Kinan berusaha lari, tapi usahanya nihil ruangan ini sudah terkunci, gadis itu berusaha untuk keluar dari ruangan, dia meraih handphonenya dan menyalakan rekaman.
"Kau
tentu saja tidak bisa keluar dari ruangan ini, sebelum aku mengeluarkan otak mu
itu untuk koleksi ku selanjutnya, aku ingin sekali memberitahu mu bahkan Gio
dan Fahmi mereka sangat mencintaimu, Fahmi yang selalu melindung mu itu membuat ku
tidak tahan dan tentu saja aku membunuhnya, dengan merusak sistem penerbangan,
itu hal yang mudah bagiku Kinan, untuk menghilangkan orang-orang yang
melindungi mu aku harus melakukan cara apapun agar saat aku ingin membunuhmu dan menjadikan mu koleksiku tidak ada seorang pun yang menghalangi lagi" Ucap orang itu mendekat ke arah Kinan mengikat tangan gadis itu,
Kinan berontak tapi tenaganya tentu saja sudah melemah
Kinan
memberontak tidak mau di pasangkan penutup mulutnya. dia menyesal telah
penasaran pada tempat yang dulunya adalah perusahaan kakaknya itu, ternyata
tempat ini beralih menjadi ruang kejahatan seseorang, Kinan bergidik ngeri
karena di samping Kinan melihat tiga orang mayat di dalam peti mati yang sudah
di awetkan, berapa psiko nya orang itu.
Layar
monitor sudah terpasang, laptopnya sudah menyala dan tersambung telepon dengan
seseorang.
"Apa
kabar Gio aku yakin kau tahu siapa gadis cantik yang terikat di kursi itu"
Ucap seseorang kepada Gio
Wajah Gio
mengeras, dia tidak tahu jika Kinan sudah kembali kenapa harus tertangkap oleh wanita psiko itu, setelah sidang selesai Gio lebih jeli dalam mencari
informasi sampai-sampai dia rela mengeluarkan uang untuk menangkap psiko itu,
namun tidak berhasil.
Sekarang
justru orang itu menghubunginya sendiri karena merasa dia bisa membuat Gio menyerah
dengan menyandera Kinan.
"Bukan
kah target mu adalah aku, lalu kenapa kau menangkap gadis itu"Tanya Gio
"Tentu
saja aku harus mengincar sesuatu yang kamu cintai untuk menghancurkan mu"
ucap orang itu sambil tertawa dan mendekatkan pisau ke wajah Kinan
"Jauhkan
pisau itu dari Kinan, awas jangan sampai kamu membuat dia tergores sedikit
pun" Balas Gio
"Hahahaha....
bahkan aku hanya menyentuh pipinya yang mulus kau sudah semarah itu, apalagi
kalau aku menyentuh hal lain" Pancing orang itu
"Apa
kau gila! perbuatan mu itu sudah kelewat batas Lita hentikan sekarang !"
Ucap Nagaswara yang sudah pusing memikirkan cara menghentikannya
"Pria
tua yang bodoh kau tahu kan jika yang tertidur di peti mati itu siapa"
Ucap Lita
Kameranya di
arahkan ke peti mati, dan Nagaswara tersentak kaget, bagaimana bisa kalau jasad
istrinya utuh seperti itu, ada jasad Mira mantan isrinya dan jasad Fahmi, kenapa Lita melakukan perbuatan sekeji itu pada keluarganya.
"Lita kalau saya pernah salah sama kamu saya minta maaf, tapi perbuatan mu ini sudah
kelewatan" Ujar Nagaswara memegangi dadanya yang sakit
"Aku
yakin, kau pasti tahu kenapa aku seperti ini, tentu saja karena putramu tidak pernah mencintaiku gadis itu yang sudah merebut putramu dari " Ucap Lita pada Nagaswara dan Gio sedangkan Kinan tidak bisa menjawab
apa-apa mulutnya di lakban kedua tangan dan kakinya terikat.
"Lita berhentilah, jangan sampai lebih banyak lagi orang yang mati, saya mohon
berhentilah" Ucap Nagaswara Gio yang sudah melacak keberadaan Lita dia
sudah berhasil mengetahuinya, dan menghubungi polisi untuk mengepung markas
dimana Lita dan Kinan berada.
Sungguh Gio menyesal, kenapa dulu tidak menyelidiki Lita, nyatanya gadis itu sendiri pelaku yang dia cari selama ini, Gio yang baru menyadarinya saat ucapan gadis itu yang terus mendorong Kinan pada jurang bahaya.
***
Semua Intel
sudah mengepung tempat Lita menyandra
Kinan, mereka sudah masuk ke gedung yang terbengkalai itu, menyusun strategi
untuk menangkap penjahat.
Lita tahu
bahwa Gio pasti sudah menemukan keberadaanya, namun wanita itu tentu saja tidak
kehilangan akal dia melepaskan Kinan dari ikatannya dan penutup mulutnya
menyeret gadis itu menuju balkon gedung di lantai 30, Lita sudah membayangkan
bagaimana jika dia dan Kinan terjatuh dari gedung itu bersama, Lita akan
sangat senang karena dengan begitu tidak ada satu orang pun yang memiliki Gio orang yang di cintainya.
"Letakan
senjata kalian" Perintah Lita kepada para Intel dan polisi yang sudah
berkumpul mengepung keberadaanya.
Kinan
memberi isyarat kepada Gio untuk tidak bertindak gegabah, Kinan tidak mau ada
yang terluka, gadis itu juga berusaha mengambil celah untuk lepas dari pisau
yang menggores lehernya, sudah terasa perih
"Aku
yakin Lita, kamu orang baik tidak akan menyakitiku" ucap Kinan lembut berusaha
membujuk wanita itu. untuk tidak semakin berjalan membawanya ke ujung gedung.
"Kinan
saya hanya ingin menggoereskan pisau di wajahmu, setelah itu saya akan melepaskan kamu" Bisik Lita dengan wajah kacau dan sendu Kinan menghindar kepalanya dia miringkan,
jelas dia tidak mau siapapun melukai wajahnya, Kinan berusaha menghindar pisau yang terarah menuju wajahnya dan Lita tersandung jatuh dari lantai 30.
Para Intel
dan polisi tidak mendapatkan hasil apapun, mereka sudah kehilangan target,
sebagian lagi membawa tiga orang mayat yang di awetkan oleh Lita. untuk di kuburkan,
Nagaswara tidak mau memperpanjang kasus ini karena penjahat yang sesungguhnya
sudah meninggal.
"Kinan,
leher kamu terluka" Ujar Gio cepat menghampiri gadis itu dan merobek
kemeja mahalnya untuk menekan luka agar darah tidak banyak keluar.
Gio membawa
Kinan masuk ke mobilnya dan cepat menuju rumah sakit, lelaki itu menolak
siapapun mengobati Kinan, Gio sendiri yang melakukannya menjahitnya dengan
handal.
Kinan hanya
menatap Gio tanpa berkedip, wajah dingin tak tersentuh itu hilang dari wajah
Gio yang ada hanya wajah khawatir dan keringat bercucuran.
"Cepat
sekali, bahkan sangat sebentar" Ucap Kinan
"Tentu
saja aku melakukannya, dengan cukup baik" balas Gio
"Aku percaya kakak selalu handal dalam hal apapun" ucap Kinan tengah menggoda, Gio tidak habis pikir Kinan masih bisa
menggodanya di saat luka di lehernya baru saja selesai di jahit
"Kenapa
apa kau tertarik padaku" ucap Gio
"Aku
bahkan baru menyadarinya, jika aku tertarik pada kak Gio" Balas Kinan
blak-blakan.
"Apa,
coba kamu ulangi sekali lagi" Gio meminta Kinan mengulanginya, takut dia
salah dengar
"Aku
mencintai kak Gio, apa Kakak mencintaiku juga" Tanya Kinan
Gio
mengangguk tersenyum sangat lebar menatap lembut Kinan, memeluk gadis itu
posesif,
Gio mencium pipi Kinan kanan dan kiri, kemudian kening
terakhir bibirnya, awalnya hanya kecupan. namun lama kelamaan menjadi lumatan.
"Kamu
harus tanggung jawab atas kelancangan yang sudah kamu lakukan kak," Ucap
Kinan
"Tentu
saja, mari kita menikah?" Ajak lelaki itu
"Tidak
romantis sekali melamar ku di rumah sakit" ejek Kinan, namun Gio hanya
tersenyum, lelaki itu mengeluarkan kotak kecil dari kantung celananya, sebuah
cincin berlian 40 karat, dengan mata kecil biru sapphire, Kinan tersenyum
bahagia.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar