupun saya belum bisa mencintai
gadis itu, kau tahu Arga saya masih mencintai Agatha walaupun dia sudah menikah
dengan Aidan, aku tidak pernah lupa jika aku yang memohon kepada Aidan untuk
menikahi Agatha, jika saja aku tidak melakukan kesalahan pasti sekarang aku
yang menikah dengan Agatha" Ujar
orang itu,
Agatha yang
mendengarnya, ada rasa nyeri yang dia rasakan jadi Aidan menikahinya juga
karena terpaksa menggantikan posisi Arya, kenapa nasibnya tidak pernah beruntung, Agatha merenungi perkataan Aidan malam itu, jadi mereka tidak saling
mencintai satu sama lain, tapi kenapa Aidan selalu memperlakukan dirinya dengan lembut
dan baik, apa benar lelaki itu tidak mencintainya, atau hal itu dia lakukan
hanya untuk kewajiban sebagai seorang suami.
Agatha tidak
mau ambil pusing, bukankah sejak awal pernikahan yang sah ini memang tidak ada
cinta, yang penting Aidan tidak jahat padanya.
"Saya
rasa kamu mendengar pembicaraan kami Agatha"Ucap Arga menghampiri ke meja
Agatha membuat gadis itu kelabakan.
"Sudahlah,
tidak apa mungkin aku mengatakannya sangat keras tadi, kamu tidak salah
Agatha" balas Arya
"Apa
kamu tidak keberatan Agatha jika kami bergabung di meja kamu, tadi aku
memberikan meja kami pada keluarga Cemara" Jelas Arga, Agatha melihat ke
arah meja yang tadi di tempati mereka dan benar saja meja itu di isi oleh
sepasang suami istri dan dua orang anak kecil.
"Tidak
apa silahkan saja" Balas Agatha
"Saya
harap, pernikahan kamu bahagia bersama Aidan, begitupun dengan saya nanti."
ucap Arya lirih sambil melahap makanannya.
"Ayo
pulang sayang sudah sore" Ujar suara seseorang yang langsung duduk
melingkarkan tangannya di pinggang Agatha, gadis itu agak terkejut kemudian berbisik kepada suaminya untuk menunggunya di luar dan langsung pamit kepada Arga dan Arya.
"Jangan
temui istri saya lagi, ini peringatan terakhir buat kalian" Ucap Aidan
tajam kepada keduanya
Arga hanya
geleng kepala kelakuan orang cemburu emang begitu ya, bagi Aidan ternyata tidak
sulit mencintai Agatha pikir Arga, sedangkan Arya yang melihat Agatha dan Aidan
hanya tersenyum kaku, Arya bersyukur karena ternyata Aidan mencintai Agatha dan memperlakukan Agatha
dengan baik, sedangkan dirinya belum mencintai bisa mencintai Bella.
Aidan
meminta Agatha masuk ke dalam mobilnya, ada banyak hal yang harus dia konfirmasi
pada Agatha, Aidan sudah sangat bahagia akan menjemput istrinya justru
mendapatkan pesan jika istrinya tidak mau dia jemput, saat mengaktifkan lokasi
di dimana istrinya berada, Aidan memutuskan pergi ke lokasi itu untuk menemui
istrinya, tapi justru apa yang di lihatnya membuatnya sangat emosi, namun Aidan
sekuat tenaga menahan emosinya saat masuk ke kafe dia tidak mau berbuat kasar
pada Agatha di depan banyak orang, Aidan sangat menjaga perasaan istrinya namun
yang lebih buat emosi Aidan ketika
Agatha pergi tidak pernah mau
memberitahu dirinya.
"Kamu
menolak saya menjemput, karena mau berselingkuh Agatha saya sudah katakan jika
saya tidak mentolerir sedikitpun perselingkuhan, apalagi itu dengan mereka yang
notabenenya masih ada ikatan persaudaraan dengan saya" Ujar Aidan sarkas
nada bicaranya sedikit meninggi.
"Siapa
yang berselingkuh. Aidan lihat baik-baik aku duduk di meja itu bersama Arga dan
Arya kami makan bersama, kalau memang aku mau berselingkuh tentu saja aku
melakukannya di tempat tersembunyi" Jelas Agatha kesal
"Jadi
kamu mengakui kalau kamu berselingkuh" tanya Aidan
"Astaga!
Aidan lebih baik kita introspeksi diri masing-masing" Ujar Agatha menarik
pintu mobil namun Aidan cegah, pembicaraan mereka belum selesai.
"Kamu
yang harusnya introspeksi diri Agatha, ingat kamu itu sudah menikah harus jaga
jarak dengan lawan jenis" ujar Aidan lagi
"Tidak
perlu mengajariku Aidan, kita introspeksi diri masing-masing saja, lagi pula
kamu menikahi ku karena terpaksa menggantikan Arya" Ucap Agatha
"Apa
kamu bilang terpaksa"
Aidan
menatap Agatha dari mana istrinya itu tahu kalau dia menikahi Agatha karena
menggantikan posisi Arya, pasti Arya sudah memberitahunya, jauh di dalam hati
Aidan mencintai Agatha karena itulah alasan dia menerima pernikahan itu.
"Bukannya
kamu terpaksa menerima pernikahan itu, karena pernikahan keterpaksaan ini
bagaimana jika kita mengakhirinya saja, bukankah dengan begitu tidak ada yang
dirugikan" ujar Agatha
"Aku
tidak mau mengakhiri pernikahan ini. ingat Agatha kamu tidak akan pernah bisa
mengakhiri pernikahan ini, jaga sikap kamu sebagai istri saya" Ujar Aidan
membalikan wajahnya ke samping, emosinya belum mereda sedikitpun.
Agatha
keluar dari mobil Aidan menuju motornya kemudian mengendarainya, Aidan tahu
jika arah yang di tuju Agatha Apartemen yang menjadi tempat tinggal mereka
semarah apapun Agatha nyatanya masih pulang kerumah, sebaiknya dia berbicara
dengan pelan-pelan kepada Agatha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar