Selasa, 04 Februari 2014

Blood Lover - Part 2

      


       Liana bekerja di bagian Administrasi Rumah Sakit, gadis itu berniat pulang, berjalan menuju parkiran Liana  menghidupkan motornya.

Saat di pertigaan jalan, Liana akan menyebrang sebuah mobil dari arah berlawanan melaju dengan kecepatan kencang, dengan gesit gadis itu dapat menghindar, membanting setirnya ke arah kanan dan terjatuh.

Sebuah mobil SUV berwarna putih berhenti lalu keluar menghampiri Liana, membantu Liana berdiri.

"Apa kamu baik-baik saja? Tanyanya pada Liana

"Saya baik-baik saja " Balas Liana

"Mau saya antar ke Rumah sakit? Tanyanya

"Tidak perlu, saya bisa mengobatinya sendiri, terimakasih atas bantuannya" ucap Liana kembali naik ke atas motornya dan lelaki itu hanya menatap Liana yang semakin menjauh, wajah gadis itu meski samar namun dapat dia ingat, untuk pertama kalinya dia bertemu dengan seorang gadis dapat menggetarkan hatinya, dan gadis itu menunduk sama sekali tidak menatapnya.

***

Liana mengganti pakaiannya kemudian masuk ke ruang latihan tempat dimana sering dia datangi ketika kesal, melampiaskan pada samsak tinju, Kiara baru datang, dan mengajak Liana bertarung,

Kiara menanantang Liana untuk berkelahi dengannya, seperti punya magnet kuat Liana sangat bersemangat melampiaskan pada Kiara sebagai lawannya, Kiara merasa kewalahan Liana benar-benar melampiaskan amarahnya.

Liana sudah cukup puas melawan Kiara, gadis itu duduk selonjoran, Kiara memberikan sebotol minum pada Liana.

"Ada masalah? Tanya Kiara, gadis di depannya ini, tidak berubah sejak mereka sekolah, Kiara diam-diam selalu kagum pada Liana karena gadis itu mandiri dan pekerja keras.

"Aku baik-baik saja, oh ia bagaimana pekerjaanmu" Balas Liana.

"Sedikit sibuk, besok jika kamu tidak sibuk kita makan siang bersama, kebetulan aku mau mengenalkan seseorang padamu " Ucap Kiara

"Sudah malam, aku pulang dulu dan terimakasih untuk minumnya" Ucap Liana berlalu,

"Mau ku antar? Tanya Kiara yang di balas gelengan singkat oleh Liana,

"Apa kau berteman dekat dengan Liana" tanya seseorang yang sejak tadi mengawasi mereka, dia mendapatkan banyak hal menarik dari Liana.

"Benar, sejak kapan kakak ada disini" Tanya Kiara

"Sejak kalian latihan, keahlian mu dibawah dia" Ucap Nikolas dingin lalu pergi, sedangkan Kiara cemberut sambil menggerutu.

"Aku selalu kalah" Lirihnya

***

Liana gadis itu bersiap untuk tidur, namun mata tajamnya memperhatikan jendela yang terbuka sedikit dan gadis itu langsung menyadari sesuatu. dia ingat sekali bahwa jendela kamarnya tertutup rapat.

"Keluarlah, tunjukan dirimu, jangan bersembunyi" ucap Liana lantang

seseorang berpakaian serba hitam dengan penutup wajah keluar dari balik lemari pakaian Liana mengangkat kedua tangan menyerahkan diri, Liana dengan pelan melangkah mendekati dimana pisau dapur diletakan tangannya cekatan mengambil pisau tersebut, namun seseorang itu juga tidak mau kalah, dia menggunakan kesempatan itu untuk melukai tangan Liana,

Besss...

Darah mengalir dari telapak tangan Liana, gadis itu menggunakan tangan kananya untuk melukai seseorang dan Liana berhasil, namun luka yang diberikan Liana pada lengan atas seseorang itu tidak begitu dalam, dengan mudah seseorang itu meralikan diri.

Luka yang Liana dapatkan di telapak tangannya lumayan dalam, Liana berusaha keras untuk dapat menjahit luka di tangannya sendiri, meski dia hanya pernah kuliah di kedokteran namun harus berhenti karena kurangnya biaya, kemudian melanjutkan kuliah dengan jurusan berbeda sambil bekerja.


    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar