Minggu, 16 Februari 2014

Blood Lover - Part 13 End

 


      Liana sudah berhasil melakukan persentase dihadapan investor mereka sangat puas akan penyampaian Liana, bahasa lugas yang sangat mudah di pahami banyak investor menyetujui untuk kerja sama, Abrisam dan Agas yang ikut bersama Liana tersenyum senang, hasil penelitian baru mereka langsung launching dan dibeli hak patennya, dengan harga yang pantastik.

"Penampilan kamu hari ini sangat bagus Liana" Itu pujian yang di sampaikan Abrisam kepada Liana begitupun dengan Edwin dan Ana yang memberikan selamat kepada Liana karena kerja keras mereka mendapatkan hasil yang memuaskan.

Liana menatap gerimis di luar ruang rapatnya ini, Liana sedikit penasaran tentang ucapan Agas waktu itu, jika dia berhasil melakukan presentase dan di setujui investor.

"Ayo pulang" Ucap Agas pada Liana.

"Pak Agas bisa kita bicara sebentar," Tanya Liana

"Tentu, hal apa yang mau kamu bicarakan waktu saya selalu ada buat kamu Liana" Ucap Agas

"Maksud ucapan bapak waktu itu, apa? tanya Liana.

"Saya melamar kamu, apa kamu bersedia menikah dengan saya, menjadi istri saya dan menjadi ibu dari anak-anak saya nati" ucap Agas mantap.

Dan hal itu mengejutkan Liana, Ana, Edwin dan Abrisam yang mendengar jadi melongo sejak kapan Agas gentle itu jadi membuat mereka iri.

"Ini sangat tiba-tiba membuat saya tidak memiliki jawabannya"Keluh Liana

"Liana jika kamu yakin mau hidup bersama saya, mau berjuang bersama saya, saya mencintai kamu sejak pertama kali bertemu dengan kamu malam itu, saat kamu kecelakaan saat motor kamu terserempet truk saya sudah menyukai kamu, bersediakah kamu menikah dengan saya" Tanya Agas membuka kotak cincin berlian 40 karat

Membuat teman-temannya takjub, Agas langsung melamar Liana dihadapan teman-temannya membuat Abrisam diam terpaku dan mengepalkan tangannya. Dia kesal karena Agas sudah star lebih dulu bahkan Agas sudah hampir mencetak gol di bandingkan dirinya yang bahkan star pun belum dan sekarang di paksa untuk mundur.

"Saya bersedia untuk menjadi istri dari pak Agas" Ucap Liana tersenyum lembut sangat lembut membuat Agas reflek memeluknya erat dan Ana langsung memisahkan mereka mengingat bagaimana mereka belum sah secara hukum dan Agama. Liana tidak mau membohongi perasaannya, dia juga memang miliki perasaan pada Agas sejak malam itu, perasaan kagum dan juga cinta karena sikap lelaki itu yang selalu menjaga jarak dengan lawan jenis, menjaga kesucian dirinya.

Kabar baik itu sampai kepada Firda membuat wanita paruh baya itu bahagia, dia menyiapkan pesta mewah untuk menyambut menantunya, Firda tidak pernah tahu rencana besar yang Agas susun tapi dia salut pada keberanian Agas mengejar cintanya.

Nikolas hanya tersenyum getir melihat pernikahan Agas dan Liana begitupun dengan Abrisam dia sudah berusaha melupakan perasaannya kepada Liana mencoba ikhlas dan profesional ketika bekerja karena harus berhadapan dengan pasangan suami istri itu. 


***


Siang hari di taman belakang rumah Agas dan Liana

Liana duduk sambil memainkan laptopnya, Abrisam sedang bermain bernama Giond putra pertama Agas dan Liana, sedangkan Agas tengah bermain dengan anak kedua mereka Anindita,

"Bagaimana kabar Kiara" Tanya Liana pada Abrisam

"Aku baru menjenguknya di rumah sakit jiwa" Balas Abrisam

"Kenapa tidak mengambil baby siter saja Liana dan kamu bisa kembali bekerja di kantor" ujar Abrisam

"Aku tidak mau, aku merasa bisa merawat mereka dan bermain bersama mereka, tentang pekerjaan ku di kantor aku bisa melakukannya dari rumah, karena perusahannya milik suamiku" jawab Liana singkat sedangkan Agas dan Abrisam hanya saling pandang.

Betapa bahagianya Liana memiliki Agas sebagai suaminya, karena Agas suami yang perhatian, sayang padanya bisa berbagi pekerjaan rumah dan Liana tidak mau menyewa baby sister dia ingin melakukan mengasuh anak-anaknya sendiri bisa selalu memantau tumbuh kembang anak-anaknya, agar anak-anak mereka tumbuh dengan kasih sayang orang tua tanpa kurang satu apapun, dan Agas selalu mendukung apapun kemauan istrinya.

Abrisam merasa semenjak Liana menikah sikapnya menjadi sangat tegas dan tidak pemalu seperti sebelum menikah mungkin karena terpengaruh oleh suaminya.

"Aku bahagia melihatmu bahagia Liana" Lirih Abrisam dalam hatinya, walau dia tahu jika perasaannya kepada Liana sulit untuk hilang tapi Abrisam akan berusaha menghilangkannya agar dia bisa menikmati hidupnya bersama seseorang yang mencintainya.





 THE END


Tidak ada komentar:

Posting Komentar