Sinar mentari pagi sudah bersinar, menyoroti dua insan yang tertidur pulas, Aidan terbangun lebih dulu karena merasa sebelah pahanya kebas menatap intens ke wajah Agatha.
"Bangun
Agatha ini sudah pagi" Ujar Aidan berbisik di telinga gadis itu membuat
Agatha bangun dengan cepat dan benturan jidat terjadi antara keduanya.
"Saya
sudah lancang pak! tolong maafkan saya " Ujar Agatha memohon mengiba
menatap takut kearah lelaki di depannya Aidan tak menggubris ucapan Agatha
lelaki itu memijat sedikit jidatnya yang berdenyut karena ulah gadis itu.
" Paha
saya kebas bisa bantu saya berdiri" Ujar Aidan
Agatha
membantu Arya berdiri masih dengan perasaan takut, seumur-umur dia belum pernah
sedekat ini dengan seorang lelaki apalagi berani tidur di pahanya. Astaga!
sungguh sangat lancang dirinya.
"Sudahlah
tidak perlu di pikirkan, lagi pula saya tau kamu tidak melakukan apa-apa sama
saya, saya mau mandi dulu, jika kamu merasa bersalah, kamu bisa buatkan sarapan
pagi saya mau nasi goreng sosis dan telor ceplok matang, " Jelas Aidan
yang masih tersenyum melihat wajah Agatha yang takut lucu sekali.
Agatha
langsung membuatkan sarapan, setelah melihat ada nasi di rice cooker dia
mengeluarkan nasi tersebut, blender bumbu, memotong sosis dan semua bahan sudah
siap, Agatha memanaskan minyak di wajan dan memasukan bumbunya, kemudian
memasukan nasi secukupnya, mengaduk hingga tercium wangi, setelah selesai
dengan nasi goreng kecapnya Agatha memasak telor. mencicipi rasanya yang pas Agatha menyiapkan
sarapannya di meja makan.
Agatha
berniat cepat pergi dari tempat Aidan, namun kembali duduk di sofa ruang tamu
karena Aidan memintanya sarapan bersama.
"Kita
sarapan bersama" Perintah Aidan sama sekali tak bisa di bantah.
***
Arya dengan
wajah frustasi menghampiri Aidan yang
baru keluar dari ruangan rapat, Arya menceritakan rencana Ayahnya tentang
perjodohan yang diatur dengan Agatha, dan Aidan sedikit terkejut mendengarnya
namun dia kembali bersikap biasa lagi.
"Aku
tahu Ayah sudah merencanakan pernikahan
ini sebelum kejadian kemarin, Aidan kau sudah tahu apa yang sudah aku lakukan
pada Bella, dan aku yakin Agatha tetap akan menerima pernikahan ini karena
pamannya" Ujar Arya dia frustasi sebenarnya menyukai Agatha, namun dia
sudah melakukan kesalahan karena minum dengan Bella.
"Om
Andika sudah mengatur semuanya, tugasku dan dirimu adalah melakukan dengan
baik, dan sebaiknya kau selesaikan dulu masalahmu dan berbicara terus terang
dengan Ayahmu" Ucap Aidan bijak padahal dalam hati dia merasa bimbang.
***
Agatha melirik teman-temannya tersenyum karena
mereka datang saat dia sidang dengan penuh semangat menyemangati dirinya,
Agatha melangkah menuju ruang sidang, menyiapkan bahan persentasinya dan mulai
dengan persentasinya.
Agatha tidak
menemukan pembimbingnya di ruangan ini, apa yang dia harapkan dari Aidan pasti
lelaki itu sibuk, dia tak sepenting itu untuk membuatnya datang. Dua penguji
semuanya dosen diluar Kampus ini, tak ada pembimbing, dosen ketiga adalah Arga
sebagai dosen di Fakultasnya. Agatha berspekulasi jika pria itu akan
menyulitkan dirinya, melihat tatapan tajam milik lelaki itu kepadanya di mulai
saat masuk tadi.
Arga masih
belum mengeluarkan pertanyaannya, dia memberikan kesempatan kepada dua dosen
lainnya, setelah selesai pria itu mulai mengajukan pertanyaan demi pertanyaan
yang dapat dengan mudah Agatha jawab, Agatha bersyukur Aidan mau meminjamkan
buku-bukunya malam itu sampai dia bisa dengan mudah menjawab semua pertanyaan
Arga yang Agatha tahu jelas sekali pertanyaannya di luar skripsi miliknya.
Tidak ada
lagi pertanyaan yang diajukan oleh Arga, sidang selesai Agatha mendapatkan
nilai A+ di sidang skripsinya,
teman-teman Agatha datang memberikan buket bunga dan berfoto bersama.
"Yang
kemarin hampir menyerah ternyata sidang duluan" ejek Yogi dan yang lain
membuat Agatha tersenyum, hanya ketiga temannya yang membuat Agatha mampu
tertawa tanpa beban.
"Selamat
Agatha atas sidangnya" Ucap Hadi lelaki itu datang memberikan buket yang
berisikan uang seratus ribuan dan memfoto Agatha dan teman-temannya.
Setelah
selesai acara foto-foto Hasil mengajak Agatha untuk makan siang.
"Agatha
ada yang mau saya bicarakan" Ucap Hadi
"Masalah
apa kak? Tanya Agatha
"Masalah
lelaki yang akan di jodohkan dengan kamu Agatha, Ayah meminta saya memberikan
informasi ini sama kamu" Ujar Hadi menyerahkan amplop coklat yang
berisikan identitas calon suami Agatha.
"Agatha, saya minta maaf jika kamu menderita karena keputusan Ayah saya, tapi saran saya sebaiknya kamu tidak melarikan diri karena penjagaan dari calon suamimu sangat ketat" Ujar Hadi memberi saran, Agatha tidak membalas ucapan Hadi, gadis itu pergi membawa amplop coklat yang berisikan identitas calon suaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar