Sabtu, 08 Februari 2014

Blood Lover - Part 6



    Setelah semalaman mencari informasi mengenai lowongan pekerjaan, akhirnya Liana mendapatkan informasi jika di kantor utama Biotekno sedang membuka lowongan pekerjaan.

Pagi sekali Liana sudah berpenampilan rapih niatnya gadis itu akan interview saat di lift dia bertemu dengan seorang wanita yang membawa sampel banyak sekali, Liana tidak bisa jika tidak membantu gadis itu menawarkan bantuan.

"Kenalkan saya Ananda, bisa di panggil Ana" Ujar gadis itu memperkenalkan diri

"Saya Liana "Balas Liana menerima uluran tangan Ana.

"Terimakasih Liana, karena sudah membantu saya" ucap Ana tulus ketika mereka sampai di depan ruang laboratorium dan Liana meletakan sampel itu di atas meja besi warna putih, ruangan yang luas dan bersih itu menarik perhatiannya.

"Seharusnya sebelum seseorang masuk ke ruangan ini dia sudah membaca tulisan yang ada di pintu"Ujar seseorang yang baru saja masuk memakai jas labnya. Liana melihat tulisan yang tertempel di pintu staf only salahnya juga sih tidak membacanya.

"Saya akan segera keluar" Balas Liana, Ana yang melihat ketua teamnya kesal hanya tersenyum, dia tidak mau ikut campur, aura dingin yang dipancarkan ketua teamnya benar-benar bisa membekukan.

Liana keluar dari ruang Lab menuju tempat dimana dia akan interview, selama setengah jam Liana sudah selesai di interview, gadis itu sudah mempersiapkan materi interview mengingat besic yang dimilikinya berbeda dengan pekerjaan yang di lamar saat ini membuat Liana memiliki perisapan banyak terlebih gadis itu tidak menginginkan kegagalan. Liana harus mendapatkan pekerjaan ini.

Setelah Liana keluar ruangan, peserta lain bergantian masuk, setelah selesai interview semua peserta, seseorang menempelkan kertas pengumuman siapa saja yang lolos, Liana tersenyum samar dia masuk satu-satunya orang.

"Ibu Liana, mari ikut saya" Ujar seseorang menghampiri Liana mempersilahkan dirinya masuk ruangan, gadis itu tidak langsung duduk, dia berdiri mengamati seisi ruangan yang mewah dan rapi kaca besar dari ruangan ini dapat melihat langsung pemandangan di lantai bawah sana.

"Silahkan duduk Liana," Ujar seseorang membalikan kursi kerjanya.

"Terimakasih, " Balas Liana gadis itu duduk di sofa yang ada di ruangan itu,

"Maksud saya duduk di hadapan saya" Jelas seseorang itu, membuka amplop coklat yang berisikan Biodata diri Liana.

"Apa alasan anda melamar pekerjaan di perusahaan ini, jangan bilang karena membutuhkan pekerjaan ini, banyak sekali orang-orang diluar sana yang juga membutuhkan pekerjaan berikan saya alasan yang logis atau mungkin alasan anda sebenarnya karena anda menginginkan sesuatu di tempat ini ? Selidik Abrisam lelaki itu sudah menyelidiki Liana lebih jauh semenjak Kiara memberitahukan siapa gadis itu.

Liana terkesiap, Liana baru menyadari jika Abrisam pacar Kiara sekaligus pemilik Biotekno ini pasti akan tahu latar belakang tentang dirinya dari Kiara. Liana masih diam, menatap wajah lelaki di depannya dengan berani, benar apa yang di tebak lelaki itu barusan tapi Liana enggan mengakuinya.

"Jika tidak bisa memberikan saya alasan yang logis walaupun anda satu-satunya kandidat yang lolos dengan tegas saya akan menolak menerima anda disini" Jelas Abrisam, jelas sekali jika lelaki itu tidak mau menerima Liana, namun sayangnya keputusan ada pada Agas sebagai ketua team di Lab, harusnya Agas yang  melakukan interview pada Liana, tapi lelaki itu menolak.

"Bagaimana jika kita mengujinya terlebih dulu, jika dia layak kenapa tidak mempertimbangkan untuk menerima bekerja disini" Balas Agas muncul di balik ruang kerja Abrisam

"Baiklah,  mari Liana ikut saya, akan ada beberapa tes jika kamu bisa berhasil melewatinya kamu bisa bergabung disini, dan saya yakin kamu tidak akan bisa melewatinya" Balas Abrisam sambil tersenyum penuh arti, membuat Agas geleng kepala jika menekan seseorang Abrisam memang ahlinya termasuk membuat seseorang down.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar