Rabu, 12 Februari 2014

Blood Lover - Part 10

 


      Tidak ada alasan untuk gadis itu menolak tawaran Agas, Liana sangat membutuhkan tumpangan untuk pulang, gadis itu duduk di samping kemudi, Agas menatapnya sebentar perasaan itu menghangatkan kembali hatinya.

Liana menerima telepon.

"Maaf saya kembali menolak, tidak memungkinkan untuk saya bekerja di dua tempat dalam waktu bersamaan" Balas Liana lalu mematikan teleponnya dan memejamkan matanya.

Agas terkesiap sebentar mendengar perkataan Liana, tapi dia menahan diri untuk bertanya. dia hanya perlu mengantar gadis itu sampai rumahnya.

tidak ada percakapan diantara mereka berdua, Agas menyalakan musik agar suasananya tidak sepi, bagi Agas yang pertama kalinya berdua di dalam mobil dengan perempuan selain ibunya dia merasa bingung harus memulai percakapan apa. Liana berterimakasih atas tumpangan yang Agas berikan.

Agas  menatap bangunan Apartemen yang ditinggali Liana,  dan membeli beberapa roti yang berada di sebrang Apartemen Liana, kebetulan nama toko roti itu langganan Ibunya.

***

Agas sudah sampai di rumahnya, meletakan plastik yang berisi roti di hadapan ibunya yang saat itu sedang menonton tv.

"Kok kamu bisa dapat roti kesukaan ibu" Tanya Firda pada putranya

Agas duduk menghampiri ibunya, wanita yang sangat dia sayangi itu, setelah kehilangan kabar tentang gadis yang dicintainya secara diam-diam saat kuliah dulu, Agas lebih banyak waktu di habiskan di rumah, lelaki itu sudah tidak memiliki ketertarikan untuk sosialisasi dengan banyak orang lagi, Agas mengatur nafasnya pelan lelaki itu sangat tahu bagaimana semangat ibunya menggali informasi melebihi wartawan.

"Agas membelinya karena kebetulan lewat saja Bu" Balas Agas sambil memasukan roti ke dalam mulutnya.

"Jaraknya sangat jauh dari rumah kita Agas, dan ibu tahu kamu tidak akan mau membeli sesuatu dengan jarak tempuh sejauh itu kecuali ada sesuatu"  Tebak Firda

"Bu, sudah malam sebaiknya ibu tidur tidak baik untuk kesehatan ibu" Ucap Agas sambil menyelimuti bahu ibunya.

"Agas, sepertinya kamu perlu waktu untuk memberitahu ibu, baiklah" Balas Firda akhirnya, kemudian wanita paruh baya itu masuk ke dalam kamar.

***

Agas berangkat pagi berencana menjemput Liana saat menghubungi Liana, nomor gadis itu tidak aktif, berkali-kali Agas menekan bel pintu Apartemen Liana tidak juga mendapatkan respon sampai dia menelpon Edwin untuk menanyakan apakah Liana sudah sampai, dan gadis itu sudah ada di Kantor setengah jam yang lalu

kesal, marah dan kecewa bercampur di hati Agas lelaki itu memacu pedal gas mobilnya dengan kecepatan tinggi sampai di kantor lalu membanting pintu kerjanya, Agas kesal, Agas ingin memarahi Liana, saat di Lab Agas diam saja tak menyapa Liana dan yang lain membuat Edwin menyikut lengan Ana.

"Ada apa dengan Agas? Tanya Edwin pada Ana

"Sepertinya terjadi sesuatu, Agas sangat kacau, lihatlah rambutnya berantakan" Bisik Ana.

"Apa dia yang membuat Agas kacau" Balas Edwin melirik ke arah Liana yang masih sibuk berkutat dengan laporannya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar