Yulita meremas dada kirinya, jantungnya sangat sakit, kepalanya pusing, sempoyongan wanita itu berusaha untuk duduk meraba-raba kursi taman lalu mengeluarkan handphone di dalam tasnya, menekan angka satu untuk panggilan darurat.
Fahmi,
tolong jemput mamah di taman dekat cafe kamu bertemu dengan Kinan tadi.
Suara Yulita
tersedat, Fahmi tahu apa yang terjadi dengan mamahnya, lelaki itu
melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, setelah mengantar pulang Winda dia
kembali ke taman dan membawa Yulita masuk ke dalam mobil menuju rumah sakit.
Fahmi membawa Yulita ke ruang Instalansi gawat darurat kebetulan yang jaga adalah
Kinan, gadis itu cukup professional dalam bekerja buktinya dia tetap melakukan
tindakan pelayanan bersama dokter Fahmi.
"Gio
tolong kamu RJP pasien di bad 67 " Teriak Fahmi
Karena Fahmi
tahu, jika Kinan melakukannya gadis itu tidak akan maksimal, karena wanita yang
terbaring disana adalah keluarganya.
Gio sudah
melakukan sesuai intrusi Fahmi, pasien berhasil melewati kritisnya, Yulita
meneteskan air matanya,
"Kinan
mendekat lah sayang, mamah mau bicara" Ucap Yulita, Kinan menurut dan
mendekat ke arah Yulita yang terbaring lemah.
"Mamah
minta maaf, karena sudah meninggalkan kamu selama ini, maafkan mamah
sayang" ucap wanita itu lirih
"Memang
sakit sekali saat mamah meninggalkan aku, tapi aku sudah memaafkan mamah,aku
sudah berusaha ikhlaskan semuanya, berusaha menerima alasan kenapa mamah
meninggalkan aku" Ucap Kinan tersedu,
Yulita
tersenyum hangat, kemudian meminta Fahmi mendekatinya, Fahmi berdiri di samping
Kinan,
"Fahmi,
mamah minta tolong jaga Kinan ya dia adik kandung kamu" Ucap Yulita sendu, sedangkan Fahmi diam mematung mendengar ucapan Mamahnya, Gio yang juga ikut mendengar ada rasa lega yang luar biasa mengetahui jika Fahmi adalah kakak kandung Kinan.
"Mas...
" Panggil wanita itu pada suaminya
"Maafkan
aku karena belum menjadi istri yang baik untuk mas dan anak-anak" Ucap
Yulita
"Sayang,
jangan bicara seperti ini, ku mohon, cepat sembuh" Ucap Rian suami Yulita.
"Kinan,
mamah senang bisa melihat kamu di saat terakhir mamah, dan mamah juga bahagia
karena kamu bisa memaafkan mamah, hiduplah bahagia sayang, mamah sudah tidak
kuat lagi, ikhlas ya jika mamah pergi" Ucap Kinan sambil tersenyum
kemudian menutup matanya.
"Mamah...."
Teriak Kinan berhamburan ke pelukan mamahnya, namun Yulita sudah meninggal.
Fahmi ingin
menarik Kinan kedalam pelukannya, namun ternyata Kinan menarik lengan Gio yang
berdiri di belakangnya, merangkul tangan Gio dan menangis di bahu lelaki itu,
Gio menepuk bahu Kinan pelan, Fahmi merasa dadanya nyeri, mengetahui kenyataan jika Kinan adalah adiknya dan menatap Gio yang di peluk Kianan seperti itu.
Fahmi berjanji pada dirinya sendiri, dia akan menghapus perasaan itu, biarlah dia menyimpannya sendiri, saat ini dia harus menjaga Kinan seperti bagaimana seorang kakak menjaga adiknya.
"Yulita,
sayang kamu sudah meninggalkan aku, mana bisa aku hidup tanpa kamu" Ucap
Rian sambil memegang tangan wanita itu, namun dada kirinya sangat sakit Rian
kesakitan, serangan jantung tiba-tiba Gio dan Sinta melakukan
tindakan pada Rian,
Nyawa lelaki
itu sudah tidak dapat tertolong lagi, Rian menyusul Yulita.
Pasangan
suami istri itu meninggal di hari yang sama, hanya jam yang membedakan, perawat
dan juga dokter yang jaga IGD menyaksikan bagaimana kehilangannya Kinan juga Fahmi, mereka menyadari bahwa antara Fahmi dan Kinan memang ada kemiripan karena memang mereka sebagai saudara kandung.
****
Fahmi menatap dua gundukan tanah yang masih basah di taburi bunga, kedua orang tuanya
meninggal dalam hari yang sama, berapa cintanya Ayah pada mamahnya,
cinta yang terpisahkan karena maut
Fahmi menatap Kinan yang masih setia di depan gundukan tanah yang tulisan nisan
mamahnya, gadis itu tidak mengeluarkan air matanya, Fahmi hanya sekali melihat
Kinan menangis yaitu saat pertama kalinya Yulita menghembuskan nafas dari situ
Kinan tidak pernah lagi menangis, mungkin gadis itu menahannya.
Bagi Fahmi kehilangan yang lebih menyakitkan dari ini adalah saat Ayahnya meninggalkannya dan dia tinggal dengan kakeknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar