Agatha sudah sampai di rumah, Handoko dan Hadi sudah duduk di meja makan, Agatha berniat melewati meja makan namun lelaki paruh baya itu meminta Agatha bergabung untuk makan malam.
Agatha makan
dengan hening setelah selesai makan Handoko berbicara dengan Agatha lelaki itu
menyampaikan rencana pernikahan Agatha dengan anak rekan bisnisnya yang Agatha
tidak tahu siapa namanya.
Agatha tidak
mau mengatakan penolakan kepada Handoko karena gadis itu tahu kalau Handoko
tidak menerima penolakan karena itulah dia langsung masuk ke dalam kamar dan
Hadi mengikuti Agatha di belakang lelaki itu mengetuk pintu kamar Agatha dan
berbicara dengan gadis itu.
"Agatha
aku tahu kamu pasti tidak menginginkan pernikahan ini, tapi aku tidak bisa
membantumu membujuk Ayah, aku selalu payah jika berurusan sama Ayah" Keluh
Hadi, Agatha hanya tersenyum kecut dia tahu kalau Hadi tipe lelaki yang tidak
punya pendirian yang selalu di setir oleh Ayahnya sendiri, karena mungkin
lelaki itu tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu, berbeda dengan
Agatha sebelum orang tuanya meninggal Agatha adalah anak yang berlimpah kasih
sayang dan uang, makanya itu dia terbentuk dengan sifat keras kepala dan egois,
namun itu dulu ketika orang tuanya masih ada, sekarang Agatha tidak memiliki
apapun, semua kekayaan orang tuanya sudah di sumbangkan untuk amal.
Agatha masih
diam ketika Hadi selesai bicara dan keluar dari kamarnya. Agatha malah
mendapatkan telepon dari nomor yang tidak dia kenal.
+63427779
calling...
"Hallo dengan siapa" Tanya Agatha
"Kamu tidak save nomor saya, sombong sekali kamu Agatha, saya Aidan bisa temui saya malam ini untuk bimbingan, ada beberapa referensi yang bisa saya berikan sama kamu" ujar lelaki itu lalu mematikan telepon dan membuat Agatha menatap layar ponselnya dengan kesal.
sebuah pesan
masuk berisikan alamat yang harus Agatha datangi
Agatha
menyiapkan berkasnya, sesekali dia memastikan kembali tidak ada yang tertinggal
kemudian memesan ojol dia bisa lebih cepat sampai tujuan. Agatha sudah masuk
lift gadis itu memiliki firasat buruk terutama semenjak masuk lift ini ada
sesuatu yang mengganjal dalam hatinya, entah apa Agatha tak tau.
Agatha
berdiri di pintu Apartemen milik Aidan dia sudah menekan bel beberapa kali tapi
tak ada orang yang membuka pintu.
Cklek...
suara pintu di buka.
"Maafkan
saya jika mengganggu pak" Ujar gadis
itu menatap Aidan didepannya tak
berkedip, pria yang bertelanjang dada hanya mengenakan handuk sepinggang, dan
di belakangnya ada seorang wanita dewasa yang sedang bersiap untuk pergi.
"Masuk
dulu Agatha, "Ujar lelaki itu mengabaikan wajah Agatha yang terkejut dan
Aidan hanya tersenyum melihat hal itu, Aidan yakin jika Agatha sudah berpikiran
yang enggak-enggak tentang dirinya terutama melihat dia yang baru mandi malam
juga ada seorang wanita di Apartemen ini, namun Aidan abaikan dia rasa tidak
perlu menjelaskan apapun pada Agatha, mereka tidak memiliki hubungan yang mengharuskan Aidan untuk menjelaskan keadaanya.
"Saya
tinggal dulu, kalau kamu mau minum buat sendiri di pantry sekalian buatkan juga
punya saya " Ujarnya Aidan
Agatha
melangkah menuju pantry, dia membuatnya di mesin kopi, Aidan sudah berganti
pakaian santai, celana bahan selutut dan kaos Nike lengan pendek, duduk di sofa
ruang tamu dan mulai memeriksa skripsi milik Agatha.
Agatha
membawa dua minuman dan setoples Snack, Agatha jadi tahu siapa wanita tadi yang
bersama Aidan ternyata itu adalah ibunya Aidan.
"Saya
meminta kamu datang malam ini, saya mau memberikan buku-buku ini sama kamu,
bisa kamu selesaikan revisinya malam ini, saya memberikan kamu waktu satu jam
Agahta," jelas Aidan
Agatha masih
tidak mengerti kenapa Aidan mendadak jadi baik seperti ini, apa lelaki itu
kejedot kepala lalu mendadak lupa ingatan dan melupakan permusuhan dengan ya
dulu, tapi Agatha mengabaikan saja lebih baik dia revisi dan jika ACC bisa
langsung mengajukan sidang.
Dalam waktu
setengah jam Agatha sudah selesai melakukan revisi dan Aidan memeriksa dengan
seksama, dia menyukai hasil pekerjaan Agatha dan lelaki itu sudah memberikan
tanda tangan ACC pada Agatha membuat gadis itu sangat bahagia.
"Makasih
ya pak Aidan, kalau begitu saya permisi dulu" Balas Agatha
"Kata
siapa kamu boleh pergi, saya ACC skripsi kamu hanya untuk membuat kamu
melakukan pekerjaan yang lainnya" Ujar Aidan yang membuat Agatha jadi
lemas.
Agatha di
minta mengerjakan proposal dan mengoreksi laporan milik karyawan, memang Aidan
sudah memberikan contohnya namun jika berbeda kasus Agatha agak sedikit bingung
terlebih itu berkaitan dengan dunia kerja yang dia sama sekali belum pernah
terjun ke dunia kerja, entah mengapa mata Agatha sangat mengantuk sekali, Aidan
yang sejak tadi memanggil Agatha tak juga mendapatkan respon, karena Agatha
sudah tertidur pulas di sampingnya, dengan posisi kepala berada di sandaran
sofa. Aidan pun ikut memejamkan mata
karena lelah seharian berada di kantor, menggantikan Arya dan juga menjadi
pembimbing Agatha.
Sampai kepala Agatha melorot jatuh kepangkuan Aidan, lelaki itu membuka matanya yang baru saja terpejam merasakan sesuatu menimpa pahanya, di perhatikan secara dekat seperti ini Agatha memiliki wajah cantik, sejak mereka bertemu dulu dan sekarang tentu banyak yang berubah dari Agatha, gadis itu tambah cantik, pintar, mandiri dan sifat egois dan ingin menang sendiri tidak pernah hilang Aidan menekan sedalam mungkin hasrat dalam dirinya untuk tidak menyentuh gadis itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar