Rabu, 11 Desember 2013

My Shunsine - Part 7

      


       Arion tiba-tiba masuk ke kamar Demian tanpa mengetuk lebih dulu, Demian dengan cepat menutup MacBook yang saat itu tengah menyalakan rekaman cctv seseorang.

"Siapa yang sudah menghancurkan kamera cctv di rumah belakang, Apa kau yang melakukannya Demian" Tanya Arion sebenarnya Arion tidak percaya kalau Demian akan melakukan seperti dugaannya, tapi Arion tahu jika Demian pemilik sebelumnya rumah itu, menurut Arion ada kemungkinan Demian pelakunya.

"Aku melakukannya karena itu mengganggu privasi Aleta 'hanya aku yang boleh melakukannya' Arion jika kau tertarik pada gadis itu kenapa tidak mengatakannya saja" Ujar Demian, sengaja membuat Arion kesal.

"Demian sejak kapan kau ikut campur urusan perasaanku" Ucap Arion tidak terima.

"Sejak kau melakukan hal yang mengganggu privasi orang lain " Balas Demian cuek, sebenarnya Demian tidak berniat menyalakan kembali cctv namun karena ada hal yang harus dia selidiki tentang Aleta membuat Demian menyalakannya kembali.

"Jatuh cinta boleh saja bukan, asalkan jangan seperti seseorang yang pergi dari rumah demi bersama orang yang dicintainya pada akhirnya setelah tidak punya apa-apa dia malah di campakan, benar-benar menyedihkan"Balas Arion berlalu, ucapan Arion tadi merupakan sindiran fatal karena mengungkit kembali luka lama Demian.

Demian masih diam, mengingat kembali luka hatinya, wanita yang di cintai nya saat Kuliah adalah Farah Magelia wanita cantik, hanya dulu Demian begitu menggilai wanita itu tanpa mempertimbangkan tentang hal lainnya.

Demian kehilangan semua uangnya gadis itu menjauhinya dan memilih menikah dengan sahabatnya sendiri, Demian terpuruk saat itu dia menawarkan ke banyak orang untuk menjual rumah miliknya, sampai dia bertemu Ayah Aleta uang hasil penjualan rumah Demian gunakan untuk memodali usaha yang dirintisnya hingga berkembang sampai sekarang.

Sekarang saat mengingat bagaimana gadis yang dicintai melukainya, kini hatinya sudah baik-baik saja waktu dan dirinya yang dapat mengobati luka itu sendiri.

Demian bukan tipe lelaki yang hangat dan supel, dia berbeda dengan adiknya Arion. Demian terkesan dingin dan cuek bahkan lelaki itu bertambah kali lipat lebih dingin setelah Farah meninggalkannya.


***


 Arion duduk di hadapan Aleta meletakan dua piring batagor, Aleta yang memasang earphone melepaskannya pelan lalu bertanya pada lelaki itu.

"Apa ini? Tanya Aleta

"Dimakan, aku sengaja pesan dua" Balas Arion yang sudah di pastikan lebih dulu oleh Aleta tidak ada yang aneh dari makanan yang di suguhkan lelaki itu.

"Terimakasih "Balas Aleta lalu menyendok batagor ke mulutnya. Arion sudah selesai makan sejak tadi dia hanya memperhatikan Aleta yang beberapa kali menuangkan cabai ke dalam makanannya, Aleta sangat menyukai pedas.

"Aku kasih minum jeruk peras buat kamu Aleta"Ujar Devan yang baru saja datang membawa segelas minum.

"Gak kamu kasih apa-apakan di dalamnya?! Tanya Aleta dan Arion berbarengan, Devan kan pernah menuangkan minuman di dalam makanan Aleta tempo hari membuat Aleta selalu waspada.

"Astaga! Aku memang pernah kayak gitu, tapi kali ini gak Aleta"Jelas Devan

"Kalau gitu terimakasih, tapi ada apa dengan kalian kompakan gini mentraktir aku " Tanya Aleta

"Kami hanya ingin berteman Aleta, tak ada pembullian lagi seperti sebelumnya"Jelas Arion yang di setujui Devan.

Aleta menerima telepon dari rumah sakit, wajah gadis itu langsung khawatir membuat Arion dan Devan penasaran

"Ada apa Aleta? Tanya Arion

"Ibuku... bisa antar aku ke Rumah Sakit" Tanya gadis itu,

"Kita ke sana sekarang, nanti biar Devan yang mengurus ijinnya"Balas Arion yang di setujui Devan sebenarnya Devan ingin ikut tapi dia harus mengurus ijin.

Aleta duduk di jok belakang, Arion mengendarai motor besarnya dengan kecepatan sedang, Aleta mengabaikan sejenak tentang dirinya yang akan berurusan dengan pak Demian karena tidak ikut kelasnya.

Arion mengikuti Aleta di belakang, melangkah masuk ke ruangan pasien RSJ, dan Arion terbelalak seketika tahu siapa wanita yang menjadi ibunya Aleta, mungkinkah Aleta anaknya Farah, tapi mereka tidak mirip sama sekali.

Aleta menatap Farah  sendu lalu mengajak Farah keliling taman rumah sakit. duduk di bangku taman, Aleta menyuapi wanita yang menjadi ibu angkatnya itu, pelan makanan rumah sakit memang tidak begitu enak.

"Bu, bagaimana keadaan Ibu sekarang" tanya Aleta

"Ibu baik-baik saja Aleta, tapi Ibu mau meminta tolong sama kamu untuk tanda tangan di kertas ini, jika kamu adalah ahli waris Ibu yang sah meski kamu bukan akan Ibu" Ucap Farah lembut, menatap Aleta dengan penuh cinta. Arion masih diam menyaksikan keduanya, hingga lelaki itu tahu jika Aleta hanya anak angkat Farah.

"Untuk apa Bu semua ini? Tanya Aleta, sambil membaca pelan isi surat-surat yang harus di tanda tangani ya, namun Farah mencegah Aleta membaca lebih lanjut.

"Hanya keperluan rumah sakit, kamu bisa langsung tanda tangan saja Aleta" Ucap Farah lembut

Aleta mengikuti kemauan Farah menandatangani kertas yang isinya entah apa, Aleta mempercayai ibu angkatnya itu sepenuhnya. Farah tersenyum bahagia.

Arion hanya diam memperhatikan, kepalanya masih bertanya-tanya bagaimana bisa Aleta bertemu Farah dan menjadi anak angkatnya, Arion mengetahui jika Farah sangat gelamor hidupnya, Arion takut jika Farah akan membuat Aleta sulit.

  Arion dan Aleta kembali ke Kampus setelah melewatkan mata kuliah pertama mereka tentunya, Arion kembali ke kelasnya sedangkan Aleta harus menerima konsekuensi karena tadi Devan memberitahunya bahwa Aleta sama sekali tidak mendapatkan ijin dari dosen kelas pertamanya, sedangkan untuk Arion Devan sudah mengurusnya, Aleta di panggil ke ruangan pak Demian.   

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar