Kamis, 14 November 2013

Destiny - Part 10


           Agatha sudah sampai di rumah, Handoko dan Hadi sudah duduk di meja makan, Agatha berniat melewati meja makan namun lelaki paruh baya itu meminta Agatha bergabung untuk makan malam.

Agatha makan dengan hening setelah selesai makan Handoko berbicara dengan Agatha lelaki itu menyampaikan rencana pernikahan Agatha dengan anak rekan bisnisnya yang Agatha tidak tahu siapa namanya.

Agatha tidak mau mengatakan penolakan kepada Handoko karena gadis itu tahu kalau Handoko tidak menerima penolakan karena itulah dia langsung masuk ke dalam kamar dan Hadi mengikuti Agatha di belakang lelaki itu mengetuk pintu kamar Agatha dan berbicara dengan gadis itu.

"Agatha aku tahu kamu pasti tidak menginginkan pernikahan ini, tapi aku tidak bisa membantumu membujuk Ayah, aku selalu payah jika berurusan sama Ayah" Keluh Hadi, Agatha hanya tersenyum kecut dia tahu kalau Hadi tipe lelaki yang tidak punya pendirian yang selalu di setir oleh Ayahnya sendiri, karena mungkin lelaki itu tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu, berbeda dengan Agatha sebelum orang tuanya meninggal Agatha adalah anak yang berlimpah kasih sayang dan uang, makanya itu dia terbentuk dengan sifat keras kepala dan egois, namun itu dulu ketika orang tuanya masih ada, sekarang Agatha tidak memiliki apapun, semua kekayaan orang tuanya sudah di sumbangkan untuk amal.

Agatha masih diam ketika Hadi selesai bicara dan keluar dari kamarnya. Agatha malah mendapatkan telepon dari nomor yang tidak dia kenal.


+63427779

 calling...

"Hallo dengan siapa" Tanya Agatha

"Kamu tidak save nomor saya, sombong sekali kamu Agatha, saya Aidan bisa temui saya malam ini untuk bimbingan, ada beberapa referensi yang bisa saya berikan sama kamu" ujar lelaki itu lalu mematikan telepon dan membuat Agatha menatap layar ponselnya dengan kesal.

 

sebuah pesan masuk berisikan alamat yang harus Agatha datangi

Agatha menyiapkan berkasnya, sesekali dia memastikan kembali tidak ada yang tertinggal kemudian memesan ojol dia bisa lebih cepat sampai tujuan. Agatha sudah masuk lift gadis itu memiliki firasat buruk terutama semenjak masuk lift ini ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya, entah apa Agatha tak tau.

Agatha berdiri di pintu Apartemen milik Aidan dia sudah menekan bel beberapa kali tapi tak ada orang yang membuka pintu.

Cklek... suara pintu di buka.

"Maafkan saya jika mengganggu pak" Ujar gadis  itu  menatap Aidan didepannya tak berkedip, pria yang bertelanjang dada hanya mengenakan handuk sepinggang, dan di belakangnya ada seorang wanita dewasa yang sedang bersiap untuk pergi.

"Masuk dulu Agatha, "Ujar lelaki itu mengabaikan wajah Agatha yang terkejut dan Aidan hanya tersenyum melihat hal itu, Aidan yakin jika Agatha sudah berpikiran yang enggak-enggak tentang dirinya terutama melihat dia yang baru mandi malam juga ada seorang wanita di Apartemen ini, namun Aidan abaikan dia rasa tidak perlu menjelaskan apapun pada Agatha, mereka tidak memiliki hubungan yang mengharuskan Aidan untuk menjelaskan keadaanya.

"Saya tinggal dulu, kalau kamu mau minum buat sendiri di pantry sekalian buatkan juga punya saya " Ujarnya Aidan

Agatha melangkah menuju pantry, dia membuatnya di mesin kopi, Aidan sudah berganti pakaian santai, celana bahan selutut dan kaos Nike lengan pendek, duduk di sofa ruang tamu dan mulai memeriksa skripsi milik Agatha.

Agatha membawa dua minuman dan setoples Snack, Agatha jadi tahu siapa wanita tadi yang bersama Aidan ternyata itu adalah ibunya Aidan.

"Saya meminta kamu datang malam ini, saya mau memberikan buku-buku ini sama kamu, bisa kamu selesaikan revisinya malam ini, saya memberikan kamu waktu satu jam Agahta," jelas Aidan

Agatha masih tidak mengerti kenapa Aidan mendadak jadi baik seperti ini, apa lelaki itu kejedot kepala lalu mendadak lupa ingatan dan melupakan permusuhan dengan ya dulu, tapi Agatha mengabaikan saja lebih baik dia revisi dan jika ACC bisa langsung mengajukan sidang.

Dalam waktu setengah jam Agatha sudah selesai melakukan revisi dan Aidan memeriksa dengan seksama, dia menyukai hasil pekerjaan Agatha dan lelaki itu sudah memberikan tanda tangan ACC pada Agatha membuat gadis itu sangat bahagia.

"Makasih ya pak Aidan, kalau begitu saya permisi dulu" Balas Agatha

"Kata siapa kamu boleh pergi, saya ACC skripsi kamu hanya untuk membuat kamu melakukan pekerjaan yang lainnya" Ujar Aidan yang membuat Agatha jadi lemas.

Agatha di minta mengerjakan proposal dan mengoreksi laporan milik karyawan, memang Aidan sudah memberikan contohnya namun jika berbeda kasus Agatha agak sedikit bingung terlebih itu berkaitan dengan dunia kerja yang dia sama sekali belum pernah terjun ke dunia kerja, entah mengapa mata Agatha sangat mengantuk sekali, Aidan yang sejak tadi memanggil Agatha tak juga mendapatkan respon, karena Agatha sudah tertidur pulas di sampingnya, dengan posisi kepala berada di sandaran sofa. Aidan pun  ikut memejamkan mata karena lelah seharian berada di kantor, menggantikan Arya dan juga menjadi pembimbing Agatha.

Sampai kepala Agatha melorot jatuh kepangkuan Aidan, lelaki itu membuka matanya yang baru saja terpejam merasakan sesuatu menimpa pahanya, di perhatikan secara dekat seperti ini Agatha memiliki wajah cantik, sejak mereka bertemu dulu dan sekarang tentu banyak yang berubah  dari Agatha, gadis itu tambah cantik, pintar, mandiri dan sifat egois dan ingin menang sendiri tidak pernah hilang Aidan menekan sedalam mungkin hasrat dalam dirinya untuk tidak menyentuh gadis itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar