Selasa, 27 September 2016

Silence Love - Part 9

 



      Setelah mengetuk pintu, Safira masuk ke dalam ruangan Faza, Safira tersenyum ramah, mengedarkan pandangan ke seisi ruangan mencari keberadaan Zivanna, hebat juga wanita itu bisa cepat kabur ucap Safira dalam hatinya, Faza menatap terpesona.

"Kamu datang kesini tidak mengabari saya dulu" Tanya Faza

"Saya tadi kebetulan lewat daerah sini jadi sekalian saja mampir ke sini dan mau membahas tentang pekerjaan yang pernah pak Faza tawarkan kepada saya" Ucap Safira ramah

"Lalu bagaimana, apa kamu sudah ada keputusan? Tanya Faza lagi

"Keputusan saya tidak bisa menerima pekerjaan tersebut karena saya tidak berbakat dalam mengajar" Balas Safira setengah merendah

"Saya bisa mengajari kamu Safira"

"Mohon maaf pak saya tidak bisa menerimanya" Balas Safira

"Apa karena gaji yang saya berikan kecil, atau  kamu punya pekerjaan lain? Bukanya kamu baru saja di berhentikan" Tanya Faza niat hati ingin mengorek informasi dari Safira malah keceplosan sendiri.

"Pak Faza ini seperti cenayang saja, selalu tahu apa yang saya lakukan, tapi keputusan saya tetap menolaknya pak, alasannya karena saya punya pekerjaan lain" Balas Safira setengah berbohong, sejujurnya dia gak punya pekerjaan lain Safira jelas pengangguran sekarang namun gadis itu tidak mau bergabung dengan Faza.

"Saya rasa keperluan saya sudah selesai dengan pak Faza, terimakasih atas tawaran pekerjaan nya, saya permisi dulu" Ujar Safira berdiri dari duduknya.

"Safira.... " panggil Faza sambil menahan tangan gadis itu agar tidak pergi.

"Maaf pak, saya permisi dulu" Ujar Safira melepaskan tangan Faza dan pergi menjauh dari lelaki itu, Faza hanya menatap punggung Safira ada kekecewaan di hatinya.

Zivanna keluar dari dalam toilet duduk dekat dengan Faza, gadis itu tahu ada yang tidak beres dengan ekspresi yang Faza tunjukan. ketika Faza banyak diam berarti sudah terjadi sesuatu.

"Aku tidak tahu jika Safira akan datang, dia tidak melihat aku kan?" Tanya Zivanna

"Sebaiknya kamu kembali ke kantor, jangan sampai Gibran curiga dengan gerak-gerik kamu Zivanna, ingat jika kamu sampai di keluarkan dari perusahaan mereka kamu akan tahu akibatnya" Ujar Faza setengah mengancam adik tirinya itu agar pergi dari ruangan, entah kenapa hatinya menjadi tidak tenang, apa mungkin Safira melihatnya bersama Zivanna, atau lebih tepatnya melihat Zivanna menciumnya.

***

Gibran  mengumpulkan Dewan direksi perusahaan sebuah pesan masuk ke dalam handphonenya, membuat lelaki itu tersenyum menyeringai.

Zivanna menemui Gibran mengobrol banyak dengan lelaki itu, ada pertukaran negosiasi diantara mereka berdua dengan jaminan Zivanna bisa menyerahkan karya terbaru miliknya dan mengembalikan kerugian perusahaan.

Gibran menyetujuinya, dengan kurun waktu satu bulan gadis itu harus sudah menyelesaikan  satu karya miliknya, jika tidak dapat menyelesaikan dalam waktu yang di tentukan kesepakatan batal.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar