Senin, 10 Februari 2014

Blood Lover - Part 8


         Liana merasakan matanya perih, laporan yang menumpuk sudah selesai dia kerjakan, dalam waktu kurang lebih dua jam, tangannya pegal, gadis itu menuju pantry dimana tempat santai itu berada.
  membuat kopi dan makan beberapa cemilan yang di sediakan untuk karyawan.

"Liana kamu di cari Agas" Ucap Ana teman perempuannya

Liana melangkah menuju mejanya komputer miliknya menyala, Agas mengutak-atik komputer di meja Liana, lelaki itu terlihat mencari sesuatu,

"Dimana kamu menyimpan laporannya" Tanya Agas tegas, dia sejak tadi belum menemukannya

"Boleh saya ambil alih" tanya Liana dan Agas menggeser tempat duduknya, Liana memasukan beberapa sandi ke dalam folder dan terbuka laporan yang tadi dia kerjakan, Agas memeriksa dengan teliti Agas  puas dengan hasil kerja gadis itu, namun dia gengsi untuk mengakuinya.

"Satu jam lagi bisa bantu saya untuk mengerjakan sampel bersama Ana dan Edwin, kamu ikut ke lab saya ingin melihat praktikum kamu, jika pekerjaan kamu bagus kamu akan bergabung di lab" Hanya itu ucapan Agas lelaki itu pergi begitu saja setelah mendapatkan laporannya.

"Dia memuji kamu Liana, hanya saja cara Agas berbeda saat memuji seseorang apalagi dia karyawan baru" Jelas Edwin

"Benar Liana, Agas memujimu dengan cara berbeda" Imbuh Ana.

Abrisam menghampiri Liana yang tengah asyik bercengkrama dengan Ana dan Edwin, Abrisam tahu jika Liana tipikal orang yang mudah bergaul jika bertemu dengan seseorang yang satu frekuensi dengannya, Abrisam dan Agas sudah memeriksa laporan yang dikerjakan Liana, sangat bagus dan hal itu membuat Agas ingin melihat bagaimana gadis itu jika berada di dalam lab, Agas ingin mengujinya sebelum memutuskan untuk meminta Liana bergabung di Laboratorium dengannya.

"Liana persiapkan diri untuk ujian praktikum dalam waktu satu jam kita akan mulai, jika kamu berhasil melewatinya kamu akan resmi bergadung di bagian Laboratorium dan juga pelaporannya" Jelas Abrisam, dalam hati Abrisam memuji Liana karena selama ini belum ada orang yang dapat menyelesaikan laporan secepat gadis itu. 

***

Abrisam mengecek berkas yang di kerjakan oleh Liana di hari pertamanya Abrisam hanya tersenyum samar, Liana gadis itu walaupun tidak memiliki basic di penelitian dia bisa belajar dengan cepat menyesuaikan diri dimana pun gadis itu berada.

Hasil laporan yang sempurna dengan bahasa yang mudah di mengerti, kata-kata penyampaiannya benar-benar mudah di pahami oleh orang awam sekalipun, setelah menelaah laporan yang di kerjakan Liana, Abrisam mengirimkan pada koleganya untuk dilakukan kerja sama, semenit berikutnya dia dikirimkan link untuk zoom. Kerja sama di sepakati, peluncuran produk baru sudah berhasil mendapatkan sponsor dan siap di luncurkan, tanggal launching sudah di tentukan tinggal pelaksanaan, membuat Abrisam lega, dia memang pemilik utama perusahaan Biotekno namun dia memiliki setengah saham miliknya di Biotekno, dan setengahnya lagi milik Agas.

***

Liana diam menatap tangannya, dia tidak tahu apakah tangannya akan bersahabat seperti tadi atau tidak, ditengah termenung nya Liana Ana datang membawa buku petunjuk tentang tata cara praktikum dan kemungkinan ujian yang akan Liana dapatkan.

"Kamu bisa membaca buku ini untuk referensi, semoga ujian praktikumnya sukses dan bergabung dengan ku di Lab" Ujar Ana

"Terimakasih Ana" Balas Liana tulus,

"Liana kita teman, semua yang ada di sini adalah teman, kamu tidak perlu sungkan" Jelas Ana melihat sifat introverd pada diri Liana, gadis cantik namun pendiam itu sungguh membuat Ana gereget.

Liana memahami isi buku tebal buku petunjuk yang diberikan, waktu pengujian praktikum sudah mulai, Liana biasa saja, gadis itu hanya berdoa pada Tuhan agar semuanya beralan lancar.

Agas diam memperhatikan, begitupun dengan yang lain, di dalam Lab hanya ada Agas dan Liana yang lain melihat diluar lewat kaca besar yang transferan itu sudah dapat menyaksikan bagaimana Liana yang cekatan dan genius, gadis itu hanya tersenyum lembut saat semua pertanyaan Agas dapat terjawab oleh Liana, dan Agas diam membisu ketika melihat senyuman tulus Liana, disaat pengerjaan praktikum berlangsung, entah bagaimana Agas merasa hatinya berdebar hebat berdekatan dengan Liana dapat memicu rasa itu kembali setelah sekian lama, Agas sangat yakin jika dirinya memiliki lawan yang setimpal untuk ukuran keahlian dan pengetahuan.

"Kamu bisa keluar Liana, untuk hasilnya silahkan di tunggu lima belas menit" Ujar Agas menarik nafas dalam menyaksikan laporan Liana dan hasil uji sampel yang dilakukan gadis itu.

Liana keluar dan tersenyum kepada Ana, dan Ana Balas tersenyum Ana tidak tahu kenapa ketua teamnya memperlakukan Liana dengan dingin padahal saat dia dan Edwin pertama kali bergabung Agas sangat baik, apa mungkin karena tertarik kepada Liana sehingga mendapatkan perlakuan yang berbeda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar