Jumat, 14 Februari 2014

Blood Lover - Part 12


          Nikolas dengan perasaan was-was cepat-cepat menemui Liana di IGD, hatinya lega ketika mendapati bahwa gadis itu baik-baik saja, nyatanya yang kecelakaan bukan Liana melainkan seorang wanita paruh baya.

Liana menemani wanita paruh baya yang di tolongnya di jalan, Nikolas melakukan anamnesa, membersihkan luka pasien dengan pelan kemudian dia menjelaskan tindakan selanjutnya, karena keluarga pasien belum datang, Nikolas meminta persetujuan dari pasien sendiri.

Wanita paruh baya itu menyetujui, bahwa Nikolas akan melakukan pemeriksaan CT scan dan lainnya setelah hasil pemeriksaan keluar tidak ada luka yang parah hanya tangan yang keseleo dan bisa pulih dalam waktu dekat dengan beberapa luka yang dijahit di bagian kaki.

"Neng Liana..." Panggil pasien kepada Liana saat gadis itu akan keluar beli makan

"Ia Bu ada yang bisa saya bantu" tanya Liana.

"Bisa telepon kan anak saya, handphone saya habis baterai" Ucapnya

"Bisa Bu, " balas Liana meminjamkan handphonenya kepada wanita paruh baya itu.

"Hallo Liana, kenapa tidak menjawab telepon saya apa kau sibuk? Tanya Agas kesal

"Agas, ini Ibu, bisa ke rumah sakit  sekarang, Ibu tadi terserempet motor" Ucap Mamanya lalu mematikan handphonenya.

"Terimakasih Neng, handphonenya" Ucap Bu Firda.

"Sama-sama Bu, saya keluar dulu ya sebentar" Balas Liana sambil tersenyum lembut, Firda tersenyum, sepertinya Liana dan Agas saling kenal, itu yang Firda pikirkan.

****

Agas dengan cepat menyalakan mobilnya melaju ke arah rumah sakit dimana ibunya di rawat,  rasa cemas menghampiri dia takut kehilangan Ibunya seperti dia kehilangan Ayahnya saat kecil dulu.

Agas menanyakan di meja perawat dimana ibunya di rawat setelah mengetahui ruangan dimana ibunya dirawat Agas langsung masuk dan memeluk ibunya, dia meminta maaf karena tidak menerima panggilan dari ibunya,

"Maafkan Agas Bu" Ucap lelaki itu parau karena air matanya.

"Tidak apa-apa nak, " Balas Firda tersenyum lembut

"Agas terlalu sibuk dengan urusan kantor sampai tidak menerima telepon dari ibu"Keluh Agas

"Agas kenapa saat ibu telepon menggunakan handphone Liana kamu mengetahui nama gadis itu, apa kalian saling kenal"Tanya Firda dia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya.

"Karena dia teman kerja Agas bu" Balas lelaki itu

"Apa kamu memiliki hubungan dengan Liana, ibu merasa kamu memiliki ketertarikan yang tidak biasa pada gadis itu?" Tanya Firda.

"Agas mencintainya sejak pertama bertemu Liana malam itu, tapi Agas belum siap jika harus memberitahu Liana, tapi Agas takut jika Liana menolak Bu" Lirih Agas sendu, dia memang lelaki pemberani jika dalam masalah pekerjaan dan segala resiko dia ambil untuk memajukan bisnisnya, namun jika masalah percintaan Agas tidak tahu apa-apa.

"Agas, menurut ibu kamu harus memberitahu Liana tentang bagaimana perasaanmu, jangan memikirkan jawaban Liana , justru yang harus kamu pikirkan bagaimana jika Liana bersama orang lain sebelum kamu mengatakan bagaimana perasaan kamu" Balas Firda menyemangati.

Agas menunduk lesu, sedangkan Liana mendengarkan pembicaraan antara Ibunya Agas dan Agas, gadis itu tidak sengaja mendengar karena berniat masuk ke dalam ruangan, dan ketika namanya di sebut Liana memutuskan untuk mencuri dengar sampai akhir, hingga bibirnya tersungging senyuman, Liana tahu di balik sikapnya Agas yang seperti itu ternyata lelaki itu mencintainya.

Kerja sama dengan investor telah di batalkan, Agas tidak bisa menghubungi Liana di tambah dia mendapatkan kabar ibunya di rumah sakit, akhirnya dengan keputusan sendiri dia membatalkan kerja sama yang akan berdampak kerugian pada perusahaan.

"Agas sepertinya pekerjaanmu tidak berjalan baik" Tebak Firda.

"Agas bisa mengatasinya, kapan dokter visit lagi bu"Tanya Agas 

"dokter Nikolas bilang jam 16:00 wib akan visit "Balas Firda

Liana masuk ke ruangan dimana Firda di rawat, gadis itu meletakan sekeranjang buah dan makan, kebetulan Rumah Sakit belum memberikan makan karena bu Firda baru saja di pindahkan, Agas menatap Liana lekat dia tidak jadi bicara karena dokter baru saja masuk untuk visit.

"Selamat sore Bu Firda, bagaimana kondisinya sekarang, apa lukanya masih sakit? Tanya Nikolas

"Sudah membaik dok, oh ya kapan saya bisa pulang," Tanya Firda,

"Saya periksa sebentar ya"Balas Nikolas melakukan pemeriksaan pada Firda hal itu tidak luput dari pengawasan Agas dan Firda hanya tersenyum melihat kelakuan putranya.

"Besok ibu sudah bisa pulang, obat pulangnya akan saya resep kan, kemudian untuk kontrol kembali  tiga hari berikutnya" jelas Nikolas

"Jika tidak ada pertanyaan saya permisi dulu"Balas Nikolas diiringi dua perawat, dan Agas mengawasi Nikolas sampai lelaki itu keluar ruangan, Agas kembali menatap Liana, sepertinya Agas sangat kesal pada gadis itu.

"Liana Ayo ikut saya ada yang mau saya bicarakan" Ucap Agas dan Liana hanya menyetujui

"Kenapa kamu tidak menerima telepon saya" Tanya Agas, menatap lekat ke wajah gadis itu tidak beralih sedikitpun

"Saya tidak menerimanya karena seorang pengendara motor menyerempet ibu-ibu, saya membantunya ke rumah sakit, siapa sangka ternyata itu Ibunya pak Agas" Balas Liana, wajah Agas semakin mengeras

"Saya minta maaf pak, jika perusahaan merugi besar karena ketidak hadiran saya, saya akan tanggung jawab" Balas gadis itu lagi, dia tidak mau kehilangan pekerjaan ini, tidak hanya gajinya yang tinggi di tempat ini juga dia menemukan bahwa teman-temannya baik, tidak manipulatif seperti tempat kerja sebelumnya.

"Dengan cara apa kamu tanggung jawabnya" Tanya Agas memancing Liana

"Nanti pak Agas akan tahu sendiri" Balas Liana misterius, membuat lelaki itu penasaran dan kesal adalah keinginannya saat ini.

"Saya akan menantikannya Liana, namun jika kamu berhasil memenangkan produk ini saya akan melamar kamu menjadi istri saya" Ucap Agas samar Liana tersenyum sabentar tidak ada yang menyadari senyumannya itu. Tentu Liana akan berusaha dengan sangat baik karena Liana mencintai Agas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar