Kamis, 13 Februari 2014

Blood Lover - Part 11


      Liana masuk ke ruangan Agas menghampiri lelaki itu yang sedang membereskan mejanya, awalnya Agas masih diam, amarahnya masih dapat dia kuasai, namun melihat wajah orang di depannya, Agas hampir hilang kendali.

"Liana, kamu tahu saya menunggu kamu hampir satu jam" Ujar Agas marah

"Menunggu, saya? Tanya Liana gadis itu belum paham maksud Agas.

"Ia satu jam saya habiskan menunggu kamu di depan Apartemen dan handphone kamu tidak aktif, kamu tahu Liana saya..." Agas tidak melanjutkan, dia tahu jika melanjutkan ucapannya akan membuat Liana bertambah bingung

Agas mengatur nafasnya, menatap dalam wajah Liana, ada getaran  hebat menyerang hatinya, Agas tahan, sebenarnya sejak tadi Agas ingin menarik Liana dalam dekapannya sebentar saja untuk menghentikan gejolak hatinya, namun dia tahan sekuat tenaga.

"Apa laporannya sudah selesai? Tanya Agas akhirnya.

"Saya sudah menyelesaikan laporannya" Balas Liana meletakan map yang berisi laporan di hadapan Agas,

Mereka sempat berdekatan untuk sesaat, kemudian Liana kembali ke posisi semula, Agas memeriksa laporan dengan teliti, semuanya, laporan yang diberikan Liana tidak ada masalah begitupun milik Edwin, Agas tidak bisa menahan lagi geolak hatinya lelaki itu meminta Liana untuk segera meninggalkan ruangannya.

"Liana, jika sudah selesai keluar dari ruangan saya" Ucap Agas sengaja mengusir Liana, Agas tidak akan tahan jika lama berdekatan dengan gadis itu.

Edwin yang menyaksikan interaksi antara keduanya lewat kaca besar ruangan Agas mendapatkan sesuatu yang membuat mereka geleng kepala, Agas memang seperti itu selalu menutupi perasaannya sendiri, Edwin yakin dengan instingnya bawa Agas memiliki perasaan terhadap Liana.

***

Liana tidak sempat makan siang setelah mengunjungi makam kedua orang tuanya gadis itu berencana akan langsung pergi ketempat kerja di Biotekno, saat mengendarai motor tangannya gemetar dan pusing penyebabnya karena dia belum makan, tapi sebentar lagi waktunya dia masuk kerja, gadis itu berenti di halte.

Nikolas yang melihat itu meminggirkan mobilnya dan menghampiri Liana.

"Gastritis kamu kambuh Liana, pasti kamu belum makan" Ucap  Nikolas datang menghampiri Liana, dan gadis itu terkesiap,

"Saya tidak apa-apa anda bisa tinggalkan saya" Balas Liana

Dari mana Nikolas tahu jika dirinya belum makan siang. Liana mengabaikan itu, Nikolas menarik paksa gadis itu untuk masuk ke dalam mobilnya, dia memang hari ini membawa supir, Nikolas meminta supirnya untuk mengendarai motor Liana, Nikolas memesan makan siang untuk Liana dan juga dirinya, Liana memakannya, dia tidak mungkin jika terus saja menjaga gengsinya yang lebih tahu dari siapapun kondisi tubuhnya adalah dirinya sendiri.

"Sepertinya kamu menghindari saya" Ucap Nikolas

"Saya tidak menghindari dokter" Balas Liana

"Saya tahu kamu sudah mengundurkan diri dan menolak untuk kembali bergabung di Rumah Sakit apakah pekerjaan sebagai peneliti sangat kamu inginkan"  Tanya Nikolas dia ingin tahu bagaimana jawaban gadis itu. 

"Liana sekarang kamu menjadi wanita tidak punya harga diri, kemarin kamu bersama Abrisam sekarang  mendekati kakak ku lalu lusa siapa lagi yang menjadi targetmu?" Ucap Kiara datang menghampiri mereka.

Liana masih diam tak menyahuti umpatan Kiara padanya, namun gadis itu angkat bicara ketika prinsip dan keyakinannya terinjak.

"Liana kamu gadis berjilbab namun perilaku mu seperti pelacur" Ucap Kiara mencengkram kerah baju Liana, menarik kerahnya hingga Liana mendekat kearah Kiara, Liana lebih tinggi dari Kiara membuat Kiara harus berjinjit.

"Kiara pikirkan baik-baik siapa yang perlakuannya seperti pelacur aku atau kamu" Balas Liana sambil menyeringai, mengingat kejadian beberapa waktu lalu.

Dan hal itu membuat Kiara semakin tersulut.

"Kiara hentikan, kalian bisa bicarakan baik-baik" Ucap Nikolas, kenapa Kiara datang langsung marah-marah pada Liana kenapa harus di restoran tempat banyak orang dan mengganggu pertemuannya bersama Liana.

"Jangan ikut campur ini urusanku" Balas Kiara

"Baiklah, aku hanya  tidak suka ada perkelahian di tempat ramai begini" Balas Nikolas

"Liana kamu pikir dengan kerudung ini terlihat suci, jangan harap!" Ucap Kiara menariknya, Liana menahan tangan Kiara kuat menepisnya paksa membuat Kiara kesakitan.

"Kiara tidak perlu berlaku seperti ini untuk menyingkirkan saya karena saya akan menjauh sendiri, tenang saja, seharusnya kamu bisa mengurus masalah yang kamu timbulkan sendiri dengan begitu tidak akan ada orang yang bisa kamu jadikan kambing hitam lagi" Balas Liana

Liana berlalu gadis itu merasa  ucapan Kiara sangat menyakitkan dan menginak harga dirinya.

"Kamu keterlaluan Kiara" Balas Nikolas.

Berlalu dari hadapan Kiara, meninggalkan adiknya sikap Kiara yang dia saksikan tadi sangat-sangat di luar kendali. Apakah benar apa yang di ucapkan Liana tentang Adiknya, Nikolas perlu mencari tahunya sendiri.

Setelah mencari tahunya, Nikolas mengerti kenapa Liana tidak mau bergabung lagi di rumah sakitnya, Kiara sudah menyingkirkan Liana dengan memasukan Ayu ke bagian HRD dan  Ayu yang menggantikan posisi Liana saat ini tidak memiliki keahlian apa-apa sangat merepotkan intan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar